Akhirnya, dari keranjang sampah ibu, cerita kami panjang lebar dan saya bercerita tentang riset saya yang juga berkaitan dengan manajemen sampah makanan di Kota Salatiga tempat dimana aku bekerja.Â
Lalu, saya bertanya, apakah Ibu membaca buku hasil penelitian tim saya? karena, saya memang membagikan link google play nya di grup keluarga saya. Namun, ibu saya berkata, keinginannya mengolah sampah makanan dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan sampah rumah tangga bukan karena buku tersebut. hehehe. Tapi, tentu saja saya sangat senang, mengagumi dan memuji ibu atas kebiasaan barunya. Ketika saya tanya, apakah susah, beliau justru mengatakan yang paling susah dan ribet dilihat itu adalah menyaksikan sampah organik dan anorganik bercampur aduk.Â
Estimasi Bappenas (2021) bahwa sebesar 80% food waste di Indonesia ditimbulkan pada tahap konsumsi oleh rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu upaya untuk mencegah timbulan sampah makanan adalah dengan mencegahnya pada tingkat rumah tangga.Â
Langkah sederhana namun sangat penting dalam upaya pengelolaan sampah makanan adalah dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan. Sampah organik yang sudah terpisah dari sampah anorganik tentunya lebih mudah untuk diolah karena interaksi kita terhadap sampah menjadi sedikit.Â
Bayangkan jika kita memiliki timbulan sampah yang tercampur aduk, untuk memilah organik dan anorganik tentu memerlukan waktu dan kesediaan kita untuk mencium bau yang kurang sedap serta menyentuh benda yang kotor. Situasi tersebut akan mengurangi keinginan kita untuk mengolah sampah akhirnya membuang begitu saja tercampur aduk dan tidak diolah.Â
Berdasarkan pengalaman saya, tersedianya dua jenis tempat sampah dalam setiap rumah tangga yang dikhususkan untuk organik dan anorganik meningkatkan keinginan untuk memilah sampah makanan dari sampah anorganik lainnya. Kebiasaan ini juga mendorong kebiasaan mengelola sampah organik secara mandiri.
Ayok mulai kebiasaan memilah sampah mulai dari diri anda sendiri. Memilah dan mengolah sampah makanan secara mandiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H