Mohon tunggu...
LISA UMAMI
LISA UMAMI Mohon Tunggu... Guru - GURU

"URIP IKU URUP"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

7 Oktober 2024   08:55 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc. supervisi kepala sekolah

COACHING

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media.

COACHING adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada masalah, berorientasi pada hasil dan sistematis.

Prinsip prinsi coaching antara lain :

  • Kemitraan
  • Proses kreatif
  • Memaksimalkan potensi

Kompetensi inti coaching antara lain :

  • Kehadiran penuh
  • Mendengarkan dengan RASA
  • Memberikan pertanyaan berbobot

Peran sebagi coach disekolah dan keterkaitannya dengan materi pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional

Coach dapat menggali ide ide kreatif coachee dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional, contohnya :

  • Sebagai coach rekan sejawat.

          Saya pernah membantu rekan sejawat saya dalam mengatasi permasalahan coachee tentang pemilihan media belajar dalam meningkatkan motivasi belajar sesuai dengan kebutuhan murid ( kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar).

  • Sebagai coach Ketika didalam kelas Bersama murid.

          Saya menerapkan tehnik mindfulness untuk supervise akademik murid, Ketika pra supervisi ( untuk presence/kehadiran penuh). Selain itu, semua KSE juga diterapkan dalam proses coaching, seperti : kesadaran sosial dan kemampuan berelasi.

Keterkaitan  keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran.

           Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memiliki keterampilan coaching untuk dapat  memaksilakan potensi -- potensi rkan sejawat. Utamanya bagi murid di kelas. Dengan coaching, memudahkan guru menggali ide ide solutif dari murid secara berkelanjutan agar mereka tidak kehilangan arah dan menuntun murid pada tujuan yang positif.

Paradigma berfikir coching sangat sesuai denga filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu tentang system among dan tut wuri handayani         yang semuanya bertujuan untuk menuntun murid pada keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya bagi mrid (utamanya) dan seluruh warga sekolah untuk menciptakan kondisi ell-being bagi sekolah.

Pemikiran Reflektif terkait pengalaman belajar

             Materi coaching untuk supervise akademik memberikan pengalaman yang baru bagi saya, utamanya dalam menerapkan percakapan coaching dengan menggunakan Alur TIRTA sehingga saya benar -- benar merasa lega Ketika saya dapat meuntun coachee menemukan solusinya. Dari modul ini saya mempu menerapkan prinsip -- prinsip coaching Ketika melakukan coaching dengan rekan sejawat dan murid murid saya. Namun, saya masih perlu banyak belajar dalam mengasah kompetensi inti coaching yaitu membuat pertanyaan -- pertanyaan berbobotketika melakukan percakapan coaching untk menggali ide ide kreatif dari coachee saya.

Dengan modul ini sangat signifikan berpengaruh terhadap kompetensi dan kematangan pribadi saya dalam melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dn murid saya untuk meningkatkan kinerja saya sebagai pendidik uang seharusnya memiliki berbagai kompetensi termasuk pengembangan diri coaching dalam supervise akademik.

Analisis untuk implementasi dalam kontes CGP

1. Pertanyaan kritis

Mengapa coaching selama ini belumditerapkan oleh pemangku kebijakan sekolah dalam hal suervisi akademik misalnya Ketika proses penilaian kinerja guru?

2. Tantangan

Penerapa coaching dalam supervise akademik belum diterapkan sama sekali di lingkup sekolah, masih berpusat pada metode pengembangan diri konseling dan mentoring.

3. Alternatif solusi

Coaching dengan alur TIRTA seharusnya dapat disosialisasikan secara terstruktur oleh pihak sekolah kepada bapak / ibu Guru agar dapat diterapkan secara berkelanjutan dan konsekuen.

4. Insight baru

Coaching dengn alur TIRTA seharusnya dapat disosialisasikan oleh pihak sekolah kepada bapak / ibu Guru agar dapat diterapkan secara berkelanjutan dan konsekuen.

Membuat keterhubungan

           Saya sangat bersyukur sekaligus senang dapat mempelajari modul 2.3 ini. kata Coaching sebelumnya hanya saya ketahui dari istilah olahraga dan setelah saya  mempelajari modul coaching untuk supervisi akademik, membuka wawasan saya tentang istilah coaching yang dapat saya terapkan kepada rekan sejawat dan murid murid saya dalam menggali potensi dan ide ide kreatif mereka dalan menemukn sendiri solusi pada setiap permasalahan yang mereka hadapi.

Saya tertarik dengan modul ini dan saya ingin memperdalam coacing juga melalui modul/ buku lain seperti buku yang berjudul "melampai batas leadership dengan coaching" karya AL Falah Arsedatama, saya mendapat ilmu dan mengambil pelajaran dari buku tersebut yaitu " apa yang boleh (do) dan apa yang tidak boleh dilakukan (don't) dalam melakukan kegiatan coaching". dan saya akan belajar melalui media lain seperti PMM serta dengan rekan sejawat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun