Mohon tunggu...
Lisa Cantik
Lisa Cantik Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tangisan Langit Ibukota

22 Maret 2016   17:49 Diperbarui: 22 Maret 2016   18:03 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anarcho-primitivism ini kelihatannya cukup relevan untuk digunakan dalam mengistilahkan paradigma sosial masyarakat Indonesia yang masih suka menjalankan cara-cara kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Tetapi kembali lagi, primitivism atau anarcho-primitivism adalah paham yang didasari oleh sebuah kesadaran ilmiah, sementara kondisi kondisi sosial yang terjadi di Indonesia tidaklah didasari oleh kesadaran akan sisi negatif dari sebuah perkembangan peradaban dan teknologi. Di satu sisi kita menghendaki perkembangan peradaban seperti negara-negara lain yang lebih maju, tetapi di sisi yang lain tingkah laku dan moralitas kita masih seringkali "set-back" jauh ke jaman primitif.

Saya melihat hujan yang mengguyur Jakarta pada siang ini sebagai sebuah paradox, disatu sisi saya menangkap isyarat turut bersedihnya alam atas gugurnya 13 putra terbaik bangsa dalam menjalankan tugas, disisi yang berbeda saya melihat tangisan alam atas perilaku primitive-anarkhis yang ditunjukkan oleh anak-anak bangsa lainnya disudut lain ibukota, karena urusan isi periuk.

Akankah langit negeri ini terus menerus menangisi apa yang terjadi dibawahnya? Tidak bisakan kita membuat langit negeri kita cerah, matahari tersenyum dan udara yang sejuk oleh perilaku kita yang civilized ?

Menurut saya, TNI tidak boleh terlalu lama terbawa oleh kesedihan atau kedukaan atas gugurnya para prajurit terbaik mereka, karena sesungguhnya mereka adalah pahlawan yang syahid. TNI harus segera menegakkan kepala, berbangga atas perjuangan, keberanian dan pengabdian yang telah ditunjukkan oleh para prajurit mereka. Terus berjuang memerangi musuh bangsa, dan teladani keberanian yang telah dicontohkan oleh ke-13 prajurit itu. Saya sedikit teringat apa yang disampaikan oleh Kapten Mike Kennedy, 

Komandan Unit Damkar dalam film Ladder 49, pada saat persemayaman Jack Morrison, pahlawan mereka yang gugur demi menyelamatkan nyawa seorang warga yang terjebak dalam kebakaran hebat di sebuah gedung. Kapten Mike menganggap bahwa cara yang paling tepat untuk menghormati kepahlawanan Jack Morrison bukanlah dengan berlama-lama berduka, tetapi segera berdiri tegak dan melanjutkan pengabdian yang disemangati oleh keteladanannya selama masih hidup.

 

Mari kita renungkan bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun