Setelah makan dan ngobrol sana-sini, dilanjut belanja oleh-oleh di super market yang bersebelahan dengan Food Court tempat kami makan. Di seberang jalan (dari pintu belakang plaza) ada halte, kami duduk-duduk di sana sambil menunggu grab, moda transportasi andalan.
Butterfly Park merupakan destinasi berikutnya. "Ndelok kupu-kupu ae nang Malaysia." Bukan, itu bukan tujuan utama. Indonesia sebagai negara beriklim tropis lebih kaya dalam hal keanekaragaman hayati, termasuk kupu-kupu. Guna menghilangkan rasa penasaran terhadap objek wisata tersebut, kami melaju ke sana naik grab dengan ongkos RM9 (dari Berjaya Times Square ke Taman Kupu-Kupu). "Oalaaah ngglethek ae.. apik-an Arboretum Sumber Brantas, Cangar!"
Tidak hanya hebat dalam bidang perhubungan, Malaysia sangat piawai dalam dunia pariwisata. Objek wisata sekecil dan sesederhana Butterfly Park tersebut bisa populer dan dikunjungi wisatawan dari berbagai negara. Saya tidak merekomendasikan untuk datang ke tempat ini, kecuali untuk kepentingan penelitian dan edukasi.
Taman ini tidak terlalu luas, hanya berisi tumbuh-tumbuhan dengan beberapa gazebo untuk rehat, air grojokan membentuk sungai kecil yang bergemirik dengan kupu-kupu beterbangan dalam batas jaring/rajut yang seolah menjadi atap taman tersebut. Selain itu, tiket masuk relatif mahal bagi orang asing, sebesar RM24 (sekitar 3x lipat lebih mahal dari pada harga tiket bagi warga negara Malaysia).
Hanya satu hal yang membuat saya bangga, di Butterfly Park ada jenis kupu-kupu yang habitat awalnya berasal dari Irian, Indonesia. Keterangan tersebut terpajang di dinding di tempat laluan pengunjung yang akan keluar taman.
Keluar dari Taman Kupu-Kupu, kami tak lagi tertarik terhadap objek wisata, ingin ke hotel saja istirahat karena semalam tak jenak tidur di dalam bus dari Penang. Hotel Youniq letaknya sekitar 50 km di luar kota Kuala Lumpur, tepatnya di Sepang (tidak jauh dari SIC MotoGP). Rencana selanjutnya: Malam Minggu di Sepang. Naik grab RM10 dari Taman Kupu-Kupu ke KL Sentral guna mengambil backpack yang dititipkan di Locker.Â
Dari Lantai 2 tempat Locker, kami turun ke lantai G menuju Medan Kereta, tempat bus segala jurusan terparkir di sana. Setelah membeli tiket di loket jurusan KLIA2 seharga RM12/orang, kami naik bus ke Sepang.
Ternyata semua penumpang harus turun di bandara KLIA2, tidak bisa turun di sembarang tempat. Baiklah, tak mengapa, toh semua yang kami jalani adalah bagian dari petualangan yang wajib dinikmati. Perjalanan kali ini agak panjang, memerlukan waktu sekitar 1 jam, alhamdulillah bisa nyicil tidur dalam bus.
Dropp zone penumpang di KLIA2, kendaraan besar seperti bus di selasar lantai 1, sedangkan kendaraan kecil seperti mobil, di selasar lantai 3 (Gerbang Kedatangan). Oleh karena itu, setelah turun bus, kami masuk ke dalam bandara, naik ke lantai 3, keluar pintu lalu memesan grab menuju hotel. Di sinilah satu-satunya grab yang pernah kami order dengan jarak tempuh paling dekat tetapi paling mahal ongkosnya yaitu RM45, mungkin karena ordernya dari bandara. Amanat: Jika ingin nikmatnya bertambah, maka harus pandai bersyukur sebagaimana isi Surat Ibrahim Ayat 7.
Sopir grab ini bernama Azis, dia menjemput kami dengan tersenyum dan mengucap salam "Assalamu'alaikum", Waaahh.... adem mendengarnya. Dalam perjalanan ke hotel, tak terlewatkan untuk memanfaatkan kesempatan berliterasi melalui sopir grab. Di sini semua sopir grab ramah, sopan, keren, dan berwawasan tentang tourism di negaranya.
Kami menuju hotel Youniq yang berada di wilayah Sepang. Sepang sudah termasuk ke dalam wilayah Negara Bagian Selangor. Sebagaimana yang pernah saya tulis di sini: Melaka 0 Mile bahwa Malaysia merupakan negara Monarki Konstitusional yang terdiri atas federasi 13 Negara Bagian: (1) Johor, (2) Kedah, (3) Kelantan, (4) Melaka, (5) Negeri Sembilan, (6) Pahang, (7) Perak, (8) Perlis, (9) Pulau Pinang, (10) Sabah, (11) Sarawak, (12) Selangor, dan (13) Terengganu. Selain 13 Negara Bagian tersebut, Malaysia juga memiliki satu wilayah Teritori Federal, yaitu (1) Kuala Lumpur sebagai Ibu Kota, (2) Labuan, dan (3) Putrajaya sebagai Pusat Pemerintahan.