Berbicara mengenai otak dan intelegensinya maka pembahasan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana sih kecerdasan manusia itu, lalu apakah adanya otak kanan dan kiri kita itu hanyalah mitos dan apakah genetik dapat menentukan seperti apa seorang anak itu?
Seperti yang kita ketahui dari artikel-artikel sebelumnya bahwa otak manusia merupakan bagian yang sangat peting karena semua informasi yang kita terima akan di peroses terlebih dahulu pada otak, kemudian dalam waktu yang relative singkat otak akan memberikan respon yang sesuai dari informasi yang telah ditangkap oleh otak.Â
Bagian terbesar dari otak manusia di sebut sebagai cerebrum atau otak besar. Dilihat dari hasil pencitraan otak dengan menggunakan metode MRI (Magnetic resonance imaging) terlihat bahwa otak besar kita di bagi menjadi 2 bagian yakni otak kanan dan otak kiri. Namun, hasil pemindaian dengan menggunakan metode tersebut tidak menunjukkan hasil adanya bagian otak yang lebih dominan pada tiap individu.Â
Bahkan dari banyaknya penelitian-penelitian yang telah dilakukan tidak ditemukannya bukti yang kuat untuk mendukung teori dominan antara otak kanan dan kiri kita. Karena kedua sisi otak saling terhubung dalam menjalankan fungsinya dengan saling berkoordinasi.Â
Hal ini dapat kita lihat secara langsung dari kemampuan orang yang bisa menggunakan kedua tanggannya dengan lancar sekaligua atau yang sering disebut dengan ambidextrous. Dari penjelasan di atas maka tidak ada salahnya apabila kita mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan otak kita.Â
Karena dengan rasa keinggintahuan tersebut kita akan mengetahui hal-hal yang menari seprutar tentang otak kita.
Selain itu mungkin kita juga bertanya-tanya apa aja sih yang di perlukan untuk membesarkan anak yang lebih pintar? Lalu dalam 5 tahun pertama kehidupan apa sih yang harus dilakukan oleh para orang tua untuk memastikan bahwa anak mereka siap untuk sekolah?
Dalam kehidupan seorang anak, di ibaratkan ada jendela kecil yang dimana para orang tua dapat membantu membangun/ merancang pikiran untuk kesuksesan anak yang optimal. Masa depan anak-anak tergantung dari seberapa baik anda melakukan pekerjaan itu. Anda akan membesarkan seorang anak yang bijaksana apabila anda melakukan pekejaan anda sebagai seorang pengasuh dengan baik.
Dulu pendapat ilmiah pada umumnya mengatakana bahwa otak kita sejak lahir adalah otak kita uuntuk hidup. Sekarang asumsi tersebut telah dibantahkan karena dengan diciptakaannya metode pencitraan modern memungkinkan kita untuk melihat bagaimana otak kita berevolusi sepanjang hidup kita.Â
Otak kita di susun dan di bentuk menuju kedewasaan hingga usia tua, akan tetapi otak kita lebih banyak berkembang ketika kita masih pada masa anak usia dini/ Golden age. Jadi pada masa tersebut para orang tua di harapkan memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan anak-anaknya.
Setiap tindakan dan pengalaman meninggalkan jejak yang tidak  dapat di hapus dengan mudah pada ingatan anak, baik itu pengalaman baik ataupun suatu pengalaman yang buruk. Pengalaman baik yang di peroleh anak dpat membentuk ikatan pada otak yang mendorong kecerdasan dan kesejahteraan emosional.Â
Sedangkan bentuk pengalaman yang buruk akan menghambat pertumbuhan kecerdasan, membunuh sel-sel otak dan dapat membuat anak mempunyai permasalahan terhadap masalah belajar atau kesejahteraan emosionalnya di kemudian hari.
Intinya kecerdasan anak berkaitan erat dengan pengalaman yang diperoleh anak. karena dengan penggalaman yang di dapatkan anak akan mengarahkan anak sesuai dengan stimulasi yang di peroleh anak tersebut. Semakin baik stimulasi yang di dapatkan anak sejak dalam kandungan maka kecerdasan dan emosi anak akan terbentuk dengan baik saat anak tumbuh dewasa kelak.
Setelah membaca kalimat diatas mungkin kita bertanya-tanya, bukankah evolusi merupakan hal yang menentukan kecerdasan anak? dan bukankah kecerdasan anak di peroleh dari kecerdasan orang tuanya secara otomatis? Jika demikian lalu bagaimanakah fungsi gen orangtua terhadap kecerdasan anak?
Seperti yang telah kita bahas pada artikel-artikel sebelumnya bahwa otak kita mengalami yang namanya pertumbuhan dan perkembangan yang dimana pertumbuhan dan perkembangan tersebut nantinya akan menghasilkan pikiran yang cermelang apabila anak mendapatkan stimulus yang baik dan tepat.Â
Anak-anak dilahirkan dengan kemampuan biologis untuk memiliki IQÂ yang lebih tinggi seperti kemampuan pada normalnya, akan tetapi mereka tidak dapat mencapai potensi penuh mereka ketika mereka tidak dibina dan dipelihara secara keseluruhan pada tahun pertama kehidupannya.Â
Karna hal tersebut skor IQ anak dapat di peroleh dan dapat hilang sesuai dengan asuhan yang anak dapatkan, apabila anak diabaikan oleh keluargannya maka hal tersebut dapat mengakibatkan skor IQ anak menjadi turun.Â
Jadi kecerdasan pada otak anak di dapatkan secara bertahap sesuai dengan pengalaman dan stimulus yang anak dapatkan dan kecerdasan pada anak usia dini bukan di dapatkan langsung dengan sepenuhnya setelah anak di lahirkan.
Jangan biarkan anak-anak usia dini kehilangan kesempatan pertumbuhan padawaktu yang terbatas ini.
Ada cara yang mudah untuk membuat anak lebih pintar/ meningkatkan pertumbuhan otak anak, cara untuk meningkatkan pertumbuhan otak anak yakni dengan memberi anak makanan yang baik dan sehat yakni menu makanan 4 sehat 5 sempurna, memberi anak vitamin, mineral atau nutrisi yang dapat menunjang kesehatan/daya ingat otak dan menghindarkan anak dari depresi atau kecanduan zat-zat tertentu saat otak mengalami pertumbuhan yang spektakuler.Â
Karena hal-hal tersebut dapat merusak otak anak dan membuat IQ anak menjadi lebih rendah.
Selain itu orang tua juga dapat melibatkan anak dalam pengalaman yang melibatkan emosi, mulai dari beberapa minggu pertama kehidupannya atau meningkatkan performa anak dengan permainan dan aktivitas yang sesuai untuk anak usia dini. Dengan dilibatkannya anak dalam hal tersebut maka kemampuan emosional anak dapat berkembang dan kemampuan menalar kritisnya dapat di asah.
Para orang tua juga di harapkan memberikan screen time, yakni batasan pada anak dalam melihat layer seperti bermain game di komputer/ HP dan menonton tv.
Screen time ini perlu di perhatikan oleh para orang tua karena kelebihan waktu menonton acara dan berselancar di dunia maya pada masa kanak-kanan dan remaja dapat membuat nilai sekolah anak menjadi rendah dikemudian hari.
Adapun hal-hal yang dapat memicu kesulihat kognitif pada otak anak dan merampas sel-sel otaknya. Biasanya hal tersebut sering ditemukan pada makanan anak, maninan, pakaian, dan mungkin lingkungan sekitar anak. dengan demikian maka besarkanlah anak anda dengan pengasuh yang berdedikasi dalam lingkungan yang hangat, penuh perhatian dan rendah stress.
Karena setiap  keputusan yang diambil oleh para orang tua, mulai dari apa yang akan di  sajikan kepada anak hingga seberapa banyak program TV yang dikonsumsi oleh anak, dan bentuk asuhan yang lainnya akan memiliki pengaruh yang dignifikan terhadap pertubuhan otak anak.
Ingatlah bahwa Sebagian besar perkembangan otak anak berasa di bawah pengaruh asuhan orangtuanya.
Lalu sebenarnya apa sih kecerdasan itu?
Pada dasarnya kecerdasan adalah kemampuan memecahkan suatu masalah yang digunakan manusia untuk bertahan hidup. Hal tersebut termasuk dalam bagaimana cara untuk memperoleh makanan dan tempat tinggal, melawan pesaing seksual, ataupun menghindri bahaya.Â
Kecerdasan bukanlah dah tunggal, kecerdasan ini mencangkup kemampuan mengumpulkan tugas, belajar, menjadi kreatif, membuat strategi, atau berpikir kritis. Kita dapat menganggap bahwa kecerdasan itu seperti kotak perkakas yang dimana alat yang paling mendasar dari kecerdasan adalah kemampuan mengumpulkan informasi, menyimpan dan memakainya untuk belajar.Â
Yang dimana informasi tentang dunia dikumpulkan lewat indra kita, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba atau pengecap dan dapat membantu kita menjelajahi dan bereaksi terhadap dunia luar dengan sesuai. Namun makhluk hidup juga perlu mengawasi keadan tubuhnya, seperti rasa lapar dan rasa Lelah.Â
Informasi sendiri merupakan dasar tindakan semua makhluk hidup. Tanpa sebuah informasi kita akan berada di bawah kendli ingkungan sekitar, tidak mampu bereaksidengan sesuai atau fleksibel.
Alat kecerdasan yang kedua yakni ingatan. Ingatan di peroleh dari Informasi yang dapat kita simpan dan dapat kita gunakan kembali sehingga makhluk hidup tidak mulai dari nol lagi setiap kali dia melihat sesuatu yang penting. Ingatan bisa berupa kejadian, suatu tempat dan asosiasi, serta prilaku seperti mencari atau mengumpulkan makanan.Â
Sedangkan beberapa prilaku yang tergolong sulit harus diulang beberapa kali sampai dikuasai. Inilah yang di sebut dengan belajar atau alat ketiga dalam kecerdasan, yakni suatu proses untuk menyusun runtunan pikiran dan tindakan. Intinya yakni prilakuatau tindakan yang dapat diulangi, diragamkan dan diadaptasi.
Untuk suatu masalah yang lebih menantang, kita perlu lebih banyak fleksibilitas. Peralatan yang lebih canggih, dengan mengembangkan peralatan dasar. Kemampuan untuk menyelesaikan lebih banyak masalah seperti mengingat berbagai asosiasi, hubungan dari suatu hal dan trik mekanis.Â
Peralatan ini di sebut dengan perpustakaan ilmu. Selain perpustakaan ilmu alat kecerdasan dalam kotak perkakas kita selanjutnya adalah kreativitas. Kreatif berarti menciptakan atau menghasilkan seuatu yang baru dan berguna. Dalam hal kecerdasan ini berarti mengbuat hubungan yang baru dan tidak lazim menggunakan input ingatan dan keahlian untuk membuat solusi yang unik untuk suatu maslaah.
Alat selanjutnya yakni berhubungan dengan kehlian memecahkan masalah yang lebih canggih, yaitu perencanaan. Perencanaan berarti memikirkan kegiatan yang diperlukan untuk sebuah tujuan dan menyusunnya dalam suatu rencana. Saat mengalami kejadian yang tak terduga dan kesempatan yang baru, suatu perancanaan perlu di pertimbangkan apakah hal ini sesuai dengan rencana.
Semakin rumit masalahnya maka semakin banyak kombinasi peralatan yang digunakan untuk menyelesaikannya dan semakin banyak peralatan maka semakin banyak juga cara untuk memecahkan masalah kehidupan.
Adapun konsep penilaian kecerdasan anak dengan menggunakan tolak ukur kemampuan anak atau yang sering di sebut dengan kecerdasan majemuk. Teori dari kecerdasan majemuk ini pertama kali terapkan oleh Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul (Frames of Mind:Â The Theory of Multiple Intelligences).Â
Dalam buku ini disebutkan ada 9 kecerdasan majemuk pada anak usia dini. Kecerdasan-kecerdasan tersebut diantaranya kecerdasan verbal-linguistik, logis matematis, spasial-visual, kinestetik-jasmani, musical, intrapersonal, interpersonal, naturalis, dan kecerdasan eksistensial.Â
Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat membantu si kecil untuk merangsang dan meningkatkan perkembangan dirinya, sehingga si kecil dapat mencapai potensinya secara maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H