Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Sosok Posma Siahaan, Dokter Spesialis yang Juga Jago Nulis

15 Oktober 2016   21:26 Diperbarui: 16 Oktober 2016   07:37 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dokter Posma I Facebook "][/caption]Kejadian-kejadian dalam menangani pasien, banyak menginspirasi tulisannya. Pekerjaannya sebagai dokter spesialis juga makin membuat pembaca percaya. Ditambah dengan gaya tulisan yang mudah dipahami dan telah banyak melahirkan Headline. Sosok yang satu ini pasti sudah sangat familiar,bukan?

Satu diantara dokter spesialis yang menulis di kompasiana dan cukup produktif adalah Dokter Posma Budianto Siahaan --selanjutnya akan saya panggil dengan dokter Posma--.

Seproduktif apa sih emangnya?
Terhitung sejak 23 Oktober 2010, beliau terdaftar di kompasiana. Setelah hampir enam tahun melakukan aktifitas menulis disini, sudah 1803 artikel beliau tulis dengan diantaranya 1029 menjadi pilihan dan 188 menjadi headline (data tanggal 15 oktober 2016). Dari tingkat keterbacaanya pun sudah mencapai 2,7 juta lebih!

Awal Perkenalan Saya dengan Dokter Posma
Saya tidak ingat pasti, pada tanggal berapa saya pertama kali mencoba berinteraksi dengan beliau. Namun yang jelas pasti, beliau adalah "saingan" saya di kanal kesehatan. Tolong jangan dibandingkan ilmunya, karena beliau dokter spesialis dan saya hanya fresh graduate yang masih anget-angetnya. Namanya juga proses belajar, daripada tidak sama sekali Hihi.

Setiap tulisan beliau tayang, saya selalu sempatkan untuk mampir dan meninggalkan jejak--kalau sedang kebetulan muncul ya--. Karena Bagi saya pribadi, tiap kali membaca tulisan beliau seperti saya sedang diberikan contoh studi kasus yang nyata, yang kemudian saya coba pahami dan jadi merasa 'oh..jadi gitu..'. Sebaliknya, ketika saya melihat dokter Posma meinggalkan jejak di tulisan kesehatan saya, saya jadi was-was. Jangan-jangan ada yang salah, dan berharap diampuni eh dikoreksi.

Ternyata interaksi di kompasiana saja tak cukup...
Di malam hari menjelang kompasianival. Saya cukup terkejut melihat dan membaca tulisan dokter Posma tentang "Manusia-manusia yang Paling Ingin Saya Jumpai di Kompasianival 2016", dimana saya ditulis pada urutan pertama. Duh dok..aku mah apa atuh..

Dan semua benar terjadi. Di kompasianival-lah saya bisa bertemu beliau. Untung sebelumnya saya sudah tinggalkan pesan, "Dok..jangan kaget..aku masih terlalu imut, beneran deh..". Jadilah,Gak terlalu kagetkan,Dok?

Kemudian, percakapan-percakapan pun hadir meski tak banyak.

Mengenal Dokter Posma Lebih Dekat
Pria yang genap berusia 44 tahun pada bulan Juli lalu ini ternyata tak pernah pergi jauh dari kota kelahirannya, yang terkenal dengan empek-empeknya itu.

Sejak menempuh pendidikan sekolah dasar sampai meraih gelar dokter spesialis dan sekarang telah bekerja di sebuah Rumah Sakit, beliau tetap setia pada Palembang. Meski banyak juga beberapa teman yang move on ke kota besar yang berada di Jawa, beliau punya pendirian dan alasan sendiri. Cinta,katanya.

"Dok, istrinya juga dokter yah ?", pertanyaan yang sudah saya duga jawabannya.
"Iya, dokter gigi.."
Dan benar apa yang saya duga.Beliau dan istri sama-sama berprofesi sebagai dokter. Dan sampai saat ini sudah dikaruniai tiga orang anak, laki-laki semua.

Saya dianggep anak angkat juga gapapa dok, biar ada ceweknya. Hihi.

Dokter Spesialis yang Jago Nulis

[caption caption="Dokter Posma berpose dengan buku pertamanya I Facebook "]

[/caption]Saat kami dipertemukan di kompasianival. Dokter Posma sempat memberikan saya dua buah buku hasil karyanya sendiri. Dari tulisan yang beliau kumpulkan di kompasiana.

Tidak tanggung-tanggung, sudah tiga buku beliau cetak sejak tahun 2012. Itu artinya dalam kurun waktu dua tahun saja sejak menulis di kompasiana, beliau mampu menghasilkan buku. Kamu kapan?

[caption caption="Dua buku yang diberikan kepada saya I dokpri"]

[/caption]Buku pertama dan kedua dari kumpulan tulisannya berjudul "Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter" Jilid 1 dan Jilid 2, diterbitkan masing-masing pada tahun 2012 dan 2013. Di buku ketiganya, beliau memberikan judul "Diary Sang Dokter" yang isinya hampir serupa mengenai pengalamannya menangani pasien.

Sebagai rasa terima kasih, saya tak lantas membuat buku tersebut berakhir di rak tanpa pernah saya buka. Tepat di malam ini, saya telah melahap habis kedua buah buku yang diberikan beliau yaituMengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter Jilid 1dan Diary Sang Dokter.

Buku yang pertama kali saya baca sampai tuntas adalah buku ketiga dokter Posma, Diary Sang Dokter. Mungkin karena warnanya merah muda juga secuil kata-kata di cover yang membuat penasaran.

Saat membuka halaman pertamanya, ternyata kertasnya masih punya nuansa berwarna merah muda dan dihiasi dengan ilustrasi pendukung yang beberapa menyiratkan sesuatu. Jadi makin tak sabar menghabiskannya. Tak butuh banyak waktu, terlebih gaya tulisan dokter Posma tidak susah untuk dipahami. Juga tidak bertele-tele, langsung ngena.

[caption caption="Kalau belum disuntik belum puas I dokpri."]

[/caption]Setelah habis, saya baru lanjutkan pada buku satunya. Dimana buku tersebut terlihat formal sekali dengan foto dokter Posma yang berwibawa jadi covernya.

Dari dua buku tersebut, ada kesamaan yang bisa ditemukan. Selain sama-sama bercerita berdasar pengalaman dokter dan pasiennya, dokter Posma membuat segmen-segmen pada masing-masing tulisan yang membuat pembacanya menjadi tidak akan bingung.

Tulisan-tulisan dibuku tersebut dibagi pada beberapa segmen seperti gigi mulut, saluran cerna, rematjk, gizi, diabetes, penapasan, ginjal dan hipertensi dan masih banyak lagi. Sengaja dibuat seperti itu agar pembaca tidak loncat-loncat dan bisa membayangkan suatu kasus di bagian yang difokuskan. Oya, beberapa komentar di kompasiana pun dimunculkan lho. Jadi sangat terlihat bagaimana interaksi yang dilakukan dokter dan pembaca adalah dua arah.

Diantara Banyak Kasus
Ada banyak kasus medis yang dokter Posma tuliskan. Dari yang sepertinya sederhana sampai komplikasi.

Misal, pada halaman 92 buku Diary Sang Dokterdengan judul Mulut Gadis Itu Tak bisa Ditutup Lagi Setelah Ketawa Ngakak , saya jadi tahu ternyata ada kasus saking semangatnya ketawa ngakak sampai harus di tangani dokter itu beneran nyata terjadi. Hikmah yang bisa diambil : kalau ketawa biasa saja,jangan lebay 

Juga ada kejadian so sweet bin baper, pada tulisan It's Like a Polyp of Love..Polyp of Love di Buku Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter Jilid 1 halaman 27, dimana di tulisan tersebut dokter Posma menceritakan seorang pasien wanita yang belum menikah mengidap polip di hidungnya dan harus menjalani operasi. Kebetulan dokter yang mengoperasinya seorang lajang. Ternyata lama-lama mereka menjalin kedekatan dan akhirnya sang dokter melamar pasiennya. Uhhh..so sweet.. Hikmah yang bisa diambil kalau sakit dan kamu jomblo berdoalah dokternya senasib,jomblo. Kali aja jodoh.

Berikut kutipan yang saya suka dari kisah diatas. "Inilah sebuah kisah cinta yang tumbuh, membesar dan bertangkai bak polip karena radang kerinduan dan saling kagum yang kronis telah terjadi di hati. Dan keduanya menamakan kisah cinta antara dokter dan pasien itu sebagai The Polyp of Love"

Masih banyak tulisan seru lainnya dari kisah nyata Dokter Posma. Saya tak akan menceritakan semua pada kalian, agar kalian mau baca sendiri. Dari dua buku yang sudah saya baca, hampir tak ada tulisan yang pernah saya baca sebelumnya. Mungkin karena tulisan yang dipilih disaat saya belum bergabung.

Setelah saya selesai membaca keduanya. Ada kutipan dari buku dokter Posma pada buku pertamanya yang saya suka, "Andaikan dokter bisa menukar dua nyawa. Akan kupindahkan nyawa semua orang yang tidak menganggap hidupnya berguna ini ke semua orang yang berjuang untuk hidup dan mencintai luar biasanya kehidupan"

At last but not least

Dari interaksi yang kami lakukan lewat dunia maya sampai kemudian akhirnya jadi nyata. Saya jadi punya simpulan sendiri, dan mungkin sifatnya subjektif. Bahwa beliau..

-- punya pendekatan yang baik baik pada pasiennya maupun orang disekitar. Hal ini pun tersirat pada tulisannya di buku Diary Sang Dokter hal 99, "..sebagai dokter, saya hanya bilang tidak boleh. Kalau dibilang sesekali boleh, pasti bapak akan jadikan alasan untuk sering melanggar pantangan. Lagipula bapak masih beruntung saya suruh berpantang makan. Kalau saya sudah membebaskan bapak makan apa saja, berarti bapak tidak bisa diapa-apain lagi..". Alhasil setelah dibilang gitu, pasien langsung manut lho.

Kemudian saya jadi ingat di kompasianival, beliau memang tak segan untuk menyapa orang dahulu dan langsung akrab begitu saja.  Mungkin karena sudah biasa, pendekatan dengan banyak orang dengan sifat yang beda pula.

-- tidak pelit berbagi ilmu. Walau menulis kebanyakan tak pernah dapat bayaran alias cuma-cuma. Jika dibanding dengan pendapatannya sebagai dokter yang sudah mencukupi. Beliau tetap saja masih menulis sampai hari ini. Tulisan yang kemudian jadi media edukasi pembacanya. Apalagi beliau juga membuka lebar kesempatan untuk yang ingin berkonsultasi

Ya ..begitulah dokter Posma yang saya kenal. Menjadi dokter spesialis ternyata tak membuat dokter Posma sibuk di ruang praktiknya saja, tetapi ada waktu yang beliau luangkan untuk berbagi ilmu, lewat resep kata-katanya.


Terima kasih dokter Posma, senang bisa berkenalan denganmu. Terus menulis dan berbagi ilmu..

Oya dok..saya ada keluhan, seminggu lalu saya sempat cek di laboratorium "perasaan" ternyata diketahui kadar "cintaku padanya" dibawah normal. Tetapi..malam ini kok ada rindu tapi hilang timbul. Juga pikiran yang masih terbayang wajahnya. Harus saya apakan dokter?hihi

#pasienbaper

#edisimalamminggu

Kamu sudah kenal,belum? Gih..kenalan..

Salam,
Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun