Mohon tunggu...
Reiko Hana
Reiko Hana Mohon Tunggu... Lainnya - bergabung nov 2024. Penggiat pendidikan keluarga. Writer . Menulis untuk lebih merasakan.

Muda atau tua tidak bergantung pada tanggal dalam suatu masa, tetapi keadaan jiwa. Tugas kita bukan menambah usia pada kehidupan, tetapi menambah kehidupan kepada usia. __Myron J. Taylor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Oversharing Tabir Pribadi yang Terkuak

22 Januari 2025   21:35 Diperbarui: 22 Januari 2025   21:34 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang lagi sharing ( design by freepik.com) 

Kamu mungkin pernah melihat  di media sosial  seorang menceritakan tentang hubungan intimnya, melampiaskan emosinya, pengantin baru yng menggugah foto privasi mereka, atau berbagi detail tentang anak-anak , istri atau suami mereka, info detail rumah mereka dan koleksi barang-barangnya, KTP atau saldo di rekeningnya?  Mereka mengunggah beberapa kali dalam sehari. Ini istilahnya oversharing.

Oversharing diartikan sebagai kebiasaan membagikan terlalu banyak informasi pribadi, baik secara langsung maupun di media sosial. Sebelum era media sosial saat in,  oversharing hanya dilakukan kepada teman  atau orang tertentu saja dan ditanggapi oleh orang tertentu juga , tapi saat ini setiap orang bisa melakukannya  kepada siapapun dan di manapun. Bahkan seluruh dunia bisa mengetahui dan mengomentarinya melalui media sosial.

Oversharing seperti tato di badan. Nampak bagus sesaat saja, dan  sulit ketika hendak dihapus apalagi di media sosial. Jika yang dibagikan ada hal yang positifnya atau tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, masih bisa dimaklumi  tapi jika yang disharing  adalah hal yang memalukan dan merugikan diri sendiri atau orang lain akan membuat penyesalan dan kecemasan.

Dalam buku Everything About Overthinking disebutkan bahwa oversharing meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Orang yang usianya lebih tua lebih cenderung selalu ingin berbagi informasi daripada orang-orang yang lebih  muda.   Perilaku ini bisa berbahaya karena  bisa saja ada pihak tertentu yang ingin memanfaatkan informasi pribadi dengan menyebarkannya.

Mengapa melakukan oversharing?

Ada beberapa alasan orang melakukan oversharing  antara lain : ingin terhubung dengan orang lain, terutama jika kesepian. Bisa juga karena berasal dari keluarga yang terbiasa oversharing dalam kehidupan sehari-harinya. Beberapa orang melakukannya  karena kecederungan narsistik , ingin selalu diperhatikan , haus pujian dan validasi atau kurangnya kesadaran akan batasan terhadap diri sendiri.

Jika hal ini dilakukan di media sosial kemungkinan besar karena ingin dikenal banyak orang. Terutama jika ia sering mengunggah konten dan menunjukkan sisi diri atau keluarganya  yang menarik. Dalam penelitian yang dilakukan jurnal Psychological Report menunjukkan oversharing khususnya di media sosial erat kaitannya dengan gangguan kecemasan. Hobi membagikan informasi secara berlebihan meskipun tidak termasuk gangguan mental, tapi kebiasaan ini mungkin saja didasari oleh itu.

Apakah oversharing berbahaya?

Informasi yang dibagikan secara berlebihan justru membahayakan diri sendiri misal mengunggah kemewahan rumah , ruangan dan perabotnya , uang , perhiasan, keberhasilan usaha akan mengundang orang jahat untuk mendatangi rumah  dan menambah iri dengki orang yang memiliki sifat tersebut .

Mengunggah hal yang pribadi secara emosional  tentang dirimu dan keluargamu misal kecantikan, kemolekan tubuh, kemesraan dengan pasangan, atau kelucuan anak-anakmu   bisa  memancing mata 'ain orang lain, mereka akan tahu tentang dirimu terlalu dalam atau titik kelemahanmu  dan ini membahayakan keselamatan diri  dan keluargamu.

Menceritakan kesedihan, penderitaan atau nasib malangmu di media sosial terkadang tidak mendatangkan empati pembaca malah mendapatkan cemoohan, sindiran bahkan tertawaan orang, dan ini dapat merusak mental dan psikismu. Solusi yang diberikan pun belum tentu pas denganmu.  

Hindari oversharing dengan lawan jenis, apalagi jika kamu sudah menikah.Oversharing dengan lawan jenis dapat berdampak negatif seperti menyebabkan koflik dalam hubungan rumah tangga, kecemburuan dan  rasa tidak percaya dari pasangan, membuat pasangan merasa tidak dihargai,dan akan menimbulkan rasa merasa senasib dan rasa nyaman dari lawan jenis  dan ini memicu bibit-bibit perselingkuhan.  

Perilaku oversharing yang berlebihan di media sosial  dapat terjadi  karena adiksi gadget, kebiasaan ini dapat membuat kamu melupakan dunia nyata, tidak terbiasa  bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan ,kurang peka dan empati, dan sibuk memperhatikan validasi orang dan kehidupan orang lain melalui media sosal.

Media sosial memang akan memudahkan semua orang untuk sharing apa saja dan kapanpun dengan cepat.  Semua orang dapat melihatnya dan memberi komentar, suatu hal yang sulit dilakukan pada generasi lalu.  Hal ini akan rawan menyebabkan fear of missing out (FOMO) atau perasaan takut ketinggalan hal-hal baru dan kekinian. Melihat kehidupan orang lain lebih baik dari kehidupanmu, ingin meniru atau hasrat ingin melebihi orang lain.

FOMO memberikan dampak besar pada oversharing dan dapat merugikan kesehatan mental pemiliknya. Kamu akan senang dan bangga dengan diri kalau banyak yang ngelike,  kalau tidak banyak yang ngelike atau  mereka berkomentar yang tidak tepat atau miring terhadapmu kamu akan merasa tidak populer, tidak berguna, JIka diberi komentar  yang menyakiti hatimu. Kamu akan marah, overthinking dan bisa menimbulkan kecemasan.   Mengunggah di media sosial juga  akan meninggalkan jejak digital. Meskipun kamu sudah lupa tapi  informasi tersebut masih tetap beredar di media sosial.  

Apakah oversharing selalu buruk?

Banyak orang mendapatkan penghasilan dari oversharing di media sosial. Para vlogger youtuber, reality show dan influencer dapat menjadikan media sosialnya sebagai mata pencahariannya.

Daripada mengutuki mereka yang oversharing , kita bisa  berempati dan mengingatkan dengan sopan bukan tempat untuk menertawakan mereka yang berbagi kisah kehidupan mereka.

Sebagai mahluk sosial kita sangat membutuhkan teman untuk berbagi suka dan duka. Bahkan berbagi itu menyehatkan, mengurangi kecemasan dan stres asal  kita tahu batasan apa yang boleh diceritakan mana yang tidak, dan tahu kepada siapa orang yang tepat kita bisa ceritakan permasalahan atau kondisi pribadi kita.

Bijak dalam oversharing

Kuncinya adalah adanya kesadaran diri  untuk mengetahui  batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk disharing ke orang lain atau publik, mencari tahu kapan  waktu dan tempat yang tepat untuk menceritakan dan memahami pengaruhnya terhadap kesehatan mental kita.

Cara mudah untuk berhenti oversharing adalah dengan meluangkan waktu sejenak untuk berpikir sebelum berbicara atau mengunggah. Pikirkan  efek riya dari informasi yang ingin kita bagikan. Bayangkan apakah tidak apa-apa kalau orang lain bergosip dengan unggahanmu? Pikirkan adakah pihak yang akan tersinggung dengan unggahanmu?

Kamu juga harus menahan diri untuk mengunggah sesuatu ketika emosi tidak terkendali misal sedang marah, terlalu gembira atau bucin,  karena mungkin saja kamu akan mengunggah sesuatu yang tidak benar, hoaks, menyinggung orang lain, meyebarkan aib atau aurat orang lain yang dapat merugikan dirimu dan orang lain. Kamu juga dapat berbagi dengan cara misalnya menulis dalam diary, jurnal, atau berbicara dengan orang yang kamu percayai yaitu orang yang tahu ilmunya dan tidak ada kepentingan denganmu.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun