Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Perjuangan Hidup, Perjuangan Penuh Makna: Review Buku Wild Swans karya Jung Chang

1 September 2022   12:38 Diperbarui: 2 September 2022   02:42 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang sang Ibu, De-hong  

Chapter ketiga buku ini mulai menceritakan tentang sang Ibu. De-hong sudah menunjukkan kecerdasannya sejak kecil. Usia tujuh tahun ia sudah mulai bersekolah yang disediakan pemerintah Jepang.

Lahir tahun 1934, nama lahir Ibu adalah Ba Qin. Ia kemudian diberi nama De-hong (‘De’ berarti kebajikan, ‘hong’ berarti ‘wild swan’/’angsa liar’) oleh Ayah tiri-nya, Dr Xia. Ia tumbuh pada saat China dikontrol oleh pemerintah nasionalis yang melawan penyerbuan Jepang dan juga di kota Jinzhaou yang dikuasai oleh Jepang. Pada masa itu, setelah Perang Dunia Kedua berakhir, kota Jinzhou adalah kota yang penting. Dalam waktu empat bulan kota ini diatur oleh penguasa yang berbeda, oleh Jepang kemudian Rusia, komunis China kemudian Amerika yang mendukung Koumintang. 

Pada masa – masa ini  De-hong menyaksikan peristiwa – peristiwa penjarahan, mental penjajah yang merendahkan, pemerkosaan dan juga pembunuhan masal. Komunis menampilkan image yang lebih baik karena mempertahankan pendekatan damai, berperilaku lebih manusaiwi dan membuat beberapa fasilitas untuk masyarakat ada kembali dan juga membuat inflasi lebih stabil.

Karena sentimen inilah, De-hong bergabung diam – diam dengan Partai Komunis. Ia turut menyebarkan brosur/leaflat, mengorganisasi protes. De-hong bertemu dengan laki – laki yang kemudian adalah Ayah Jun Chang, Wang Yu yang juga bergabung di partai komunis. Wang Yu laki – laki pintar, propagandis yang materi leaflatnya selalu ditunggu. Ia berwawasan luas, menyukai sastra dan buku. Mereka berdua saling mengagumi dan melengkapi satu sama lain. Tidak heran mereka menikah tidak lama setelah bertemu. Mereka berdua sangat militan dan meletakkan kepentingan partai diatas segalanya.

Ayahnya masuk top 10 di partai yang berarti ia adalah satu dari 20 ribu kader penting. Tidak lama setelah Chang lahir, Ayahnya dipromosi menjadi gubernur di Provinsi Yibin. Orang penting nomor dua di provinsi, dibawah Sekretaris Pertama partai. Pada dasarnya partai dan pemerintahan berbeda namun tidak bisa dipisahkan.

Karena posisi Ayahnya itu, mereka hidup berkecukupan dengan rumah yang layak dilengkapi dengan penjaga, sopir, pekerja rumah tangga, wet-nurse (pengasuh yang menyusui bayi) dan juga nanny penjaga anak – anak untuk Chang dan keempat saudaranya.

Ketika kebijakan Revolusi Kebudayaan (Cultural Revolution) dan Lompatan Jauh Ke Depan (the Great Leap Forward) Mao Zedong gagal, kondisi berubah drastis. Periode 1966 – 1976 adalah periode yang bersejarah bagi China. Dua kebijakan Mao tersebut menghancurkan sendi – sendi negara. Hampir seluruh sektor hancur, swasta, politik, kekeringan dan kelaparan menewaskan berjuta orang. Ayah dan Ibu Chang juga sempat dikirim ke barak untuk bekerja sebagai petani.

Ada beberapa bagian soal tinggal di barak ini yang membuat terharu. Pada saat usia Chang 18 tahun, 10 hari sebelum tahun baru China, February 1970 ia mengunjungi Ibu dan Ayahnya yang ditempatkan di barak yang terpisah. Waktu menggambarkan pertemuan dengan Ayahnya (hal. 554):

My first sight of my father after over a year was harrowing. He was trotting into the courtyard carrying two baskets full of bricks on a shoulder pole. His old blue jacket hung loose on him, and his rolled-up trouser legs revealed a pair of very thin legs with prominent sinews. His sun-beaten face was wrinkled, and his hair was almost grey. Then he saw me. He put down his load with a fumbling movement, the result of overexcitement, as I rushed over to him. 

Perjumpaan dengan Ayah setelah lebih dari setahun menyesakkan. Ia berjalan terburu dengan membawa pikulan bermuatan penuh batu. Jaket biru tuanya terlihat melonggar dan gulungan celana memperlihatkan kedua kakinya yang kurus dengan otot – otot yang menonjol. Sinar matahari membakar mukanya yang telah berkerut, dan rambutnya hampir dipenuhi uban. Begitu ia melihatku, segera ia letakkan pikulannya dengan gerakan hampir limbung karena begitu senangnya ketika aku berlari menghampirinya. (sumber: terjemahan bebas penulis review). 

Gambaran pertemuan yang mengharukan. Dan ada banyak bagian – bagian dengan penggambaran penuh tenaga seperti ini.

Ayahnya yang kritis terhadap kebijakan – kebijakan Mao dianggap berbahaya dan menghianati partai. Ketika Wang Fu menuliskan kritikan dengan namanya, ia diserang oleh para pendukung  Mao dan dipermalukan secara publik, tinta disiram ke kepalanya, dipaksa menggenakan plakat di leher dengan dihujani umpatan dan celaan, berlutut di bidang penuh batu di bawah guyuran hujan. Kemudian Ayahnya dipenjara karena dianggap membahayakan partai. Karena perlakuan yang diterimanya, kesehatan fisik dan mental Ayah Chang terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun