Meski landai tapi pendakian ini melelahkan. Jujur lho ini. Tapi kami tetap semangat, bahkan sampai juga di pos pendakian ke-2. Sampai di pos ini, tim emak-emak yang lebih dulu berangkat tadi, malah sudah enggak ketemu lagi. Mereka sudah terus jalan mendaki.
Kalau tadi saya bilang pendakian di jalur landai ini melelahkan, ya memang begitu adanya. Berulang kali kami harus berhenti. Mengatur ritme udara di rongga paru-paru yang ngos-ngosan. Mengistirahatkan kaki sambil sesekali selfie, wefie juga groufie. Narsis mah atuh kan teteup, qiqiqiqiqiiii. Dalihnya kira-kira begini, ngapain juga terburu-buru menuju puncak pendakian, kalau pemandangan sore di sekitar jalur pendakian ini cakep bangeeettttt ... (padahal sih emangudah mulai kecapekan, hahahaaaaa).
Bagi kami --gank kura-kura -, biar perlahan tapi asal terus mendaki. Lambat asal sampe, gitulah semboyannya. Bukankah LEBIH BAIK LAMBAT DARIPADA LAMBAT BANGET, kaaannnn ... #smile
Semakin gelap, langit malam di jalur pendakian Gunung Prau ini kian menaburkan banyak bintang. Duhai Sang Maha Indah, semakin indah sekali pemandangannya.
Tiba di Pos ke-2
Emak-emak gank kura-kura ini sampai di pos pendakian ke-2 di Semendung, sekitar jam 19.00 wib. Gelap terus menyelimut, berlomba dengan hawa dingin yang makin menusuk.
Menurut guide dan porter kami, pendakian ini masih harus mendaki dua bukit lagi. Barulah kemudian sampai ke puncak Gunung Prau. Weleh-weleehhh ... masih dua bukit lagi??!! Padahal, jujur aja (enggak pake malu juga deh), kaki saya sudah mulai berasa keram. Hiks ... untuk mengurangi risiko semakin sakit, kaki saya terpaksa dibalur semprotan calcium plus minyak gosok - yang meskipun panas di kulit tapi jadi malah terasa semriwing saja.
Sesudah merasa agak semakin enakan dua kaki ini, kami melanjutkan lagi pendakian. Jalan mendaki tak seberapa lebar, atau sekitar 2 orang dewasa berdiri berjajar saja. Di sisi sebelah adalah bukit, dan sebelah lagi merupakan jurang cukup terjal.
Angin menerpa kencang. Menampar wajah dan semua yang bisa diterpa. Hembusannya membawa  hawa dingin. Menusuk sendi dan tulang. Maklumlah, ini puncak Gunung Prau dengan ketinggian 2.565 m. Lelah terbayar dengan rasa syukur menyaksikan pemandangan alam. Langit bertaburan bintang.