Saya dianggep anak angkat juga gapapa dok, biar ada ceweknya. Hihi.
Dokter Spesialis yang Jago Nulis
[caption caption="Dokter Posma berpose dengan buku pertamanya I Facebook "]
Tidak tanggung-tanggung, sudah tiga buku beliau cetak sejak tahun 2012. Itu artinya dalam kurun waktu dua tahun saja sejak menulis di kompasiana, beliau mampu menghasilkan buku. Kamu kapan?
[caption caption="Dua buku yang diberikan kepada saya I dokpri"]
Sebagai rasa terima kasih, saya tak lantas membuat buku tersebut berakhir di rak tanpa pernah saya buka. Tepat di malam ini, saya telah melahap habis kedua buah buku yang diberikan beliau yaituMengintip Kasus Medis di Balik Ruang Praktek Dokter Jilid 1dan Diary Sang Dokter.
Buku yang pertama kali saya baca sampai tuntas adalah buku ketiga dokter Posma, Diary Sang Dokter. Mungkin karena warnanya merah muda juga secuil kata-kata di cover yang membuat penasaran.
Saat membuka halaman pertamanya, ternyata kertasnya masih punya nuansa berwarna merah muda dan dihiasi dengan ilustrasi pendukung yang beberapa menyiratkan sesuatu. Jadi makin tak sabar menghabiskannya. Tak butuh banyak waktu, terlebih gaya tulisan dokter Posma tidak susah untuk dipahami. Juga tidak bertele-tele, langsung ngena.
[caption caption="Kalau belum disuntik belum puas I dokpri."]
Dari dua buku tersebut, ada kesamaan yang bisa ditemukan. Selain sama-sama bercerita berdasar pengalaman dokter dan pasiennya, dokter Posma membuat segmen-segmen pada masing-masing tulisan yang membuat pembacanya menjadi tidak akan bingung.
Tulisan-tulisan dibuku tersebut dibagi pada beberapa segmen seperti gigi mulut, saluran cerna, rematjk, gizi, diabetes, penapasan, ginjal dan hipertensi dan masih banyak lagi. Sengaja dibuat seperti itu agar pembaca tidak loncat-loncat dan bisa membayangkan suatu kasus di bagian yang difokuskan. Oya, beberapa komentar di kompasiana pun dimunculkan lho. Jadi sangat terlihat bagaimana interaksi yang dilakukan dokter dan pembaca adalah dua arah.