Pada kehidupan nyata ini, terutama mereka yang dikenal dengan sebutan Gen-z pastinya mengalami awal perkembangan mereka dengan mengenal kemudahan - kemudahan berupa teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan yang dapat juga menjadi negatif bagi kaum ini.
Mengapa? Karena, dengan adanya kemudahan ini akan menurunkan semangat juang mereka akan mencapai target kehidupan. Yang dapat dikatakan juga goals, yaitu guna untuk hal yang dapat memenuhi keberlangsungan hidup. Adapun lainnya, mudah tertekan dikarenakan daya juang yang rendah sehingga sulit beradaptasi dengan tuntutan tugas ataupun kerja. Dan di balik itu juga adanya peningkatan rasa kepercayaan diri yang mengurang sehingga timbullah rasa bersalah atau feeling guilty karena merasa tidak dapat memakai waktu dengan tepat, ataupun mereka yang selalu menyalahkan diri dan merasa salah akan apa yang ia lakukan atas kegagalan serta kesalahan. Â
Lalu, apa itu rasa bersalah ? Rasa bersalah ialah sifat  yang terkesan menyepelekan emosi kecil dan lambat laun akan membesar sehingga mengakibatkan perasaan tidak pantas akan sesuatu yang terus menurus akan menjadi lebih kompleks , itulah yang akan memperburuk kondisi mental, yang disebut juga  feeling guilty.
Para psikolog memandang  bahwa ada persimpangan  antara perasaan bersalah atau feeling guilty dan malu . Perasaan bersalah atau feeling guilty dialami ketika seseorang merasakan kekurangan dalam kepercayaan dirinya akan menghasilkan gejala -- gejala seperti depresi , kecemasan dan menyalahkan diri sendiri.
Normalnya, saat kita sedang di tahap hidup yang lemah seperti kepercayaan diri yang lemah, capek dan sebagiannya, cenderung perasaan itu sensitif dan rasa bersalah ini menjadi tinggi. Namun kecendrungan ini dapat diatasi dengan pola pikir yang mesti kita ubah secara sadar. Adapun cara untuk mengatasi feeling guilty menjadi baik dalam pola hidup kita, yaitu:
1. Tidak menjadi selalu sempurna
Adakalanya perasaan kita yang senang akan sanjung- sanjungan orang lain atas apa yang kita capai. Namun untuk hal ini cukup sebatas saja karena, hal yang memang kamu lakukan secara kesadaran penuh  tidak akan membawa kamu menjadi beban dan perasaan akan bersalah atas kegagalan yang mungkin akan terjadi saat mencapai suatu keinginan juga akan minoritas.
Sadar bahwa kesempurnaan hidup bukanlah yang selalu beruntung dalam menjalani hidup namun kesempurnaan hidup ialah lahir dari diri yang sedang berusaha akan memperjuangkan kebaikan dengan perasaan sadar akan salah dan benarnya dia.
2. Mengatakan  "tidak "  saat diperlukan
Rasa bersalah sebenarnya juga berguna menjadi pengaturan diri untuk mengatur hubungan antara sesama manusia agar adanya batasan -- batasan sehingga jauh akan dari permusuhan. Namun jika kita berlebihan dalam perasaan bersalah ini maka akan merusak kewarasan  diri kita.
Menurut beberapa orang mengatakan, bahwa mengucapkan  tidak  itu sangat berpengaruh dalam hidup sebagai bukti kita menghargai diri kita agar tidak terjerumus ke kesalahan yang sama. Kebanyakan orang lupa dengan kalimat penolakan ini dikarenakan takut akan diasingkan, takut tidak dapat menyenangkan orang lain dan sebagainya. Nyatanya orang akan lupa dan juga akan malah menghargai kita lebih dari apa yang kita bayangkan bila kita tegas dalam hal -- hal yang ingin kita lakukkan. Namun , akan sebalikknya jika mereka yang emang tidak paham atas menghargai keputusan orang lain.
3. Meminta bantuan jika perlu
Terkadang kita takut atau juga sungkan untuk meminta bantuan kepada orang lain, takut akan merepotkan orang lain , takut menggangu orang lain dan sebagainya. Albert Einstein mengatakan, "a person who never made a mistake , has never tried anything new" dapat kita simpulkan bahwa untuk mendapati hal baru maka kita mesti jauh dari perasaan bersalah yang tinggi sehingga  untuk mencoba dan meminta bantuan agar kita memiliki gambaran apa yang harus kita lakuin dapat dengan mudah dijangkau.
Â
4. Tetap melakukan apa yang ingin kamu lakukan untuk kesuksesanmu
Fokus untuk mencapai apa yang kamu mau, dengan melakukan hal- hal yang memang kamu inginkan itu tidak akan menggangumu dari kepentingan besosialisasi. Mereka yang senang dengan caramu mengejar impianmu akan mendukungmu, sedangkan mereka yang akan merasa bersaing denganmu akan menghambat jalan -- jalanmu. Jauhkan dirimu dari perasaan -- perasaan bersalah yang tidak beralasan yang hanya akan menghambat apa yang akan menjadi targetmu.
Hal -- hal diatas merupakan sebagian kecil cara untuk mengelolah rasa bersalah atau feeling guilty. Namun, setelah membaca beberapa point yang sudah di sampaikan diatas ada baikknya kita mengaplikasikan dengan baik dan lebih peduli atas diri yang sedang kamu huni. Beri sedikit ruang bicara dengan diri sendiri sehingga kamu jauh lebih dapat mengenal, mengetahui dan mengelolah perasaan yang harus dibenahi. Demikian yang dapat saya samapaikan lebih dan kurang mohon dimaafkan.
Referensi:
Aba shaar, M. Y. (2020). Self-reconstruction through the sense of guilt: A study of select masterpieces in the american fiction. British (Jurnal Bahasa Dan Sastra Inggris), 9(2), 48. https://doi.org/10.31314/british.9.2.48-62.2020
Guilt complex: Why you're always feeling guilty --- talkspace. (n.d.). https://www.talkspace.com/blog/guilt-complex/