Kalau teh kedua, namanya juga matcha, tentu rasanya pahit. Seperti yang saya tuliskan sebelumnya. Pesan karena penasaran proses pembuatan. Akibat suka baca komik Jepang, 'kan sering adegan ini.Â
Sempat diajarkan cara mengocok yang benar agar bisa berbuih oleh Jo. Yaitu hanya jari yang bergerak, lengan diam. Namanya baru pemula, masih belum dapat gerakan yang pas. Alhasil saya sibuk melatih gerakan ini dibandingkan menikmati citarasa minuman khas Jepang ini. Oh yah, sekedar info. Buih ini bukan disebabkan adanya campuran susu, tapi memang asli dari teh.
Waktu yang kami habiskan untuk minum teh plus makanan kecil kira-kira hampir dua jam. Menurut saya masih kurang, karena masih banyak hal yang masih saya mau tanyakan ke Mas Jo yang ternyata ikut membantu pembuatan buku berjudul Teh Minuman Bangsa-Bangsa di Dunia karangan Prawoto Indarto.
Hari ini pengetahuan saya bertambah, bisa menemukan teh andalan Indonesia. Mengapa saya bilang andalan? Karena memang hanya tumbuh di bumi Indonesia, dengan karakteristik yang unik. Karena rasa dari teh berpengaruh terhadap berbagai faktor terang Jo. Antara lain tanah, musim, pupuk bahkan sampai dengan tanaman lain yang ada di sekitar teh. Contohnya kalau ada rempah-rempah di sekitarnya maka teh tersebut akan keluar rasa pedas.
Astaga, hal-hal sepele saja menurut saya bisa pengaruh signifikan. Jadi sempat membayangkan apakah rasa teh dekat dengan tanaman cabe atau agak lebih ektrim sekalian Durian mungkin ? Ahaha... Namanya juga berandai-andai yang asal tembak.
Oh ya kalau mau berkunjung ke tempat ini bisa cek websitenya 1teahouse/ untuk mengetahui detailnya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H