"Kak..aku mau masuk jurusan ini..tapi aku milih mapel itu. Kira-kira ngefek gak yah"
Soal yang satu ini saya pun jadi kepikiran. Bagaimana kalau nanti misalnya nih adik saya mau masuk Kedokteran tapi ambilnya fisika? Bukankah harusnya lebih ke biologi. Eh, ternyata memang pertanyaan ini akan banyak muncul ke permukaan juga. Bahkan, Menristek pun mempertanyaakannya. Tapi berita ini baru muncul kemarin, dimana surat edaran sudah terlanjur sebar.
"...kebijakan yang diambil Mendikbud Muhadjir Effendy itu nantinya berpotensi menimbulkan ketidaksinambungan bagi pelajar yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi. Terlebih ketika mata pelajaran yang dipilih tidak linear dengan jurusan yang dipilih di perguruan tinggi..."
Tapi...coba perhatikan perkataan dari Pak Mendikbud Muhadjir Effendy yang ini,ya, sepertinya beliau juga sudah mengantisipasi akan masalah itu dengan memberikan tanggapan berikut :
“Pada dasarnya, UN ini tidak harus pada dasar perguruan tinggi. Kalau mau percaya atau tidak, silakan, karena PT punya tes sendiri juga mereka. Kecuali kalau PT sepakat tidak melakukan tes dan dasarnya UN, baru kita bicara agak serius. Kenyataannya, PT enggak pakai kan? Dan itu hak mereka, kita sangat menghormati,"
Kemendikbud dan Kemenristek tidak janjian dulu? Sepertinya emang begitu sih, tidak ada diskusi. Kalau sudah diskusi pasti tidak akan muncul pernyataan seperti diatas dan dibawah ini .hehe.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir berharap dapat berdiskusi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Dia ingin membahas soal surat edaran Kemdikbud yang mengatakan siswa SMA bisa memilih mata pelajaran (mapel) untuk ujian nasional (UN).
Karena UN yang lebih berwenang banyak memang Kemendikbud. Digarisbawahi saja apa yang menjadi penjelasan Mendikbud, bahwa pilihan mapel di UN tidak mempengaruhi jurusan yang kelak kamu pilih. Karena kalau dipikir lagi, UN memang tidak selamanya bisa jadi cerminan kemampuan siswa selama kecurangan dalam UN masih tak bisa dihindari seperti masih adanya kunci jawaban yang bocor atau masih menyontek? Ya, berita yang sudah tak mengagetkan lagi sih.
Bukan sok suci, yaa.. tapi Alhamdulilah, saya lebih percaya dengan kemampuan saya sendiri, walau rasa sakit hati itu ada saat mengetahui yang dapat bocoran mendapat nilai lebih. Intinya yang namanya kejujuran memang mahal dan langka. Nah, semoga usaha pemerintah dengan mengadakan ujian berbasis komputer atau computer based test mampu mengurangi kecurangan yang terjadi itu ya. Amin
Setuju dengan apa kata Pak Mendikbud, kedepannya memang ada seleksi lagi untuk meneruskan ke jenjang Perguruan Tinggi dan pihak Kemenristekdikti-lah (Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi) yang banyak berperan ditahap itu. SNMPTN yang diadakan sebelum UN, dan SBMPTN yang mengharuskanmu tes lagi. hehe.
Kok tes terus? Ya, emang gitu jalannya.