Sebagai seorang kakak yang memiliki seorang adik di kelas 3 SMA --yang juga karena kakak yang baik hati dan perhatian-, secara alamiah saya punya naluri untuk mencari tahu informasi mengenai "Gong" yang biasa muncul di akhir sekolah dan menjadi bagian yang penting dan sering dibicarakan. Apalagi kalau bukan Ujian Nasional, juga dua teman lainnya bernama SNMPTN dan SBMPTN.
Atau bukan hanya untuk adik kandung saya semata, pun adik-adik di luar sana yang akhir-akhir ini juga turut menanyakan hal itu pada saya. Yuk..dimulai saja, ya.
Berubah-ubah, Itu Sudah Biasa
Tahun berganti, sistem ujian nasional pun ikut-ikutan. Ya, sudah bukan sesuatu yang baru, jika pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selalu mengubah sistem dalam ujian nasional. Ada saja yang beda dari tahun yang sebelumnya.
Saya ingat, lima tahun lalu, ketika saya juga merasakan dan menjalani yang namanya Ujian Nasional (UN), ada kebijakan baru yang harus saya dapatkan bersama teman satu angkatan se-Indonesia. Waktu itu, yang membuatnya beda adalah sistem ujian dengan sistem paket. Kalau tidak salah lima paket (A,B,C,D,E). Agak ngeri juga waktu itu, takut dapat soal yang lebih sulit. Haha.
Dan di 2017 ini tentu ada perbedaan mengenai Ujian Nasional. Bahkan menurut saya pribadi, sistem UN tahun ini punya perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Apakah itu? Kamu Bisa Memilih Sendiri Pelajaran yang Akan Diujikan! Seriussss?
Dua hari yang lalu, ada berita cukup menarik yang saya dapat dari laman detik.com tentang surat edaran UN 2017 yang berisi bahwa siswa khususnya SMA dapat memilih sendiri satu pelajaran yang akan diujikan . Sebenarnya berita ini sudah muncul juga di laman resmi kemendikbud yang dipublikasikan tanggal 12 Januari malahan.
Pelajaran yang bisa dipilih dan dimaksudkan di sini adalah pelajaran peminatan atau jurusan. Misal pada peminatan IPA ada Biologi, Fisika dan Kimia. Maka siswa dapat memilih salah satu yang paling mereka kuasai yang nantinya akan diujikan bersama mata pelajaran (mapel) wajib lainnya yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Jadi jika ditotal, hanya ada empat pelajaran yang akan diujikan pada UN tahun ini, berbeda dengan sebelumnya yang berjumlah enam mapel.
Memang, jika dilihat dari maksud tujuannya, Kemendikbud sepertinya ingin meringankan beban siswa SMA dengan membuat siswa lebih fokus . Harapannya juga agar siswa bisa mendapatkan nilai maksimal karena mapel yang dipilih adalah mapel yang mereka kuasai. Mulia sekali, bukan? Oya.. UN juga bukanlah menjadi indikator satu-satunya untuk dikatakan lulus. Bahagia gak kamu, dek? Dulu saya belum lhoo..
Namun, ternyata muncul kebingungan baru; Apa mapel yang dipilih itu nanti akan berpengaruh pada pemilihan jurusan kuliah?
Ya, pertanyaan ini bukan hanya muncul dari adik saya. Adik-adik yang lain sepertinya juga jadi galau.
"Kak..aku mau masuk jurusan ini..tapi aku milih mapel itu. Kira-kira ngefek gak yah"
Soal yang satu ini saya pun jadi kepikiran. Bagaimana kalau nanti misalnya nih adik saya mau masuk Kedokteran tapi ambilnya fisika? Bukankah harusnya lebih ke biologi. Eh, ternyata memang pertanyaan ini akan banyak muncul ke permukaan juga. Bahkan, Menristek pun mempertanyaakannya. Tapi berita ini baru muncul kemarin, dimana surat edaran sudah terlanjur sebar.
"...kebijakan yang diambil Mendikbud Muhadjir Effendy itu nantinya berpotensi menimbulkan ketidaksinambungan bagi pelajar yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi. Terlebih ketika mata pelajaran yang dipilih tidak linear dengan jurusan yang dipilih di perguruan tinggi..."
Tapi...coba perhatikan perkataan dari Pak Mendikbud Muhadjir Effendy yang ini,ya, sepertinya beliau juga sudah mengantisipasi akan masalah itu dengan memberikan tanggapan berikut :
“Pada dasarnya, UN ini tidak harus pada dasar perguruan tinggi. Kalau mau percaya atau tidak, silakan, karena PT punya tes sendiri juga mereka. Kecuali kalau PT sepakat tidak melakukan tes dan dasarnya UN, baru kita bicara agak serius. Kenyataannya, PT enggak pakai kan? Dan itu hak mereka, kita sangat menghormati,"
Kemendikbud dan Kemenristek tidak janjian dulu? Sepertinya emang begitu sih, tidak ada diskusi. Kalau sudah diskusi pasti tidak akan muncul pernyataan seperti diatas dan dibawah ini .hehe.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir berharap dapat berdiskusi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Dia ingin membahas soal surat edaran Kemdikbud yang mengatakan siswa SMA bisa memilih mata pelajaran (mapel) untuk ujian nasional (UN).
Karena UN yang lebih berwenang banyak memang Kemendikbud. Digarisbawahi saja apa yang menjadi penjelasan Mendikbud, bahwa pilihan mapel di UN tidak mempengaruhi jurusan yang kelak kamu pilih. Karena kalau dipikir lagi, UN memang tidak selamanya bisa jadi cerminan kemampuan siswa selama kecurangan dalam UN masih tak bisa dihindari seperti masih adanya kunci jawaban yang bocor atau masih menyontek? Ya, berita yang sudah tak mengagetkan lagi sih.
Bukan sok suci, yaa.. tapi Alhamdulilah, saya lebih percaya dengan kemampuan saya sendiri, walau rasa sakit hati itu ada saat mengetahui yang dapat bocoran mendapat nilai lebih. Intinya yang namanya kejujuran memang mahal dan langka. Nah, semoga usaha pemerintah dengan mengadakan ujian berbasis komputer atau computer based test mampu mengurangi kecurangan yang terjadi itu ya. Amin
Setuju dengan apa kata Pak Mendikbud, kedepannya memang ada seleksi lagi untuk meneruskan ke jenjang Perguruan Tinggi dan pihak Kemenristekdikti-lah (Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi) yang banyak berperan ditahap itu. SNMPTN yang diadakan sebelum UN, dan SBMPTN yang mengharuskanmu tes lagi. hehe.
Kok tes terus? Ya, emang gitu jalannya.
Semoga sukses ditanggal 3-6 April untuk adik SMK dan 10-13 April 2017 untuk adik di SMA dan MA . Jujur itu penting dan mahal lho!
Ketika membicarakan Ujian Nasional, tentang SNMPTN dan SBMPTN pun seperti sudah menjadi satu paket yang berkesinambungan. Ya,beberapa adik-adik ternyata sempat menanyakan soal seleksi masuk perguruan tinggi ini. Lucunya, saya dan adik yang bertanya pernah gagal paham soal penggunaan istilah keduanya.
Di jaman saya pada lima tahun lalu, istilah yang familiar digunakan untuk seleksi masuk adalah SNMPTN jalur undangan dan tulis. Belum muncul namanya SBMPTN.
Ternyata di tahun 2017 ini, SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi ) yang dimaksud adalah menggunakan prestasi akademik, lewat rapor, dari semester 1-5 untuk yang masa belajar 3 tahun dan 1-7 untuk yang masa belajarnya 4 tahun (SMK). Bisa baca lengkap di laman resminya di sini deh ya. Nah, kalau jaman dulu eh jaman saya ini namanya jalur Undangan.
Yang beda dari jaman saya lagi, kali ini jalur SNMPTN punya porsi tergantung dari akreditasi sekolahnya. Tentu, yang berpredikat A akan punya kesempatan lebih banyak. Dan menurut saya, ini adil. Karena biasanya mendapat nilai bagus di akreditasi A itu lebih sulit. #belajardaripengalaman
Saat ini waktu pemrosesan SNMPTN sudah mulai dilakukan, lho. Pihak sekolah adik-adik yang akan bertugas memasukan data rapor dan tugas adik-adik nantinya memverifikasinya. Setelah itu, dari panitia pusatlah yang akan menentukan mana yang bisa ikut mana yang belum beruntung. Seleksi dijadwalkan pada tanggal 15 Maret-15 April, dan pengumumannya ditanggal 26 April. Semoga mendapat yang terbaik ya!
Jika Belum Beruntung SNMPTN, Masih SBMPTN
Bagi yang belum lolos, adik bisa ikut SBMPTN. Kalau yang ini, jaman saya namanya SNMPTN tulis. SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) adalah jalur seleksi dengan tes yang dilakukan bersama-sama.
Bersamaan dengan pendaftaran ulang bagi yang lolos SNMPTN, SBMPTN akan dilaksanakan pada 16 Mei 2017. Ada 3 tes yang bisa dipilih dan ini tergantung dari pilihan jurusanmu, tes saintek bagi yang mau ambil jurusan IPA seperti kedokteran atau teknik; tes soshum bagi yang mau ambil jurusan IPS seperti akuntansi atau komunikasi; dan campuran bagi yang minat dikeduannya misal teknik dan komunikasi.
Namun, yang jelas wajib kamu temui adalah Tes Potensi Akdemik atau TPA. Buatlah poin yang banyak diisini dek. Oya katanya bisa memilih 3 jurusan ya? Wooow..dulu aku mah cuma dua. haha. Jangan lupa juga kalau SNMPTN gratis yang SBMPTN bayar 200ribu. Selengkapnya di sini.Bisa baca ini deh kalau perlu ; Pengingat untuk adik yang berjuang di SBMPTN
Gitu dulu..
Tulisan ini dibuat semata-mata atas dasar keresahan saya sebagai kakak dan juga bentuk kepedulian terhadap adik-adik yang masih andilau, antara dilema dan galau.
Ku doakan yang terbaik untukmu,dikadik..
Jangan bingung,ya.
Salam,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H