Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kabar Baik bagi yang Tak Bisa Makan Tanpa Sambal

28 April 2016   20:40 Diperbarui: 28 April 2016   21:48 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dailymail.co.uk / ilustrasi

Lidah merupakan salah satu dari lima pancaindera dari manusia yang memiliki fungsi sebagai pengecap rasa. Pada permukaan lidah terdapat tonjolan yang disebut papila. Taste bud (tunas pengecap) di papila berperan dalam mengindetifikasi rasa makanan seperti manis, asin, asam, dan pahit. Ya, karena memiliki lidah, kita dapat merasakan berbagai macam rasa makanan yang berbeda-beda.

Selain empat rasa tersebut, lidah juga dapat merasakan sensasi rasa yang lain. Salah satunya adalah rasa pedas. Rasa pedas memang cukup digemari lidah masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan olahan makanan rasa pedas yang makin banyak ditemukan. Bahkan, perkembangan kuliner kekinian pun tak sedikit yang mengusung rasa pedas sebagai menu andalan yang menjadikannya nge-hits. Seperti beberapa tahun yang lalu sempat booming olahan keripik singkong pedas, kemudian muncul lagi olahan mie, seblak sampai ceker ayam. Tak jarang, karena kepedasannya, nama makanan tersebut pun dibuat mengerikan. Misal, ceker setan. Hiiii.

Mengenal Capsaicin, Si Pembuat Pedas

Bahan makanan yang membuat rasa menjadi pedas adalah Cabai (Capsicum). Cabai yang yang termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae ini telah digunakan secara luas di seluruh dunia untuk bumbu masakan. Beberapa spesies cabai yang paling sering digunakan adalah di antaranya cabai merah (Capsicum annum) dan cabai rawit (Capsicum frutescens).

Dalam cabai terdapat senyawa kimia yang membuat cabai memiliki rasa pedas. Adalah Capsaicin, yang juga bersifat merangsang reseptor syaraf di mulut manusia dan dapat mempengaruhi proses syaraf berikutnya, yaitu menandakan tubuh dalam keadaan panas. Oleh sebab itu, tidaklah heran jika memakan makanan pedas dapat membuat tubuh seakan berada di tengah terik matahari dan kemudian membuat kita berkeringat. Inilah yang disebut efek diaforetik atau rangsangan pengeluaran keringat. Hal ini dilakukan tubuh untuk mengatur suhu tubuhnya.

Makan pedas dan Minum Dingin, Efektifkah?

Makan pedas dengan minuman yang dingin, jadi pasangan yang sering dipesan kebanyakan orang. Minuman yang dingin yang diharapkan dapat mengurangi sensasi pedas dan rasa panas di lidah. Lalu apa cara ini sudah benar?

Faktanya senyawa capsaicin adalah senyawa  kimia yang memiliki sifat tidak mudah larut dalam air (polar). Namun, larut dalam pelarut non polar seperti minyak. Karena alasan tersebut, menghilangkan rasa pedas dengan meminum air dingin tidak akan cukup membantu. Pilihan yang tepat untuk melarutkan rasa pedas adalah larutan emulsi asosiatif seperti susu. Kasein dalam susu dapat larut dalam air dan juga senyawa non polar. 

Pertanyaan selanjutnya, Apakah Makanan Pedas Bermanfaat bagi Tubuh Kita?

Selain menuntaskan rasa lapar, tentu kita berharap makan dapat memberikan manfaat tubuh yang lain. Termasuk dengan makanan pedas. Apa saja?

1. Mengulangi Lapar dan Meningkatkan Energi Ekspenditur (Energi yang dikeluarkan tubuh)

Capsaicin pada cabai ternyata dapat mengurangi rasa lapar dan meningkatkan energi ekspenditur – pembakaran kalori. Namun dalam penelitian tersebut, data yang diperoleh tidak relaistis pada kebanyakan penduduk Amerika.

Data diambil dari 25 orang non-overweight di mana 13 orang menyukai makanan pedas dan 12 orang sisanya tidak. Penelitian dilakukan selama enam minggu. Hasilnya konsumsi cabai merah meningkatkan suhu tubuh dan membakar kalori lebih.

2.  Penghilang Rasa Sakit

Capsaicin merupakan komponen aktif dalam beberapa obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang sifatnya sementara. Hal ini disebabkan karena capsaicin dapat menghadang sinyal sakit ke otak. Pengunaan capsaicin juga telah memperoleh ijin dari FDA –organisasi makanan dan obat di Amerika. Kalau sakit karena cinta? Beda lagi ya.

3. Menurunkan Tekanan Darah

Berdasarkan sebuah penelitian dari publikasi Cell Metabolisme, selain memberikan sensasi panas pada mulut, capsaicin juga dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi relaksasi. Namun, penelitian ini masih sebatas dilakukan pada tikus yang hipertensi.

4.Mencegah Obesitas

Penjelasan lebih lanjut dari poin pertama. Dalam sebuah pertemuan tahunan di Baltimore, peneliti dari Universitas Wyoming mendeskripsikan bagaimana diet capsaicin dapat menstimulasi thermogenesis dan pembakaran energi melalui aktivitas reseptor yang diekspresikan pada sel lemak cokelat (brown fat cells) dan sel lemak putih (white fat cells). Ekspresi itulah  yang dapat membantu untuk mencegah dan mengatur obesitas dan komplikasi kesehatan lainnya, seperti Diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular.

Ternyata konsumsi pedas tidak hanya membuat lidah panas dan berkeringat. Namun, juga memberikan efek positif. Tetapi yang perlu diingat, bahwa bukan berarti penggunaannya pun dilakukan berlebihan dengan harapan akan memberikan dampak positif yang banyak juga pada tubuh. Beberapa orang mungkin dapat menolerir rasa pedas yang luar biasa, sedangkan lainnya tidak. Memakan pedas bagi beberapa orang dapat memberikan rasa tidak nyaman pada perut atau bahkan bisa membuat Anda mondar-mandir ingin pergi ke belakang.

Satu lagi, faktanya dalam cabai terkandung zat gizi seperti sumber vitamin  C (lebih banyak dari jeruk), vitamin A, vitamin E, kaya asam folat dan kalium, rendah kalori dan natrium. Jadi, bagi yang tak bisa makan tanpa sambal, barangkali inilah kabar baiknya.

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun