Mohon tunggu...
Reiko Hana
Reiko Hana Mohon Tunggu... Lainnya - Bergabung nov 2024.Penggiat pendidikan informal.Writer

Muda atau tua tidak bergantung pada tanggal dalam suatu masa, tetapi keadaan jiwa. Tugas kita bukan menambah usia pada kehidupan, tetapi menambah kehidupan kepada usia. __Myron J. Taylor

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Badai Melanda Biduk Rumah Tangga

18 Januari 2025   12:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:05 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita menyadari bahwa di dalam rumah tangga ada salah satu pemicu munculnya masalah , sebaiknya segera diwaspadai  apalagi jika mulai adanya perubahan sikap  dalam interaksi suami dan istri .  Apa pun alasan  yang melatarbelakangi, sesulit apapun masalah tidak menjadi alasan untuk membenarkan perilaku KDRT.  

Pertengkaran dalam rumah tangga seringkali terjadi karena kedua belah pihak sama-sama bertahan menghadapi badai. Masing-masing tidak memahami cara berpikir pasangannya atau memaksa pasangannya harus sependapat dengan dirinya.

Menyelesaikan konflik suami istri itu bukan perkara menang atau kalah, sebab pernikahan itu bukan pertandingan. Diperlukan kedewasaan masing-masing dalam menghadapi masalah, maka hendaknya suami istri mengedepankan hal-hal berikut :

1. Respek

Respek pada orang lain adalah kunci dari semua tindakan yang akan kita lakukan kepada pasangan selain cinta. Cinta tanpa respek is nothing. Kita harus punya respek pada siapapun. 

Kesadaran bahwa kita manusia yang utuh artinya kita  harus menganggap  orang lain manusia seutuhnya  juga . Setiap individu punya hak dan kewajiban. Tapi hak dan kewajiban kita dibatasi dan beririsan dengan hak dan kewajiban orang lain. 

Saat suami menegur istri pada saat yang sama ada kewajiban suami untuk menghargai perasaan istri , hingga ia tidak menegur dengan merendahkan atau menyakiti hati istri , apalagi melakukan kekerasan fisik. 

Dan sebaliknya saat istri kesal dengan suaminya , dan akan menegur suami maka istri harus ingat bahwa ia tetap harus menjaga harga diri suaminya. Ia akan menyampaikan kekesalan hatinya dengan nada yang santuy agar suami tidak tersinggung, tapi pesan  tetap tersampaikan . Itu baru respek.

Respek berbeda dengan sungkan alias gak enakan. Suami tidak mau menasehati istri karena alasan takut menyakiti, tapi di belakang istri malah menceritakan kekurangannya pada keluarga atau teman atau  karena takut disangka gak menghormati suami, istri  diam saja di depan suami tapi di belakang suami malah menceritakan kejelekan  kepada  teman-temannya atau bercerita di medsos. Itu bukan respek.

Dengan bersikap respek kita sudah bisa membatasi diri kita untuk tidak melewati batas hak orang lain. Ketika kita ingin diperlakukan baik oleh orang lain, maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik. 

 2. Komunikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun