Bahkan sang kakek sudah bertekad menyekolahkannya sendiri.Kakeknya sudah berwasiat dengan menyiapkan dua hektar kebun kelapa untuk menyekolahkannya."Jadi saya sudah berazam sampai mati untuk tetap menjadi ustad," tegasnya.
Sementara itu, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) mendeklarasikan dukungan terhadap Ustadz Abdul Somad atau UAS untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Ketua ACTA Krist Ibnu Wahyudi berujar, UAS bisa diterima berbagai kelompok lapisan masyarakat.Karena itu, dianggap cocok untuk mendampingi Prabowo yang dianggap sebagai sosok nasionalis."Prabowo berlatar belakang militer, UAS sipil.Â
Prabowo nasionalis, UAS religius," ujar Krist di kantor ACTA di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa siang.Krist menerangkan, ACTA siap mendorong UAS dan mendampingi Prabowo saat mendaftarkan ke Komisi Pemiliah Umum.Sebab, Prabowo dan UAS dianggap pasangan yang melengkapi."Kami harapkan pasangan Prabowo-UAS segera didaftarkan ke KPU," ucap Krist.
Presidium ACTA dan Koordinator PA 212, Habib Novel Bamukmin, menuturkan pemilihanUAS juga selaras dengan rekomendasi dari ijtima ulama."UAS adalah ulama yang paling tahu situasi kondisi di masyarakat Indonesia," ucap Novel.Novel berharap, partai-partai koalisi keummatan cerdas mengambil isyarat.Menurutnya, UAS pasti bersedia untuk mendampingi Prabowo padaPilpres 2019.
"UAS Insyaallah bersedia asalkan kalau sudah dideklarasikan partai-partai koalisi umat langsung menempatkan, dideklarasikan UAS bersedia," kata Novel.Novel mengatakan, UAS didorong oleh Ijtima Ulama dan alumni 212 di Palembang.Menurut Novel, UAS memang tidak mengaku tidak siap menerima langsung juga tidak siap untuk tidak menerima.
"Dan memang beginilah akhlak ulama menerima tidak, menolak juga tidak. Akan tetapi UAS tidak akan pernah mau menawarkan diri mempersiapkan diri. Itu akhlaknya ulama yang memang tidak ada ada ambisi kekuasaan," kata Novel.Novel menyebut, pimpinan PA 212, FPI dan pihak GNPF Ulama sudah menemui Somad di Palembang terkait hal ini."Sudah berkumpul ketua PA 212 Slamet Maarif kemudian juga dari GNPF Ulama, Kiai Sobri Lubis (Ketum FPI) sudah bertemu dengan UAS di Palembang," tutur Novel.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan kita di perbolekan meminta suatu jabatan dengan syarat-syarat tertentu namun apabila syarat-syarat itu tidak ada dalam diri pribadi kita makan jangan sekali-kali kita bermain-main dengan nya.Â
Dan mengenai tetntang hadis yang melarang seseorang untuk mencalonkan diri atau meminta jabatan baik jabatan negara, kemasyarakatan dan keagamaan seperti imam masjid, imam sholat, ketua rt/rw, lurah dan lain sebagainya. larangan ini hanya berlaku khusus bagi mereka yang lemah. Ada pun bagi yang mampu menjalankan dengan baik dan sesuai haknya.
Demikian pemaparan dari saya mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam pemikiran dan penyusunan karna yang sempurna hanya milik allah SWT Â Sampai bertemu lagi.
Trimakasih.