Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memiliki keterampilan coaching untuk dapat  memaksilakan potensi -- potensi rkan sejawat. Utamanya bagi murid di kelas. Dengan coaching, memudahkan guru menggali ide ide solutif dari murid secara berkelanjutan agar mereka tidak kehilangan arah dan menuntun murid pada tujuan yang positif.
Paradigma berfikir coching sangat sesuai denga filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu tentang system among dan tut wuri handayani     yang semuanya bertujuan untuk menuntun murid pada keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya bagi mrid (utamanya) dan seluruh warga sekolah untuk menciptakan kondisi ell-being bagi sekolah.
Pemikiran Reflektif terkait pengalaman belajar
       Materi coaching untuk supervise akademik memberikan pengalaman yang baru bagi saya, utamanya dalam menerapkan percakapan coaching dengan menggunakan Alur TIRTA sehingga saya benar -- benar merasa lega Ketika saya dapat meuntun coachee menemukan solusinya. Dari modul ini saya mempu menerapkan prinsip -- prinsip coaching Ketika melakukan coaching dengan rekan sejawat dan murid murid saya. Namun, saya masih perlu banyak belajar dalam mengasah kompetensi inti coaching yaitu membuat pertanyaan -- pertanyaan berbobotketika melakukan percakapan coaching untk menggali ide ide kreatif dari coachee saya.
Dengan modul ini sangat signifikan berpengaruh terhadap kompetensi dan kematangan pribadi saya dalam melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dn murid saya untuk meningkatkan kinerja saya sebagai pendidik uang seharusnya memiliki berbagai kompetensi termasuk pengembangan diri coaching dalam supervise akademik.
Analisis untuk implementasi dalam kontes CGP
1. Pertanyaan kritis
Mengapa coaching selama ini belumditerapkan oleh pemangku kebijakan sekolah dalam hal suervisi akademik misalnya Ketika proses penilaian kinerja guru?
2. Tantangan
Penerapa coaching dalam supervise akademik belum diterapkan sama sekali di lingkup sekolah, masih berpusat pada metode pengembangan diri konseling dan mentoring.
3. Alternatif solusi