Tak pernah terbersit untuk mendapatkan jaminan sosial. Ia hanya tahu hidup untuk bekerja yang ia bisa dan memenuhi kebutuhan makan hari itu, sambil berupaya menyisakan sedikit dari sisa ia bekerja untuk disimpan, untuk masa depan terutama anaknya.Â
Bukan disimpan di tabungan di bank. Sebab ia tak pernah mengenalnya. Baru setelah bekerja di tempat saya ia mengenal bank dan tabungan. Menjelang usia 50 tahun, ia baru memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan ini. Jika pembangunan adalah pemerataan, sungguh jauh jaraknya untuk Mbak Maya.
Sebetulnya saya agak terlambat mendaftarkannya karena sudah beberapa tahun, mungkin hampir 5 tahun, Mbak Maya bekerja di rumah kami. Namun baru beberapa bulan ini ia bekerja penuh dimana tahun-tahun sebelumnya hanya dua sampai tiga jam saja.Â
Saya sudah lama hendak mendaftarkannya namun karena satu dan lain hal termasuk lupa, selalu terlewat. Inilah pentingnya lembaga swadaya masyarakat seperti Jala PRT yang selalu menyuarakan dan mengingatkan bahwa ada kelompok yang sepi perhatian dan rentan terabaikan hak-hak mendasarnya.
Dalam situasi yang penuh kerentanan seperti ini, disamping saling mengingatkan, juga yang pasti memastikan bahwa kerentanan ini dapat kita tekan seminimal mungkin dengan memastikan bahwa ada hak-hak orang lain yang harus kita penuhi.
Itulah esensi kita ada, memastikan hidup yang berkelanjutan dan saling memanusiakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H