Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ironi Sekolah Asrama dan Taruna Nusantara yang Saya Tahu

1 April 2017   23:21 Diperbarui: 3 Mei 2017   11:44 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://jogja.tribunnews.com

Tidak percaya.

Itulah respon pertama yang saya rasakan ketika mendapati berita tentang seorang siswa Taruna Nusantara (TN) yang meninggal dunia. Berita kematian mungkin wajar terjadi, namun bukan itu yang membuatnya jadi tidak mudah percaya, melainkan berita yang menyertainya, yang diduga dibunuh setelah ditemukan luka tusuk di lehernya.

Tragis. Tidak bisa saya bayangkan.

Sungguh, saya masih tidak percaya, belum percaya tepatnya. Apalagi, ditengah maraknya berita palsu atau hoax, membuat saya jadi orang yang sangat skeptis untuk menerima sebuah informasi. Bagaimana mungkin sih seorang siswa Taruna Nusantara, yang dikenal sebagai sekolah unggulan dengan siswa terbaik, bisa sampai muncul berita macam ini?

Yang sering saya temukan di mediapun, beritanya tak pernah mengerikan, sebaliknya berita yang muncul selalu soal kebanggaan, soal prestasinya sebagai pencetak generasi muda berkualitas, dengan siswa yang berpretasi baik akademis maupun nonakademis pun lulusan-lulusannya yang telah berhasil.

Setelah dikonfirmasi kembali oleh kakak ipar saya, yang juga merupakan alumni TN, ternyata kabar berita tersebut memang benar terjadi. Ketidakpercayaan yang saya rasakan berubah jadi rasa khawatir,cemas dan takut. Pasalnya, saya jadi teringat adik kandung saya, yang sudah hampir tiga tahun ini juga terdaftar menjadi salah satu siswa di sekolahan tersebut. Khawatir akan keselamatannya, cemas akan keadaannya juga takut jika terjadi apa-apa setelahnya.

Belum puas dengan informasi yang saya dapat dari kakak ipar, saya mencoba mencari tahu dari media online untuk memastikan kembali juga untuk menambah informasi yang ada. Jumat siang, berita di media online belum banyak yang membicarakan kasus ini, yang saya ingat saya baru mendapatkan berita dari laman detik.com.

Berita soal meninggalnya siswa Taruna Nusantara juga sempat membuat Ibu saya panik. Ibu baru pulang kerja saat mengetahui berita ini dan ternyata grup whatsapp sudah ramai membahasnya. Hal ini tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Bapak saya. Tidak menyangka!

Taruna Nusantara yang Saya Tahu

Saya bukanlah alumni. Saya hanyalah orang di luar kampus, awam, yang jelas tidak tahu banyak dan detail soal sekolahan ini. Namun, ijinkan saya membahas apa yang saya ketahui semenjak adik saya diberi kesempatan untuk menempuh pendidikannya disana.

Jika mengingat kembali dari awal, dari mulai seleksi sampai bisa lolos dan sekarang hampir menyelesaikan studinya, banyak  perjuangan yang sudah dilalui adik saya. Keinginannya yang kuat untuk mendapatkan kursi di bangku sekolahan ini bahkan berhasilkan merobohkan keraguan yang sempat dirasakan kedua orang tua saya waktu itu.  

Pasalnya...

Untuk bisa lolos di sekolah ini memang tidak mudah, banyak seleksi dari mulai tahap administrasi, tes akademik,psikotes, kesehatan ,wawancara sampai pelantikan . Belum lagi saingannya, bukan hanya regional daerah jawa tengah, pun seluruh Indonesia. Makanya tak heran ada yang menyebut sebagai sekolah "miniatur indonesia", karena hampir seluruh provinsi di Indonesia punya perwakilan siswanya.

Sebagai sekolah dengan sistem asrama, setelah dinyatakan lolos adik tidak lagi tinggal di rumah. Dia dan bersama teman lainnya harus belajar mandiri, dari mulai pagi sampai malam dan pagi lagi dilaluinya dari hari ke hari disana. Semenjak di asrama, adik diijinkan untuk keluar atau disebut pesiar dihari-hari libur seperti minggu. Kalau untuk pulang ke rumah jarang sekali, karena harus punya ijin bermalam. Ada juga istilah IKK atau Ijin Keluar Kampus kalau semisal ada hal yang memang dirasa perlu, misal ke dokter gigi.

Nah akibat jarang ke rumah,bapak dan ibu yang sering menengok adik ke sekolahnya. Apalagi jaraknya dari rumah juga tidak terlalu makan waktu, hanya satu jam saja. Kesempatan ini juga sering saya gunakan untuk ikut bapak dan ibu mengunjungi adik.

Karena adik, saya tahu ternyata Taruna Nusantara memang berbeda.

Kalau bukan ada adik, mana saya tahu bahwa ternyata sekolah ini ternyata...luas!

Bicara soal fasilitas, selain asrama yang disebut dengan graha dan juga ruang kelas, ada banyak fasilitas lain yang juga turut disediakan untuk menunjang kegiatan siswa , sampai ada kolam renang juga disediakan! Tidak hanya itu, fasiltas lain seperti kelengkapan sekolah juga disediakan dari sini, seragam, tas, koper dsb. Soal makan juga terjamin, bahkan saya amati postur tubuh adik setelah masuk sekolah ini juga “jadi” sesuatu, karena selain latihan juga asupan makanan yang terpenuhi. Bukan hanya adik, teman-temannya yang perempuan juga punya postur yang proporsional. Bikin ngiri!

Setiap berkesempatan mengunjungi adik di sekolahnya, saya juga selalu takjub. Takjub karena anak-anaknya yang sopan dan selalu hormat.

Hormat?

Walau saya bukanlah orang yang gila hormat, tapi begitulah anak-anak disini diajarkan untuk hormat pada siapapun. Jadi, setiap mobil ayah melewati siswa yang kebetulan sedang jalan, siswa tersebut tak malu untuk memberi hormat. Wow..

Tak cukup sampai disitu. Setelah mengetahui dan berkenalan pada beberapa teman adik pun saya  takjub saya tidak padam. Banyak teman adik yang selain pintar ternyata juga aktif di organisasi, bahkan nih kalau mau jujur waktu pelantikan siswa, saya berhasil dibuat menangis terharu gara-gara teman adik saya. Kenapa? Karena saya diceritakan perjuangannya yang sunggu luar biasa untuk masuk ke sini. Nol rupiah alias beasiswa!!!! Ya, sekolah ini membuka kesempatan bagi siapa saja tidak hanya yang ber-uang. Oya, siswa TN yang juga teman adik saya juga ada yang naksir menulis disini lho! Tulisannya tidak jarang masuk Headline!

Sebagai seorang kakak, adik sangat kecil kemungkinannya untuk berbohong pada saya. Termasuk soal apa yang terjadi di sekolahannnya. Dan Alhamdulilah..selama ini, sampai dia sudah hampir menyelesaikan studinya, adik tidak pernah curhat soal adanya kekerasan disana. Yang ada, saya justru diceritakan dengan hal yang membuat saya jadi makin takjub lagi, seperti kakak tingkat atau abang yang lulus masuk ini,itu dan prestasinya. Hal positif yang banyak mendorongnya untuk mengikuti jejak si abang. Begitulah, jangankan untuk menganiyaya, mencontekpun punya sanksi soalnya.

Membayangkan apa yang dirasakan adik dan teman-temannya disana, saya jadi sulit menggambarkan bagaimana kelak perasaan saat perpisahan adik nanti, perpisahan dengan teman yang selama tiga tahun hidup bersama.

Iya..

karena saya lihat hubungan mereka bukan lagi hubungan teman atau sekadar sahabat, lebih dari itu adalah saudara, satu keluarga.

Dan Ketika Kabar Duka itu Datang..

Sampai tulisan ini dibuat, saya rasanya masih juga sulit percaya. Apalagi yang saya tahu, seperti yang saya jelaskan tadi terutama soal anak-anak yang berkarakter,berbudi luhur juga sekolah yang seleksinya ketat dan dikenal displin. Belum lagi kedatangan Pak Jokowi baru-baru ini yang juga mengapresiasi dan banyak menaruh harapannya.  

Kunjungan Pak Jokowi ke sekolah TN I http://ksp.go.id
Kunjungan Pak Jokowi ke sekolah TN I http://ksp.go.id
Memang, rasanya akan sulit untuk dipercaya. Mengingat, sepanjang perjalanan sekolah Taruna Nusantara dari tahun 90-an sampai sekarang, kejadian yang sampai menghilangkan nyawa ini baru kali pertama terjadi.

Dan..terungkap sudah.Hari ini, pelaku telah ditetapkan, dan masih temannya sendiri yang juga masih kelas 10 dengan motif sakit hati. Sedih sekaligus mengagetkan.

Selamat jalan Adik Kresna Wahyu, semoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu.Ibu pertiwi turut berduka, harus kehilangan salah satu tunas muda terbaiknya begitu pagi,terlalu muda.

Bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan.

Semoga menjadi yang pertama dan terakhir. Juga kondisi disana yang baik-baik saja, kondusif kembali. 

Aminnn

Salam,

Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun