Diantara Banyak Kasus
Ada banyak kasus medis yang dokter Posma tuliskan. Dari yang sepertinya sederhana sampai komplikasi.
Misal, pada halaman 92 buku Diary Sang Dokterdengan judul Mulut Gadis Itu Tak bisa Ditutup Lagi Setelah Ketawa Ngakak , saya jadi tahu ternyata ada kasus saking semangatnya ketawa ngakak sampai harus di tangani dokter itu beneran nyata terjadi. Hikmah yang bisa diambil : kalau ketawa biasa saja,jangan lebay
Juga ada kejadian so sweet bin baper, pada tulisan It's Like a Polyp of Love..Polyp of Love di Buku Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter Jilid 1 halaman 27, dimana di tulisan tersebut dokter Posma menceritakan seorang pasien wanita yang belum menikah mengidap polip di hidungnya dan harus menjalani operasi. Kebetulan dokter yang mengoperasinya seorang lajang. Ternyata lama-lama mereka menjalin kedekatan dan akhirnya sang dokter melamar pasiennya. Uhhh..so sweet.. Hikmah yang bisa diambil kalau sakit dan kamu jomblo berdoalah dokternya senasib,jomblo. Kali aja jodoh.
Berikut kutipan yang saya suka dari kisah diatas. "Inilah sebuah kisah cinta yang tumbuh, membesar dan bertangkai bak polip karena radang kerinduan dan saling kagum yang kronis telah terjadi di hati. Dan keduanya menamakan kisah cinta antara dokter dan pasien itu sebagai The Polyp of Love"
Masih banyak tulisan seru lainnya dari kisah nyata Dokter Posma. Saya tak akan menceritakan semua pada kalian, agar kalian mau baca sendiri. Dari dua buku yang sudah saya baca, hampir tak ada tulisan yang pernah saya baca sebelumnya. Mungkin karena tulisan yang dipilih disaat saya belum bergabung.
Setelah saya selesai membaca keduanya. Ada kutipan dari buku dokter Posma pada buku pertamanya yang saya suka, "Andaikan dokter bisa menukar dua nyawa. Akan kupindahkan nyawa semua orang yang tidak menganggap hidupnya berguna ini ke semua orang yang berjuang untuk hidup dan mencintai luar biasanya kehidupan"
At last but not least
Dari interaksi yang kami lakukan lewat dunia maya sampai kemudian akhirnya jadi nyata. Saya jadi punya simpulan sendiri, dan mungkin sifatnya subjektif. Bahwa beliau..
-- punya pendekatan yang baik baik pada pasiennya maupun orang disekitar. Hal ini pun tersirat pada tulisannya di buku Diary Sang Dokter hal 99, "..sebagai dokter, saya hanya bilang tidak boleh. Kalau dibilang sesekali boleh, pasti bapak akan jadikan alasan untuk sering melanggar pantangan. Lagipula bapak masih beruntung saya suruh berpantang makan. Kalau saya sudah membebaskan bapak makan apa saja, berarti bapak tidak bisa diapa-apain lagi..". Alhasil setelah dibilang gitu, pasien langsung manut lho.
Kemudian saya jadi ingat di kompasianival, beliau memang tak segan untuk menyapa orang dahulu dan langsung akrab begitu saja. Mungkin karena sudah biasa, pendekatan dengan banyak orang dengan sifat yang beda pula.
-- tidak pelit berbagi ilmu. Walau menulis kebanyakan tak pernah dapat bayaran alias cuma-cuma. Jika dibanding dengan pendapatannya sebagai dokter yang sudah mencukupi. Beliau tetap saja masih menulis sampai hari ini. Tulisan yang kemudian jadi media edukasi pembacanya. Apalagi beliau juga membuka lebar kesempatan untuk yang ingin berkonsultasi