Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kisah Emak-emak Penakluk Gunung Prau

3 Agustus 2018   20:12 Diperbarui: 4 Agustus 2018   17:44 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emak Sumi. Dari lokasi perkemahan di puncak Gunung Prau nampak puncak Gunung Sindoro. (Foto: Dokpri.)

Meski landai tapi pendakian ini melelahkan. Jujur lho ini. Tapi kami tetap semangat, bahkan sampai juga di pos pendakian ke-2. Sampai di pos ini, tim emak-emak yang lebih dulu berangkat tadi, malah sudah enggak ketemu lagi. Mereka sudah terus jalan mendaki.

Kalau tadi saya bilang pendakian di jalur landai ini melelahkan, ya memang begitu adanya. Berulang kali kami harus berhenti. Mengatur ritme udara di rongga paru-paru yang ngos-ngosan. Mengistirahatkan kaki sambil sesekali selfie, wefie juga groufie. Narsis mah atuh kan teteup, qiqiqiqiqiiii. Dalihnya kira-kira begini, ngapain juga terburu-buru menuju puncak pendakian, kalau pemandangan sore di sekitar jalur pendakian ini cakep bangeeettttt ... (padahal sih emangudah mulai kecapekan, hahahaaaaa).

Bagi kami --gank kura-kura -, biar perlahan tapi asal terus mendaki. Lambat asal sampe, gitulah semboyannya. Bukankah LEBIH BAIK LAMBAT DARIPADA LAMBAT BANGET, kaaannnn ... #smile

Di Puncak Gunung Prau (2590 mdpl) dengan latarbelakang milky way. (Foto: Dokpri)
Di Puncak Gunung Prau (2590 mdpl) dengan latarbelakang milky way. (Foto: Dokpri)
Gank Kura-kura di Puncak Gunung Prau (2590 mdpl) menatap milky way. (Foto: Dokpri)
Gank Kura-kura di Puncak Gunung Prau (2590 mdpl) menatap milky way. (Foto: Dokpri)
Senja pun mulai mengggelayut di langit. Pemandangan alam pun cantiknya makin selangit. Meninggalkan pos pendakian ke-2, kami sudah harus memakai sarung tangan  dan kupluk penutup kepala. Makin dingin keleuussssss ...

Semakin gelap, langit malam di jalur pendakian Gunung Prau ini kian menaburkan banyak bintang. Duhai Sang Maha Indah, semakin indah sekali pemandangannya.

Tiba di Pos ke-2

Emak-emak gank kura-kura ini sampai di pos pendakian ke-2 di Semendung, sekitar jam 19.00 wib. Gelap terus menyelimut, berlomba dengan hawa dingin yang makin menusuk.

Menurut guide dan porter kami, pendakian ini masih harus mendaki dua bukit lagi. Barulah kemudian sampai ke puncak Gunung Prau. Weleh-weleehhh ... masih dua bukit lagi??!! Padahal, jujur aja (enggak pake malu juga deh), kaki saya sudah mulai berasa keram. Hiks ... untuk mengurangi risiko semakin sakit, kaki saya terpaksa dibalur semprotan calcium plus minyak gosok - yang meskipun panas di kulit tapi jadi malah terasa semriwing saja.

Sesudah merasa agak semakin enakan dua kaki ini, kami melanjutkan lagi pendakian. Jalan mendaki tak seberapa lebar, atau sekitar 2 orang dewasa berdiri berjajar saja. Di sisi sebelah adalah bukit, dan sebelah lagi merupakan jurang cukup terjal.

Di lokasi perkemahan pun masih terlihat milky way. (Foto: Dokpri.)
Di lokasi perkemahan pun masih terlihat milky way. (Foto: Dokpri.)
Sekitar 1,5 jam kemudian, dengan pendakian yang fisik mulai rada susah-payah, gank kura-kura akhirnya sampai juga di puncak! Alhamdulillah, ucapan syukur kepada Ilahi tak putus kami sebut-sebut. Menengok jam, ternyata memang sudah 20.30 wib.

Angin menerpa kencang. Menampar wajah dan semua yang bisa diterpa. Hembusannya membawa  hawa dingin. Menusuk sendi dan tulang. Maklumlah, ini puncak Gunung Prau dengan ketinggian 2.565 m. Lelah terbayar dengan rasa syukur menyaksikan pemandangan alam. Langit bertaburan bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun