Mohon tunggu...
Lis Liseh
Lis Liseh Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Pengajar

Apoteker dan Pengajar di Pesantren Nurul Qarnain Jember | Tertarik dengan isu kesehatan, pendidikan dan filsafat | PMII | Fatayat NU. https://www.facebook.com/lis.liseh https://www.instagram.com/lisliseh

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gempita Revolusi Pertanian Berbudaya Industri

21 Mei 2019   09:17 Diperbarui: 21 Mei 2019   09:20 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama manusia masih membutuhkan makanan untuk melanjutkan hidupnya, selama itu pula sektor pertanian  akan tetap dibutuhkan. Namun pertanyaannya adalah, sejauh mana perkembangan pertanian di masa depan? Sebatas bertahan atau akan berkembang sepesat perindustriannya di kota-kota besar? 

Tapi bagaimanapun, optimisme tetap lebih dibutuhkan dari pada tenggelam dalam psimisme sehingga golongan mudanya berkompetisi mencari pekerjaan sesuai dengan tuntutan jaman dan menyerahkan sektor pertanian pada golongan tani tua di desa, hal semacam ini tidak akan menyelamatkan pertanian Indonesia. Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 bukanlah harapan utopis, sebab Indonesia termasuk negara pertanian terbesar di dunia.

Sumber: twitter.com/pemkotmalang
Sumber: twitter.com/pemkotmalang

Revolusi industri 4.0 mau tidak mau membuat sekor pertanian harus beradaptasi. Sebab statis adalah usaha bunuh diri, hanya yang dinamis yang mampu bertahan dan berkembang. Hibrida dari keduanya melahirkan "Pertanian Berbudaya Industri", yaitu pertanian yang digarap secara industri, membangun mental dan budaya masyarakat pertanian sebagaimana masyarakat industri. 

Masyarakat pertanian tradisional sebelumnya dicirikan dengan sifat komunal, kesadaran kolektif, orientasi primordial, teknologi sederhana dan keterikatan yang tinggi dengan alam. Sementara ciri perilaku masyarakat industri adalah pekerja keras, disiplin, hemat, efisiensi produktivitas, penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, berani mengambil risiko usaha tinggi, profesional serta mandiri.

Menurut Council on Food, Agricultural and Resource Economics, pertanian berbudaya industri adalah konsolidasi usaha tani yang disertai koordinasi vertikal dalam satu alur produk melalui mekanisme non pasar sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan pilihan konsumen.

Demi mewujudkan pertanian berbudaya industri, menurut Ginanjar, diperlukan beberapa kriteria berikut:

  • Pengetahuan merupakan landasan utama pengambilan keputusan, sehingga kebutuhan perkembangan dan kualitas informasi akan semakin tinggi.
  • Kemajuan teknologi sebagai instrumen utama dalam pemanfaatan sumber daya.
  • Mekanisme pasar merupakan media utama dalam transaksi barang dan jasa.
  • Efisiensi dan produktivitas adalah dasar utama alokasi sehingga menghemat biaya pengelolaan sumber daya.
  • Mutu dan keunggulan sebagai orientasi, wacana, sekaligus tujuan.
  • Profesionalisme
  • Perekayasaan harus menggantikan ketergantungan pada alam sehingga setiap produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pasar.

Namun perlu diperhatikan pula, transformasi pertanian berbudaya industri ini tidak boleh dilakukan secara revolusioner sebab dapat berakibat fatal. Namun tidak juga harus menunggu dengan sangat lamban, transformasi secara akselerasi atau evolusi yang dipercepat dapat dilakukan. Penerapan aplikasi teknologi baru harus dimbangi dengan kemapanan dan kematangan masyarakat tani untuk mengembangkan dan menggunakan teknologi tersebut. 

Sehingga, pertanian budaya industri ini tidak serta merta diartikan sebagai industrialisasi pertanian secara besar-besaran namun lebih pada memberikan edukasi terkait pola pikir, pola tindakan dan sikap petani tradisional ke arah yang lebih modern atau kekinian.

Penggunaan teknologi modern semoga tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produkivitas pangan, namun yang terpenting juga tidak memutus hubungan natural antara manusia dan alam, kelestarian lingkungan harus tetap dijaga demi kelangsungan hidup anak cucu kita.

 Jangan sampai mewariskan kehancuran ekosistem dan lingkungan hanya demi meraup keuntungan dengan cepat dan murah dengan memanfaatkan teknologi. Terutama sekali, revolusi pertanian harus bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun