Bagaimana cerita kopdar pertama saya? Ada di Menemukan Kompasiana Dimeriahnya Kompas Kampus Jogjakarta. "...Asal kalian tahu bahwa suasana gedung cukup crowded, tak jarang ditemukan wajah-wajah kecewa tak mendapatkan kursi. Pertempuran dalam hati pun terjadi, meninggalkan atau menemui. Dan sebuah pertanyaan dalam hati yang begitu luar biasa dorongannya adalah “Sudah sampai di Jogja, mereka ada di sini..dan kamu masih aja duduk gak menemui mereka?..”
Setelah itu, terjadilah kopdar lain. Seperti saat Bertemu Mbak Gaganawati dan Berbicara “Bertahan di Ujung Pointe”."...Dari radius 3 meteran saya mulai menduga-duga, apakah benar wanita yang mengenakan rok itu mbak Gana?. Saya makin dekat, dan makin mantap untuk menyapanya. “Mbaaaak Ganaa!!!”. Kemudian Mbak Gana menoleh dan... “Eh Listhiaaaa”. Pertemuan pertama kamipun sempurna terjadi..."
Lalu agar makin lengkap...
Karena Belum sempurna kompasianer jika belum mendatangi Kompasianival. Tahun 2015 adalah kali pertama saya mencobanya, Sensasi Kopi Darat di Kompasianival ; Tidak Ada Pertemuan yang Kebetulan,kan? Dan benar, di tahun ini buktinya saya mengulanginya lagi. Ketagihan? Iya. Dan kali ini saya mencoba mengikuti acara Kompasianival sampai selesai tidak seperti tahun lalu. Meski begitu, Kompasianival memang Boleh Selesai, Pertemanan Kita Jangan Sampai lho ya.
"...Secara agenda yang tersusun, Kompasianival sudah selesai. Tetapi ada yang tidak, kenangan dari pertemuannya, yang malah baru terasa dan jadi membuat kita teringat. Jadi oleh-oleh yang dibawa sampai ke rumah, juga sampai di hati, tanpa harus was-was menjadi kedaluwarsa..."
4. Menikmati Tiap Dinamika yang Terjadi Disini , Toh Semua Berhak Punya Pilihan
Kompasiana sudah delapan tahun, dan saya baru seperempat mengenalnya. Dalam durasi dua tahun bergabung, sedikit-sedikit saya mulai belajar memahami apa yang terjadi.Karena disini ternyata tak hanya tawarkan tulis dan membaca, juga pembicaraan lain seperti gosip-gosip tetangga #eh. Kalau soal itu, saya lebih memilih menyimak saja ,kecuali jika ada yang membawa nama saya deh. Disinikan niat cari ilmu dan berbagi juga relasi tanpa batas, bukan masalah apalagi musuh.
Oya, dalam perjalanan saya menulis disini sebenarnya ada bisik-bisik yang membuat saya “gerah”.
Seperti yang pernah sampai di telinga saya sendiri. Yang katanya saya mendapatkan headline gara-gara saya punya hubungan dekat dengan orang dalam. Disitu saya kadang merasa sedih,lho. Mengapa jadi menghubung-hubungkan tulisan saya dengan "hubungan dekat"?
Ganjaran headline atau pilihan dari admin, bukan dilihat dari siapa yang menulisnya. Tapi konten. Hal ini sudah pernah saya buktikan sendiri bersama kompasianer lain, ketika menulis dengan judul yang sama dan waktu penayangan yang sama juga. Hasilnya? Kedua tulisan itu dapat ganjaran pilihan semua, dan sempat membuat kompasianer lain kebingungan "Kok Judul Tulisan Bisa Sama?". Hehe. Piss ya. Nah, tolong tepis anggapan tersebut. Admin disini profesionalnya sudah teruji kok.
Lagi, hal yang menyakitkan lain yang masih ada hubungannya dengan kompasiana dan sekarang malah saya anggap momen terbaik, meski tidak ingin diulangi sih. waktu kompasianival 2015 itu.. mau berangkat salah stasiun, pulang ketinggalan kereta. Jadi membuat kesan saya soal knival 2015 berasa,banget.