Mohon tunggu...
Sulis Setiawati
Sulis Setiawati Mohon Tunggu... Dosen - Menulis adalah dunia alternatif ...

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jauh Sebelum Subuh Menjelang

7 November 2021   00:13 Diperbarui: 7 November 2021   00:21 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jauh sebelum subuh menjelang

aroma minyak panas bercampur tepung, gula merah, dan kelapa telah lebih dulu mengacau lelapku

menyelinap begitu saja

menembus celah-celah kelambu usang yang dipasang emak, sesaat sebelum aku berangkat tidur

jauh sebelum subuh menjelang

kudapati emak duduk bersama setengah kantuknya di depan kuali panas

matanya berjuang mengawasi kue-kue

agar tak kelewat matang barang sedikit

sesekali tangannya lincah menata sebagian yang telah siap

dan segera, harumnya mengepung gubuk kecil kami

dari berbagai penjuru

"tidurlah lagi. belum subuh" katanya selalu, kepadaku.

keringat emak berkejaran

jauh sebelum subuh menjelang

kami telah banyak bercerita

bersama tiang-tiang penopang gubuk yang melapuk dihantam waktu

dan setitik harap yang timbul tenggelam

dalam potongan-potongan mimpi

yang belum usai

jauh sebelum subuh menjelang

emak slalu menantiku pulang

jauh dari rantau

Jakarta, April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun