Pasalnya...
Untuk bisa lolos di sekolah ini memang tidak mudah, banyak seleksi dari mulai tahap administrasi, tes akademik,psikotes, kesehatan ,wawancara sampai pelantikan . Belum lagi saingannya, bukan hanya regional daerah jawa tengah, pun seluruh Indonesia. Makanya tak heran ada yang menyebut sebagai sekolah "miniatur indonesia", karena hampir seluruh provinsi di Indonesia punya perwakilan siswanya.
Sebagai sekolah dengan sistem asrama, setelah dinyatakan lolos adik tidak lagi tinggal di rumah. Dia dan bersama teman lainnya harus belajar mandiri, dari mulai pagi sampai malam dan pagi lagi dilaluinya dari hari ke hari disana. Semenjak di asrama, adik diijinkan untuk keluar atau disebut pesiar dihari-hari libur seperti minggu. Kalau untuk pulang ke rumah jarang sekali, karena harus punya ijin bermalam. Ada juga istilah IKK atau Ijin Keluar Kampus kalau semisal ada hal yang memang dirasa perlu, misal ke dokter gigi.
Nah akibat jarang ke rumah,bapak dan ibu yang sering menengok adik ke sekolahnya. Apalagi jaraknya dari rumah juga tidak terlalu makan waktu, hanya satu jam saja. Kesempatan ini juga sering saya gunakan untuk ikut bapak dan ibu mengunjungi adik.
Karena adik, saya tahu ternyata Taruna Nusantara memang berbeda.
Kalau bukan ada adik, mana saya tahu bahwa ternyata sekolah ini ternyata...luas!
Bicara soal fasilitas, selain asrama yang disebut dengan graha dan juga ruang kelas, ada banyak fasilitas lain yang juga turut disediakan untuk menunjang kegiatan siswa , sampai ada kolam renang juga disediakan! Tidak hanya itu, fasiltas lain seperti kelengkapan sekolah juga disediakan dari sini, seragam, tas, koper dsb. Soal makan juga terjamin, bahkan saya amati postur tubuh adik setelah masuk sekolah ini juga “jadi” sesuatu, karena selain latihan juga asupan makanan yang terpenuhi. Bukan hanya adik, teman-temannya yang perempuan juga punya postur yang proporsional. Bikin ngiri!
Setiap berkesempatan mengunjungi adik di sekolahnya, saya juga selalu takjub. Takjub karena anak-anaknya yang sopan dan selalu hormat.
Hormat?
Walau saya bukanlah orang yang gila hormat, tapi begitulah anak-anak disini diajarkan untuk hormat pada siapapun. Jadi, setiap mobil ayah melewati siswa yang kebetulan sedang jalan, siswa tersebut tak malu untuk memberi hormat. Wow..
Tak cukup sampai disitu. Setelah mengetahui dan berkenalan pada beberapa teman adik pun saya takjub saya tidak padam. Banyak teman adik yang selain pintar ternyata juga aktif di organisasi, bahkan nih kalau mau jujur waktu pelantikan siswa, saya berhasil dibuat menangis terharu gara-gara teman adik saya. Kenapa? Karena saya diceritakan perjuangannya yang sunggu luar biasa untuk masuk ke sini. Nol rupiah alias beasiswa!!!! Ya, sekolah ini membuka kesempatan bagi siapa saja tidak hanya yang ber-uang. Oya, siswa TN yang juga teman adik saya juga ada yang naksir menulis disini lho! Tulisannya tidak jarang masuk Headline!