Mohon tunggu...
Lisa Fitriani
Lisa Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah (Universitas Negeri Semarang)

Penyuka tantangan, mudah beradaptasi. Hobi : Suka MotoGP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rumah Fosil Banjarejo, Kabupaten Grobogan: Kumpulan Fosil Terletak di Rumah? Bukan di Museum, Yuk Simak Selengkapnya

14 April 2023   19:20 Diperbarui: 14 April 2023   19:27 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik sudah dirasakan atau tidak, dengan adanya pengembangan dari wisata ini ternyata telah mampu memberi dampak positif pada kehidupan masyarakat, meskipun hal tersebut belum siginifikan. 

Tidak hanya membawa perubahan dalam aspek perekonomian saja, melainkan juga pada kebudayaan. Dimana masyarakat sekitar turut berpartisipasi dalam memperkenalkan kebudayaan tradisional, seperti halnya kesenian kotek lesung dan juga tari tradisional yang dimainkan masyarakat sekitar ketika menyambut pengunjung datang, dan biasanya untuk menyambut rombongan pengunjung yang datang.

Dengan adanya Rumah Fosil Banjarejo ini telah mampu memberikan warna baru sekaligusmemberikan dampak positif bagi masyarakat disekitarnya, karena setelah adanya rumah fosil dan diresmikannya Banjarejo sebagai salah satu desa wisata pada tanggal 27 Oktober 2016, Desa Banjarejo mulai dikenal dan menarik perhatian publik, yang mana sebelumnya diketahui sebagai desa yang miskin, tingkat pendidikan warganya yang tergolong rendah, pendapatan yang rendah dan juga merupakam desa tertinggal, akan tetapi kini sudah mulai bisa bangkit.

Fosil-fosil yang telah ditemukan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam suatu ruangan yang sifatnya pribadi tentu memiliki dampak yang kurang baik juga bagi pemilik rumah, yaitu kepala desanya maupun bagi nilai fosil itu sendiri. 

Rumah yang sifatnya pribadi dan kemudian dijadikan sebagai tempat dikumpulkannya fosil menjadikan rumah tersebut akhirnya mungkin dapat sedikit kehilangan privasinya, karena tentu banyak dikunjungi oleh masyarakat, meskipun secara pasti terdapat sekat pembatasnya. Kemudian, bagi para pengunjungnya bisa saja jadi kurang leluasa, karena letak fosil-fosil tersebut berada di rumah pribadi, bukan sebuah gedung yang dibangun khusus untuk menyimpan fosil-fosil tersebut, seoerti halnya museum. 

Meskipun pelaku pengembangan utama adalah masyarakat setempat, tetapi peran serta dari pihak swasta dan juga pemerintah juga sangat diperlukan guna untuk mendorong keberhasilan wisata ini, sehingga harapannya masyarakat setempat bisa lebih terbuka, sehingga dapat bekerjasama dengan para investor.

Bagi kalian yang pecinta fosil dan ingin melihat langsung fosil-fosil fauna dan gerabah peninggalan Kerajaan Kamulan, bisa banget untuk langsung berkunjung ke sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun