Pada periode awal karya Lempad terilhami dari cerita klasik, secara perlahan-lahan berkembang ke gaya yang lebih bebas, yaitu mengenai kehidupan sehari-hari khas Bali. Dimaksudkan dunia spiritual berbaur harmonis dengan rutinitas sehari-hari.
Goresan-goresannya khas, terlihat sederhana tapi unik. Kerap menggunakan warna hitam di atas kertas putih serta mampu menonjolkan kekuatan garis.Warna hanya digunakan untuk memperkuat aksen tertentu.
 Beberapa warna yang digunakan adalah merah, putih dan hitam serta sedikit aksen emas yang adalah bentuk penghayatan nilau filosofi Tri Datu (merah, putih, dan hitam) berpadu dengan nilai keilahian yang disimbolkan oleh prada (emas).
Sastra dari Indonesia yang terkenal dalam dunia internasional adalah Serat Centhini dan La Galigo, puisi epos penciptaan. Hasil karya Lempad adalah simbol budaya Bali sebagai jendela unggulan Indonesia menuju dunia.
Pameran ini berkonsep memperkenalkan karya-karya Lempad dengan jiwa Balinya namun pikiran dan karya bersifat universal. Berkesenian bagi seniman yang pernah mendapatkan penghargaan dari pemerintah RI pada saat HUT RI ke-25 adalah "ngayah", suatu konsep yang sudah banyak ditinggalkan di jaman sekarang, ketika berkesenian sebagai mata pencaharian.Â
Penghargaan yang dia dapatkan dari pemerintah RI dalam bentuk medali emas dan uang sejumlah Rp100.000. Uang tersebut diberikan kepada cucunya untuk membeli motor. Bagi Lempad berkesenian adalah jalan spiritual.
Karya-karya beliau yang ditinggalkan banyak dalam keadaan seperti belum selesai, namun hal ini adalah kesengajaan. Ia percaya "selesai" adalah milik Tuhan, dan dengan karya yang diselesaikan, ia berharap generasi berikutnya akan menyelesaikan, sehingga tradisi akan terus terpelihara.
Hal ini membuat saya bertanya kepada Gde Rai, "Apakah ada karya Lempad yang diselesaikan oleh orang lain ?" ternyata saat ini belum ada yang berani melakukan hal ini karena sulit. Lagi pula pada jaman itu seni diibaratkan meditasi, benar-benar menjiwai.
Bagi seorang pribadi Agung Rai, dia senang pameran mengenai Lempad diadakan karena dia adalah sosok seorang non akademis. Lempad tidak bisa membaca karena ia tidak bersekolah secara formal. Jadi, cara menuliskan nama di lukisan dengan mencontoh.
Unik bukan kehidupan seorang seniman asal Bali ? Wajar memang beliau dikatakan sebagai seorang maestro. Tak heran kalau Jean Couteau mengatakan Lempad adalah seorang genius.Â