Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Asyiknya Menebak Apa yang Terlihat dalam Lukisan Abstrak

20 Oktober 2018   02:33 Diperbarui: 21 Oktober 2018   09:50 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu itu Jakarta sedang dilanda hujan. Setelah panas berkepanjangan, akhirnya aspal kota yang baru melaksanakan Asian Para Games ini tersentuh tetesan air. Memang jadi suasana jadi menyegarkan, ditambah bonus macet lebih panjang. 

Ini membuat saya datang terlambat ke acara pembukaan pameran lukisan, patung dan fotografi bertema Resemblance of the Real. Yang diadakan di Museum Art:1 Kemayoran. Mulai dari tanggal 18 Oktober sampai dengan 2 November 2018 yang terdiri dari 10 orang seniman yang merupakan staf pengajar Program Seni Rupa-FSRD ITB. Dan benang merah acara ini tentunya seni abstak.

Menurut kurator pameran ini, Rizki A. Zaelani. Setelah saya tanya mengapa mereka ambil tema tersebut. Sebab para dosen senior di fakultas ini terkenal akan seni abstraknya. Tuturnya kata "Real" diartikan sebagai pengalaman hidup yang belum dikonsepkan, bisa juga dari pengalaman masa kecil yang tidak kita sadari. Jadi abstrak itu tidak meniru, sehingga tiap orang mempunyai cara pandang tersendiri.

dokpri (para seniman dan kurator berfoto bersama anak pemilik museum)
dokpri (para seniman dan kurator berfoto bersama anak pemilik museum)
Lalu, kalau kita perhatikan kalimat ini "Antara Nyata dan Kenyataan itu Berbeda". Agak membingungkan bukan? Baik, saya bantu perjelas. Nyata sama dengan jelas, Kenyataan sama dengan sesuatu yang telah terjadi. Kita suka menyamakan dua kata ini bukan? 

Dalam pameran ini mereka mau menunjukkan ada suatu hal yang nyata yang kita bisa rasakan dengan panca indera, tetapi bukan berarti hal itu adalah benar-benar kejadian yang benar-benar sudah terjadi.

Saya bercakap-cakap dengan Oco Santoso, yang dua karya diboyong ke tempat ini. Di mana diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) hari saja per lukisan. Saya sempat terkagum-kagum akan kecepatan dosen yang berpengalaman mengajar 25 tahun ini dalam menghasilkan sebuah karya yang matang. Benar-benar memang hebat di bidangnya. Bahkan murid-muridnya banyak yang lebih hebat dalam berkarya, tandasnya dengan nada bangga.

Dalam memberikan penjelasan kepada saya pun mudah dicerna. Harap maklum, biasanya bahasa seniman tidak mudah dipahami. Karena daya imajinasi mereka terlalu tinggi jadi sulit dituangkan dalam kata-kata sederhana.

Penjelasannya mudah. Dalam seni abstrak entah dalam lukisan, karya 3 dimensi atau fotografi. Obyeknya biasa tidak jelas. Yah... namanya juga abstrak, kalau lukisannya jelas nama alirannya jadi berbeda. 

Nah, asyiknya dalam menikmati ketidakjelasan itu, kita jadi menebak-nebak benda apakah ini karya seni ini ? Tiap orang berbeda-beda, tetapi tetap ada benang merahnya. Seperti lukisan di bawah ini.

dokpri (lukisan karya Oco Santoso)
dokpri (lukisan karya Oco Santoso)
Apa yang kamu lihat ? Kalau saya melihat laut, ada beberapa kapal kayu dan berkas-berkas cahaya menembus air laut. Saya tanya salah satu pengunjung, dia melihat perahu yang sedang menembus balok-balok es. 

Lalu yang lainnya berkomentar dia melihat hal sama tetapi ada detail lainnya berbeda. Wah, ini jadi seperti permainan tebak-tebak gambar saja. Lalu kami berputar melihat-lihat yang lain. Kembali lagi ke lukisan tersebut, gambar yang terlihat berbeda lagi. 

Kami pun terheran-heran. Ternyata benar yang dikatakan Oco Santoso. Dengan melihat lukisan abstrak, tanpa sadar yang terlihat dipengaruhi banyak hal. Contohnya pengalaman pribadi, suasana hati bahkan sampai hal yang sedang trend saat ini.

Bahkan dengan melihat lukisan abstrak dengan baik-baik, dalam suasana tenang. Kita mulai menarik diri dari dunia nyata, sendirian dalam keramaian. Karena di pameran jarang sendirian juga ya. Pada saat kita melihat apa yang muncul dalam karya tersebut menunjukkan kualitas kita. Bahwa kita pribadi unik.

Jakarta, 18 Oktober 2018

Museum Art:1, Pameran "Resemblance of The Real"

Seniman : Bambang Ernawan, Budi Adi Nugroho, Dadang Sudrajat, Deden Hendan Durahman, Dikdik Sayahdikumullah, Muksin MD, Nurdian Ichsan, Oco Santoso, Willy Himawan dan Zusta Roihan

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun