Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Bangga, Ikut Membentangkan 500 Meter Bendera Merah Putih di Bawah Laut

14 Agustus 2018   23:18 Diperbarui: 15 Agustus 2018   09:16 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DI MANADO, TOLAK ANGIN SELALU BERSAMA. Setiap menyelam, saya selalu membawa Jamu Tolak Angin. (Foto: Lisdiana Sari)

Bendera Merah Putih sepanjang 500 meter berhasil dikibarkan di bawah laut di kawasan Pantai Manado, Mega Mas, Sulawesi Utara.

Sabtu, 11 Agustus kemarin menjadi hari yang istimewa bagi saya. Lantaran saya menjadi satu dari 928 penyelam wanita yang ikut mengibarkan Bendera Merah Putih dengan panjang mencapai setengah kilometer tadi.

Momentum ini berhasil dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pengibaran Bendera Merah Putih terpanjang di bawah laut di Nusantara. Bahkan tidak cuma lingkup nasional, pendiri MURI, Jaya Suprana - yang langsung menyerahkan piagam pemecahan rekor ini - juga menilai, bahwa penyelaman massal wanita Indonesia ini berhasil memecahkan rekor dunia.

Kegiatan yang dilakukan demi menyambut peringatan HUT Republik Indonesia ke-73 ini diinisiasi dan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Wanita Selam Indonesia (WASI) yaitu Ibu Tri Suswati Tito Karnavian. Benar, beliau adalah istri dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

MANADO. Berpose dengan latarbelakang spanduk rekor penyelaman massa penyelam wanita Indonesia. (Foto: Lisdiana Sari)
MANADO. Berpose dengan latarbelakang spanduk rekor penyelaman massa penyelam wanita Indonesia. (Foto: Lisdiana Sari)
WASI bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait, seperti Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), anggota Bhayangkari, Polisi Wanita, anggota Kodam Merdeka XII, Kodam Pattimura, Lantamal VI Makassar, Persit dan komunitas selam. 

Adapun saya, bergabung dalam kegiatan ini sebagai peserta dari kalangan individu pecinta olahraga selam. Tentu dengan bekal sertifikat menyelam yang memang sudah saya kantongi jauh-jauh hari sebelumnya.

Oh ya, sekadar informasi saja, saya sudah pernah melakukan penyelaman di laut Kepulauan Seribu, Jakarta, laut Tulamben, Bali, laut Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, Raja Ampat, Papua dan masih banyak lagi. 

Aksi pengibaran Bendera Merah Putih oleh 928 penyelam wanita ini juga dimaksudkan untuk memperkuat Indonesia sebagai negara maritim, sekaligus memasyarakatkan olahraga menyelam. 

Bukankah dengan menyelam kita bisa menyaksikan dan menikmati pemandangan alam bawah laut Indonesia nan indah, bahkan sudah diakui kemolekannya oleh para penyelam kelas dunia.

PANTAI MEGA MAS, MANADO. Lokasi rekor penyelaman 928 wanita penyelam Indonesia. (Foto: Pallawa News)
PANTAI MEGA MAS, MANADO. Lokasi rekor penyelaman 928 wanita penyelam Indonesia. (Foto: Pallawa News)
Ketika hari H penyelaman massal, saya termasuk dalam grup advance diver yang jumlahnya mencapai 160 penyelam dari berbagai latarbelakang instansi. Grup ini masih dibagi lagi per kelompok. 

Setiap kelompok terdiri dari lima penyelam, yang kemudian disebar menempati 21 titik posisi. Ketika sebelum menyelam, kami semua sudah langsung memegang Bendera Merah Putihnya. Saya sendiri, menempati posisi pada titik lokasi ke18.

Bagaimana dengan peserta lainnya?

Mereka yang berjumlah 750-an penyelam lainnya melakukan penyelaman, kemudian di dasar laut sedalam delapan meter ini melakukan aksi berbaris sejajar untuk kemudian mengambil posisi berjongkok. Jarak tersebut adalah sekitar 3 meter dari Bendera Semua sudah siap di depan bendera.

Kalau boleh saya gambarkan, suasana atau pemandangan di bawah laut ketika melakukan penyelaman memang terasa ada aliran arus air laut. Meskipun tidak terlalu besar dan boleh dianggap biasa-biasa saja. 

Yang jadi masalah adalah soal kejernihan air karena menjadi agak keruh lantaran ratusan penyelam yang terjun menyelam secara berbarengan. Wajarlah. Selain itu, cukup terasa juga pasir laut terangkat agak ke permukaan air laut, tapi ya karena pasirnya berat, maka hanya selang beberapa menit kemudian turun atau terbenam lagi ke dasar laut.

Grup Advance Divers. (Foto: Lisdiana Sari)
Grup Advance Divers. (Foto: Lisdiana Sari)
Dukungan sinar matahari juga terasa vital. Karena, saya merasakan sekali betapa sinar matahari sangat mampu menembus hingga ke dasar laut. Ini yang membuat momen demi momen yang kami laksanakan dapat terlihat secara jelas. Clear.

Secara teknis, pengibaran Bendera Merah Putih sepanjang 500 meter di Pantai Mega Mas ini berjalan sukses. Semua sesuai prosedur dan aturan penyelaman yang sudah ditetapkan, bahkan persiapan demi persiapan sudah sama-sama kami laksanakan sejak Jumat, 10 Agustus.

Itu jugalah yang membuat saya bersama seluruh anggota kelompok yang menempati posisi ke-18 dari titik pengibaran bendera dapat melaksanakannya dengan lancar tanpa hambatan berarti.

Saya ingat betul, koordinasi titik atau tiang ke-18 dilakukan sebelum kami semua turun menyelam ke bawah laut. Kami diharuskan mengenal siapa-siapa saja anggota grupnya. 

Sebelum menyelam, kami sama-sama bergerak untuk turun ke laut secara bersama-sama. Saya ingat betul, posisi kelompok saya ini turun ada di sisi tangga kedua yang merupakan lokasi tamu untuk Very Important Person (VIP).

Pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 500 m di kedalaman 8 m di Pantai Mega Mas, Manado, Sabtu, 11 Agustus 2018. (Foto: Pallawa News)
Pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 500 m di kedalaman 8 m di Pantai Mega Mas, Manado, Sabtu, 11 Agustus 2018. (Foto: Pallawa News)
Perlahan tapi pasti, kelompok kami mulai turun ke laut. Mengambang sambil mengatur posisi ke arah bendera pada tiang nomor dua. Barulah setelah semuanya mendapat aba-aba, kami mulai menyelam bersama sampai ke titik dimana bendera harus dikaitkan atau "dikibarkan" di point ke-18. 

Setelah itu, kami semua bersamaan naik ke permukaan air. Muncul di permukaan, kami langsung menunggu aba-aba berikutnya lagi dari instruktur.

Ketika terlihat bendera kuning dikibarkan, kemudian bendera ini diubah menjadi bendera hijau, maka itu pertanda bahwa kami sudah harus kembali melakukan penyelaman secara bersamaan. Penyelaman ini hingga ke dasar laut. 

Saya dan teman sekelompok kemudian mengambil posisi sesuai arahan yang sudah ditetapkan, yaitu berjongkok berjajar sesuai urutan masing-masing.

Dalam posisi yang masih dipertahankan, di bawah laut ini kami menanti kehadiran Ibu Tri Suswati Tito Karnavian datang menghampiri. Satu per satu beliau hampiri kami, dan memberi salam toss kepada kami semua. Bayangkan, aksi toss bersama istri Kapolri di bawah laut, mantaplah ya.

Sesaat kemudian, Ibu Tri Suswati sampai ke ujung posisi pengibaran bendera. Kami semua memberi sikap hormat kepada beliau.

Ketua Umum WASI Ibu Tri Suswati Tito Karnavian (baju selam merah muda). (Foto: Pallawa News)
Ketua Umum WASI Ibu Tri Suswati Tito Karnavian (baju selam merah muda). (Foto: Pallawa News)
Setelah semua selesai, dan setelah mendapat aba-aba dari instruktur, saya bersama seluruh advance diver naik ke permukaan air. Saya sendiri memilih untuk menyelam ke titik awal pertama, dan muncul di lokasi awal kami terjun ke laut, yaitu di tanggal kedua dekat posisi tamu VIP.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berhasil menjalankan tugas dan amanat mengibarkan Bendera Merah Putih ini dengan baik. Semua berkat persiapan matang dan kekompakan kami semua, penyelam-penyelam wanita Indonesia.

Membahagiakan sekaligus mengharukan rasanya. Saya sangar senang bisa berpartisipasi di acara ini. Apalagi pada saat di bawah laut, dan menyaksikan Bendera Merah Putih "dikibarkan" atau dibentangkan dengan begitu panjang.

Kunci sukses dari semua yang sudah saya lakukan dalam aksi penyelaman 928 penyelam wanita Indonesia yang membentangkan bendera Bangsa Indonesia sepanjang 500 meter ini adalah, persiapan fisik dan mental. Saya fokus untuk bisa tetap fit dan siap menjalani semua petunjuk teknis maupun nonteknis yang diarahkan.

TOLAK ANGIN DI TANGAN. Saya selalu membawa Tolak Angin setiap kegiatan menyelam. (Foto: Lisdiana Sari)
TOLAK ANGIN DI TANGAN. Saya selalu membawa Tolak Angin setiap kegiatan menyelam. (Foto: Lisdiana Sari)
DI MANADO, TOLAK ANGIN SELALU BERSAMA. Setiap menyelam, saya selalu membawa Jamu Tolak Angin. (Foto: Lisdiana Sari)
DI MANADO, TOLAK ANGIN SELALU BERSAMA. Setiap menyelam, saya selalu membawa Jamu Tolak Angin. (Foto: Lisdiana Sari)
Selain itu, jujur saja, saya tak jarang suka juga masuk angin dan kurang fit badannya, baik sebelum maupun sesudah melakukan aksi penyelaman.

Tapi syukurlah, saya punya resep yang bisa mengatasi semua keluhan masuk angin dan badan tak enak. Sederhana saja sebenarnya. Tambah lagi, praktis pula caranya. Apa itu?

Tepat! Saya selalu mengonsumsi Jamu Tolak Angin. Boleh percaya deh, Tolak Angin bisa membuat saya selalu siap untuk menyelam, kapan, dimana dan dalam kondisi apapun.

Kemana pun tujuan saya menyelam, Jamu Tolak Angin tak pernah ketinggalan untuk dibawa. Selain itu, untuk memperoleh jamu cairnya maupun yang tablet, serta permen jamunya ini, saya tak pernah kesulitan membelinya. Pokoknya, ingat menyelam, ingat Tolak Angin.

Dirgahayu HUT  ke-73 RI. Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun