Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kisah Emak-emak Penakluk Gunung Prau

3 Agustus 2018   20:12 Diperbarui: 4 Agustus 2018   17:44 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka gaya berfoto suka-suka di lokasi perkemahan Gunung Prau. (Foto: Dokpri.)

Demi menghibur dalam 'penderitaan' ini, kami pun beberapa kali melakukan pemotretan. Maklum, semalam waktu mendaki gunung 'kan semua serba gelap, pemandangan kiri kanan apalagi kejauhan, tak pernah kita ketahui secara pasti. Nah, sekarang semua sudah terang, jelas terlihat misalnya tebing di sisi kiri dan kanan jalan setapak ini, juga pesona puncak Gunung Prau.

Penulis santai menikmati ayunan hammock. (Foto: Dokpri.)
Penulis santai menikmati ayunan hammock. (Foto: Dokpri.)
Perjalanan turun ini tidak malah membuat kami ngoyo. Lagi-lagi, semboyannya adalah perlahan tapi keep moving. Turun ke basecamp akhirnya lebih cepat dari mendaki. Kami butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke basecamp Dieng. Pas disambut dengan kumandang adzan Dzuhur. Kami langsung menuju ke rumah tim guide.

Sesudah merasa cukup istirahat dan melakukan bersih-bersih juga sholat Dzuhur dan Ashar, serta membereskan segala sesuatunya di bagasi mobil, kami melakukan perjalanan pulang pada jam 15.00 wib. Dua mobil kembali beriringan, membawa cerita suka dan suka banget.

Sebelum nantinya dua kendaraan berpisah jalan, kami pilih untuk menyempatkan diri menikmati kuliner khas lokal yaitu Mie Ongklok yang jadi menu andalan salah satu rumah makan di Jalan Pasukan Ronggolawe, Longkrang, Wonosobo. Di ujung jalannya   tesedia juga produk perkebunan lokal berupa manisan sirup carica -- sejenis pepaya -, dan kopi khas Dieng yang sudah populer yakni Purwaceng.

Oh ya, Mie Ongklok ini sebenarnya mie rebus dengan racikan khusus yang menggunakan kol, potongan daun kucai, juga loh atau kuah kental dengan bahan dasar tepung kanji. Dan di santap dengan sate sapi. Mak nyus-lah poko'e.

Perjalanan turun dari puncak Gunung Prau. Kalau semalam tidak nampak tebing curam, maka sekarang semuanya jelas. (Foto: Dokpri.)
Perjalanan turun dari puncak Gunung Prau. Kalau semalam tidak nampak tebing curam, maka sekarang semuanya jelas. (Foto: Dokpri.)
Istirahat dan foto-foto saat perjalanan turun dari puncak Gunung Prau. (Foto: Dokpri.)
Istirahat dan foto-foto saat perjalanan turun dari puncak Gunung Prau. (Foto: Dokpri.)
Perjalanan pulang sepertinya relatif lebih padat. Lalu lintas ramai. Kami berpisah dengan rombongan teman-teman yang hendak menuju Jawa Barat. Sedangkan demi menuju Jakarta, kami pilih jalan putar ke arah Temanggung, Ambarawa, lalu masuk Tol Ungaran - Semarang. Sayangnya rencana tinggal rencana, karena ternyata Tol Semarang ini ditutup sampai ke Tegal. Jadilah perjalanan Semarang -- Tegal kami lintasi dengan meniti jalur utama yang ramai dengan truk juga bus-bus besar.

Dini hari, sekira jam 03.00 wib, kami mulai masuk pintu Tol Brebes Timur menuju Palimanan. Jelang pintu Tol Palimanan ketersendatan arus kendaraan terasa. Sekitar satu jam harus antri, selepas itu lancar kembali. Kami sampai di tol ruas Cikarang Utama pada jam 06.00 wib, masih pagi untuk satu-dua jam kemudian menyapa warga ibukota Jakarta sambil mengucapkan salam: bahwa emak-emak 'LT' alhamdulillah sudah kembali!

Mie Ongklok lengkap dengan Sate Daging Sapi. (Foto: Dokpri.)
Mie Ongklok lengkap dengan Sate Daging Sapi. (Foto: Dokpri.)
Perjalanan mendaki Gunung Prau yang sangat menyenangkan bersama emak-emak Ladies Traveler, khususnya gank kura-kura yang rentang usianya 47 -- 62 tahun. Menjadi wajar kalau naik-turun Gunung Prau dijelajahi dengan perlahan tapi pasti, dan lepas penat ketika menatap keindahan pesona alam di puncak dengan bonus cuaca cerah yang membawa berkah cantiknya milky way. Jadi, kapan yuk kita rencanakan mendaki gunung lagi. R u ready?! 

 o o o O o o o

NOTE: Semua foto adalah dokumentasi pribadi. Dilarang asal comot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun