Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bijak Memaknai Ungkapan "Berbukalah dengan yang Manis"

13 Juni 2017   15:56 Diperbarui: 9 April 2022   14:41 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menarik dan mengedukasi, barangkali tiga kata itu sudah mewakili komentar saya pada salah satu video milik Om Deddy Corbuzier yang tepat seminggu lalu ia unggah pada akun YouTube pribadinya. 

Video yang hanya berdurasi 7 menit, dengan judul “BUKA PUASA DENGAN YANG MANIS?? BAHAYA!!! (ditulis kapital sesuai dengan judul video).

Tapi masa sih? Tunggu, jangan kontra dulu bilang ngga setuju, apalagi jika hanya modal baca judulnya. Om Deddy mengingatkan tuh, untuk “nonton sebelum komen!” Belum nonton? Tonton dulu gih!

Sebenarnya sudah dari 55 menit setelah diunggah, saya sudah menonton video Om Deddy yang ini. Dan waktu saya menegoknya lagi dan kemudian memutuskan untuk menulisnya hari ini, ternyata sudah lewat satu juta ditonton dan 30 ribuan orang menyukainya. Wow!

Uniknya lagi, dalam videonya, Om Deddy ternyata tidak benar-benar “sendiri”, karena di menit berikutnya ada percakapan (sepertinya via telepon) yang dilakukan Om Deddy dengan Ustadz Widjayanto di mana Om Deddy mengajukan pertanyaan mengenai berbuka yang manis dari sisi agama Islam. 

Singkatnya, Ustadz menjelaskan bahwa buka puasa yang baik adalah makanan yang fresh dan belum tersentuh “api” alias bukan olahan. Beliau menganjurkan makanan seperti kurma atau buah-buahan yang mengandung gula alami untuk berbuka.

Nah, tidak sampai di situ saja video dari Om Deddy, karena di sisa menit lainnya Om Deddy juga menjelaskan soal indeks glikemi, hormon insulin, sampai soal gula bikin fat atau bikin gemuk. 

Ya, pembahasan gula dari sisi keilmuan yang kemudian membuat saya sebagai seorang yang terjun dalam dunia gizi ikut tergelitik untuk menekankan apa yang sudah benar dan menambahkan apa yang kurang dari penjelasan dari video tersebut.

Yuk yak yuuk!

Mengenal Gula!

Kamu kenal nggak yang namanya gula? Kenal yang mirip kamu, yang manis itu!

Eits, selama ini mengenal dan memakan gula hanya karena manisnya saja? Belum cukup. Pada dasarnya, gula adalah bentuk dari karbohidrat. Kalau dikelompokkan, karbohidrat ini bisa dibagi menjadi dua, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.

Kenapa disebut sederhana? Karena struktur molekulnya sedikit (hanya satu atau dua) dan mudah diubah dan diserap menjadi energi sehingga mudah juga menaikkan gula darah kita. Jika molekulnya satu, namanya mono-sakarida, seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa.

Dari tiga jenis gula sederhana tersebut, fruktosa disebut yang paling berbahaya apalagi kecenderungannya yang disimpan menjadi lemak tubuh. Fruktosa ini disebut juga dengan gula buah. 

Namun, hal ini bukan alasan untuk menghindari makan buah lho. Faktanya gula yang ada dalam buah adalah gula alami yang kadar fruktosanya juga rendah. Apalagi yang ditawarkan buah bukan hanya gulanya, namun ada vitamin, mineral, juga serat. Yang dihindari adalah yang "fruktosa buatan manusia".

Selanjutnya, gula sederhana yang memiliki dua molekul namanya di-sakarida yaitu gabungan dari monosakarida seperti laktosa (glukosa+galaktosa), sukrosa (glukosa +fruktosa) dan maltosa (glukosa+glukosa).

Pernah makan gula pasir? Itu disebut juga dengan sukrosa, dan termasuk golongan gula sederhana disakarida! Contoh lain karbohidrat sederhana adalah rata-rata buatan manusia seperti sirup, permen, cake, selai, biskuit. Sedang kalau yang alami adalah yang bisa ditemukan pada susu atau madu.

Kalau karbohidrat kompleks? Disebut demikian karena strukturnya memang tidak sederhana, terdapat 3 atau lebih molekul gula dan biasanya saling terikat. Oleh sebab molekulnya yang banyak dan terikat, tidak heran kalau karbohidrat jenis ini lebih lama untuk dicerna tubuh sehingga ketika kita memakannya, gula darah kita naik perlahan-lahan. 

Gula ini juga bukan sekadar gula, karena juga mengandung serat, vitamin, juga mineral. Contohnya? Bisa ditemukan pada sayur-sayuran yang kita makan, kentang, jagung,wortel, tomat, pisang juga beras merah dan masih banyak lagi.

Kenapa Gula (Karbohidrat Sederhana) Bisa Menyumbang Berat Badanmu?

Dalam proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah menjadi molekul lebih kecil untuk bisa diserap tubuh, yaitu glukosa (disebut juga dengan gula darah). Saat kita selesai makan, gula darah kita ini akan menjadi makin naik.

Bersamaan dengan naiknya gula dalam darah, organ pankreas mengirim sinyal kepada sel beta untuk mensekresikan hormon insulin untuk membantu mengontrol gula darah agar tetap terkendali. 

Jadi, kalau diibaratkan glukosa adalah penumpang, insulin adalah kendaraan angkutannya, dimana tugas insulin adalah mengantarkan glukosa pada sel-sel yang membutuhkan.

Namun sayangnya ,seperti yang sudah dijelaskan, ketika kamu memakan karbohidrat sederhana (seperti gula pasir,sirup, biskuit atau makanan yang ditambahkan dengan gula yang biasanya dibuat manusia) gula darah akan cepat naiknya. Hal ini membuat glukosa di dalam darahmu jadi berlebihan.

Saat kondisi seperti ini, hormon insulin kemudian menstimulasi hati (liver) dan jaringan otot untuk menyimpan kelebihan glukosa yang tidak digunakan tubuh. Bentuk simpanan glukosa ini disebut dengan glikogen dan berfungsi menjadi candangan energimu sewaktu-waktu misal selama kita berpuasa seperti sekarang.

Sayangnya, “ruang” glikogen juga punya batasan terntu. Jika glikogen sudah tidak muat menampung kelebihan glukosa, insulin akan memberikan “tugas baru” untuk liver, yaitu mengubah glukosa menjadi lemak (trigliseida) yang disimpan pada jaringan adiposa (lemak) dan lama-kelamaan bisa menyumbang berat badanmu deh.

Sebenarnya karbohidrat tak “sejahat” yang kamu kira. Karena dia tidak akan membuatmu menjadi gemuk ketika kamu tidak berlebihan, juga rajin berolahraga atau tidak mager (males gerak).

Katanya makanan yang manis-manis bikin diabetes? Tidak. Makan manis-manis bukan satu-satunya faktor mengapa seorang bisa terkena diabetes. 

Tapi kenyataannya makanan manis memang biasanya memiliki kalori yang tinggi sehingga bisa membuat berat badanmu bertambah naik. Peningkatan berat badan apalagi sampai obesitaslah yang menyebabkan kamu jadi berisiko terkena diabetes melitus tipe 2.

Bijaklah memaknai “Berbukalah dengan yang Manis”

Jadi, boleh apa tidak?

Boleh, berbuka dengan yang manis (syukur-syukur juga yang sayang, eh). Tetapi makanan yang mengandung gula tidak alami alias buatan manusia manusia seperti gula pasir, sirup, donat, cake, dan biskuit sebaiknya dikurangi ketika berbuka puasa. 

Jenis makanan ini memang membuatmu “bahagia” karena gula darah yang tadinya turun selama puasa jadi cepat naik, namun jika kebanyakan membuat lemas juga cepat akibat gula darah yang menurun drastis. Selain itu, seperti yang sudah disebutkan, bisa menyumbang lemak di tubuhmu juga jika terus-menerus dikonsumsi secara berlebihan.

Kalau sudah tahu begini, jangan heran lagi ketika timbanganmu malah makin ke kanan ketika banyak makan yang manis-manis ya!

Termasuk “janji manis” si dia, Kak?

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun