Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Pariwisata Papua, Dari Wisata Bahari Sampai Ekowisata

30 Desember 2016   13:47 Diperbarui: 30 Desember 2016   13:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyelam di Raja Ampat yang begitu mempesona. Masa depan pariwisata Indonesia. (Foto: Dok. KDC/Lisdiana Sari)
Menyelam di Raja Ampat yang begitu mempesona. Masa depan pariwisata Indonesia. (Foto: Dok. KDC/Lisdiana Sari)
Schooling fish atau ribuan ikan yang berenang bersama penyelam di Raja Ampat. (Foto: Dok. KDC/Lisdiana Sari)
Schooling fish atau ribuan ikan yang berenang bersama penyelam di Raja Ampat. (Foto: Dok. KDC/Lisdiana Sari)
Coralnya sangat indah. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Coralnya sangat indah. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Rupanya, bagi penyelenggara wisata bahari ke Raja Ampat, melakukan rute wisata rohani, wiskul dan wisata etnik yang baru saja saya beserta rekan-rekan nikmati adalah menjadi suguhan khusus, agar siapa saja turis yang datang di Sorong sedikit banyak dapat mengeksplorasi keindahan Kota Minyak ini.

Rombongan pun kemudian mengarah ke pelabuhan. Dari sini, saya bersama rekan-rekan menumpang ferry ‘Bahari Express’ menuju Pelabuhan Waisai di Raja Ampat. Perjalanan laut ini butuh waktu dua jam dengan kondisi ferry yang nyaman. Tarif untuk penumpang kelas Ekonomi adalah Rp 130.000. Biarpun Ekonomi, tapi tetap dapat menikmati sejuknya AC. Bedanya dengan kelas VIP hanya Karaoke.

Sebagai catatan, ketika di Pelabuhan Sorong, setiap penumpang yang akan menuju Raja Ampat diwajibkan membayar semacam uang pemeliharaan lingkungan. Besarannya lumayan juga, Rp 500.000 per orang dan berlaku selama satu tahun. Sebagai imbalannya, kita diberikan pin seukuran tutup gelas, yang bertuliskan slogan untuk memelihara lingkungan hidup di Raja Ampat. Pin harus dipasang pada setiap tas wisatawan.

Penyu laut yang begitu lestari di Raja Ampat. (Foto: Dok. KDC/Lisdiana Sari)
Penyu laut yang begitu lestari di Raja Ampat. (Foto: Dok. KDC/Lisdiana Sari)
Ikan bawah laut yang begitu ikonik di Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Ikan bawah laut yang begitu ikonik di Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Lestarikan wisata bahari Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Lestarikan wisata bahari Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Setiba di Pelabuhan Waisai (Raja Ampat), saya dan rombongan penyelam sudah ditunggu tiga speedboat untuk diantar menuju lokasi tujuan utama yakni Doberai Eco Resort di Pulau Urai, Waigeo Selatan. Dari sinilah, pengalaman menyelam di Raja Ampat dimulai.

Selama kurun waktu empat hari di resort, kami tercatat melakukan 15 kali penyelaman. Acapkali menyelam tentu saja memiliki pengalaman dan sensasi yang berbeda-beda. Maklum, di Raja Ampat 540 jenis karang keras atau 75 persen dari total jenis karang yang ada di seluruh dunia. Selain itu, ada pula lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 60 jenis udang karang, dan 700 jenis moluska. Jadi enggak salah dong kalau saya membenarkan, Raja Ampat itu surganya penggila diving (dan snorkeling).

Setiap kegiatan penyelaman selalu dicatat dalam buku aktivitas diving dan selalu mendapat pantauan dari instruktur diving. Tak berlebihan kalau spot-spot penyelaman dapat saya sebutkan berikut kedalaman, visibility bawah air, dan berjenis-jenis ikan yang kami jumpai. Berturut-turut spotpenyelaman itu dimulai dari Friwen, sekitar 20 menit dengan mengendarai boat. Kami mulai terjun menyelam pada jam 10.00 – 11.00 wit, di kedalaman sampai dengan 23,8 meter, dan jarak pandang (visibility) mencapai 20 meter. Ikan-ikan yang sempat disaksikan seperti: wabegong, moray eel, nudi branch dan schooling fish.

Hunian ikan laut dalam yang begitu sempurna di Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Hunian ikan laut dalam yang begitu sempurna di Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Eksotisme Wisata Bahari Raja Ampat dibuktikan dengan makhluk bawah laut yang begitu terjaga kelestariannya. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Eksotisme Wisata Bahari Raja Ampat dibuktikan dengan makhluk bawah laut yang begitu terjaga kelestariannya. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Ini ikan loh ... (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Ini ikan loh ... (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Spot diving kedua berada di Mioskon (sekitar 20 menit dengan naik speedboat). Rombongan mulai menyelam pada jam 12.24 – 13.20 wit pada kedalaman sampai 22,4 meter, dengan visibility 20 meter, dan arus dalam lautnya terasa mengalir sedang. Adapun ikan-ikan yang kami jumpai misalnya, wabegong, moray eel, white tip shark, black tip shark, juga clown fish.

Adapun spot-spot penyelaman lainnya seperti House Reef, Sardines, Chicken, Five Rocks dan Manta Sandy. Lokasi yang terakhir ini lumayan jauh, sekitar 40 menit dari resort dengan menggunakan speedboat. Penyelaman dilakukan pada 10.11 – 11.01 wit, pada kedalaman 15,8 meter. Sesuai namanya, Manta Sandy, disinilah spot untuk berjumpa dengan ikan Pari Manta yang sangat besar dan lebar itu. Saya sendiri bisa menyaksikan ikan Pari Manta pada cleaning station dengan visibility 5 meter. Spotpenyelaman lainnya ada di Arborek Jetty, Mikes Point, Blue Magic, Cape Kri, dan GV Park. Sejumlah spot lainnya dilakukan dua kali penyelaman, maksudnya siang dan malam.

Dari 15 spot penyelaman, yang paling sensasional menurut saya adalah ketika menyelam di Cape Kri dan Magic Blue. Spot Cape Kri menawarkan pengalaman “berdampingan” dan menyaksikan ikan-ikan laut dalam Raja Ampat yang sangat luar biasa. Mulai dari schooling blue fish, beautiful corals, nudi branch, barracuda, hingga white tip shark. Disini, para penyelam menggunakan hook pada bebatuan karang untuk dapat tetap stabil berada di dalam laut, meski arus terkadang menguat dan kemudian kembali sedang. Oh ya, visibility yang tercatat adalah 20 meter.

Berdebar menyaksikan Ikan Pari Manta yang begitu besar. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Berdebar menyaksikan Ikan Pari Manta yang begitu besar. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Adrenalin meningkat lantaran menyaksikan ikan hiu. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Adrenalin meningkat lantaran menyaksikan ikan hiu. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Secara umum, kelestarian coral di lautan Raja Ampat masih sangat terjaga, termasuk di spot-spot penyelaman, kecuali mungkin, yang berada di lokasi dekat pulau yang berpenghuni. Karena itu, sudah sepatutnya apabila seorang dive master mengingatkan kepada para divers untuk tidak memegang/menyentuh atau menginjak karang, dan selalu menggunakan hook atau pin pointers yang tidak akan mengganggu atau merusak coral.

Untuk soal kejernihan air, tidak menjadi persoalan umum. Air di Raja Ampat sangat bersih, bening dan dapat mencapai jarak pandang hingga 20 meter. Untuk yang baru pertama kali menyelam, tingkat kesulitannya adalah harus bersiap menghadapi arus sedang dan kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun