Sebuah survei menyatakan, rata-rata orang Indonesia itu gemar menyantap mie instan. Survei dilakukan oleh Kantar Worldpanel Indonesia (KWP) pada pertengahan tahun lalu, dan intinya menyimpulkan bahwa mie instan merupakan produk yang hampir selalu dibeli konsumen, bahkan hingga dua kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan, faktor kemudahan dalam mengonsumsi dan juga distribusi yang begitu luas jangkauannya.
Saya termasuk penggemar mie instan. Apalagi ketika suasana mendukung, misalnya, ketika sarapan di pagi hari yang biasanya selalu diburu waktu. Atau, pada jam makan siang yang tak bisa meninggalkan meja kantor lantaran begitu banyak deadline pekerjaan yang harus terselesaikan. Juga pada malam hari, ketika tiba rasa malas untuk memasak di dapur, atau, enggan memesan makanan sekalipun via aplikasi online. Pada saat pagi, siang dan malam hari yang se-riweuh seperti itu, biasanya pilihan saya adalah masak mie instan.
Persoalannya, kadang muncul juga perasaan bosan dengan tampilan dan rasa mie-mie instan yang biasa saya beli. Meskipun banyak pilihan rasa, tetapi apalah hendak dikata, semua rasa sudah pernah saya coba. Memang sih bisa menjawab persoalan kebosanan tadi, tapi jujur saja, saya ingin sesuatu yang baru. Mie instan yang lebih ‘nonjok’, tidak hanya rasa atau bahan kandungan (ingredient) saja, tapi juga aroma dan tampilannya.
![Belanja Bakmi Mewah mudah dan tersedia di swalayan terdekat dari rumah. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-6-585fc3235c7b61e151047489.jpg?t=o&v=770)
![Tersedia di swalayan terdekat. Jangan lupa dibayar dulu, hahaha. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-7-585fc3605c7b614f5104749e.jpg?t=o&v=770)
Nah, semua yang saya dambakan terhadap mie instan, belum lama ini sudah benar-benar saya temukan. Jawabannya ada pada Bakmi Mewah. Ini bukan sembarang bakmi loch. Tapi, sesuai namanya, semua yang dihadirkan bakmi ini memang begitu mewah!
Perkenalan saya dengan Bakmi Mewah rasanya belum terlalu lama. Mulai dari melihatnya di iklan televisi (TV Commercial/TVC), iklan media cetak, dan ketika Bakmi Mewah membuka booth khusus di acara ‘Kompasianival 2016’ yang digelar Kompasiana pada Oktober kemarin di Gedung Smesco, Jakarta. Waktu itu, cukup lama saya mematut-matut diri di booth Bakmi Mewah, demi meraup informasi ringkas tentang bakmi yang berhasil membuat hati saya terpincut.
Sejak tergoda keberadaan Bakmi Mewah itu, lidah saya mulai coba-coba menjajalnya. Ternyata bukan saja enak, tapi bakmi yang diproduksi PT Dellifood Sentosa Corpindo di Tangerang ini benar-benar membuat saya kelenger ketagihan. Pendek kata, saya yang pada dasarnya memang gemar melahap mie instan, lantas ‘berjodoh’ dengan Bakmi Mewah yang merupakan satu dari sekian banyak produk dengan slogan iklan terkenal: ‘Satu lagi dari Mayora’.
![Masak Bakmi Mewah seperti yang termuat di kemasannya. Dibuat sama persis. Dan terbukti BENAR. (Foto:: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-3-585fc3a95f23bdd107038b6c.jpg?t=o&v=770)
Disinilah kehadiran Bakmi Mewah seolah menjadi asisten terpercaya saya dalam urusan makan. Ini juga yang menjadi alasan pertama, mengapa saya kepincut Bakmi Mewah dan bertekad “tidak ingin pindah ke lain hati”, yaitu karena: Praktis. Sudah saya singgung di atas, betapa saya berkeinginan untuk tetap dapat menikmati sarapan pagi, santap siang di jam sibuk, dan makan malam ketika tubuh sudah lelah dan tak hendak memasak masakan konvensional.
Kepraktisan Bakmi Mewah benar-benar memanjakan saya, karena sesuai panduan cara memasaknya, hanya butuh empat langkah saja untuk dapat menikmatinya. Mulai dari mendidihkan air dalam panci ukuran sedang, lalu masukkan atau seduh Bakmi Mewah dengan durasi dua menit saja; kemudian masukkan serta aduk semua bumbu, minyak sayur, daun bawang kering, daging ayam aslinya; dan terakhir masukkan saus sambal sesuai selera.
Bayangkan! Cukup dua menit loch masaknya. Ayo coba, kepraktisan mana lagi dari Bakmi Mewah ini yang hendak kita dustakan? Mikir!
![Benar-benar makan mewah di rumah dengan Bakmi Mewah. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-5-585fc3e4109773bc251975dc.jpg?t=o&v=770)
Ini pula yang salah satunya membuat Bakmi Mewah semakin wah! Dalam kotak kemasan karton yang tersegel plastik, ada lima sachet dengan isi yang seluruhnya berbeda. Tetapi, kalau sudah disatukan, bukan main bro and sis, semuanya saling melengkapi. Layaknya semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu juga.
Terkait daging ayam dan jamur asli ini, tak pelak membuat saya mengakui bahwa inilah keunggulan Bakmi Mewah dibandingkan dengan bakmi-bakmi lainnya yang sejenis. Bakmi Mewah menyuguhkan jamur dan daging ayam asli sehingga menjadikannya masakan siap saji istimewa pertama di Indonesia yang lezat, nikmat, enak dan aman dikonsumsi.
Ketiga, ini yang teramat penting dari sisi konsumen seperti saya (dan juga para pembaca seluruhnya). Menjadi konsumen kritis itu harus, makanya luangkan waktu untuk membaca juga apa saja yang menjadi kandungan dari Bakmi Mewah ini. Syukurlah, semua bahan-bahan baku pembuatannya tertera di kemasan. Alhasil, tidak ada lagi bahan-bahan baku yang potensial untuk dianggap sebagai meragukan. Semuanya aman dan halal.
![Aku memasaknya sama persis seperti yang di kemasan. Dan membuktikan semuanya tentang kelezatan dan kemewahan Bakmi Mewah. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-8-585fc439af7e61552460cdca.jpg?t=o&v=770)
Mari kita beslah bahan-bahan pilihan yang terkandung di Bakmi Mewah. Untuk mienya, bahan yang dipergunakan adalah Tepung terigu, Tapioka, Minyak nabati, Garam, Pengemulsi (Lesitin kedelai), Penstabil nabati dan Natrium Polifostat, Pengatur keasaman, Pewarna makanan Tartazine CI 19140, Antioksidan (TBHQ). Sedangkan pada bumbu, Bakmi Mewah menggunakan Daging ayam, Air, Minyak nabati, Jamur, Bawang Putih, Kecap, Minyak wijen, Gula, Kecap ikan, Garam, Lada bubuk, Penguat rasa (Dinatrium inosinat dan Guanilat).
Bagaimana dengan minyaknya? Jangan khawatir, Bakmi Mewah menggunakan Minyak nabati, Minyak ayam. Sementara kecapnya, yang dipergunakan adalah Kecap ikan, Air, Kecap, Gula, Garam, Penguat rasa (Dinatrium inosinat dan Guanilat). Adapun Daun bawang, tetaplah daun bawang yang dikeringkan tetapi dapat langsung lembut ketika tersentuh air panas.
Oh ya, saos sambal atau saos cabainya, Bakmi Mewah memasukkan unsur-unsur seperti Cabai, Gula, Air, Garam, Bawang putih, Tepung cassava, Penstabil, Capsicum oleoresin, Pengatur keasaman, Pewarna makanan kuning FCF CI 15985 dan Ponceau 4 R (CI 16255).
Buat konsumen kalangan umat muslim, jangan khawatir, di kotak kemasan yang lux pada sisi atas di bagian kiri bawah tertera jelas logo ‘Halal’ dari Majelis Ulama Indonesia. Begitupun di sayap kiri dan kanan kemasan.
Keempat, jangkauan distribusi Bakmi Mewah membuat saya tidak susah mendapatkannya. Ketika saya menyempatkan diri membeli Bakmi Mewah di swalayan langganan, untuk mencari di rak jajaran mie instan, Bakmi Mewah ditempatkan di posisi atas, dengan tampilan posisi yang mudah ditemukan. Bukan saja karena kemasannya beda dengan mie instan lainnya, tapi juga, “kemewahan” kemasannya pun sukses menjadikannya sebagai pembeda.
![Empat langkah mudah memasak Bakmi Mewah. (Sumber: website bakmi mewah)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bakmi-mewah-rasa-jpeg-585fc47f8efdfdb4066e431b.jpg?t=o&v=770)
![Benar-benar seperti makan bakmi di resto. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bakmimewah-sampling-585fc4b78efdfd05076e431b.png?t=o&v=770)
Kelima, kehadiran Bakmi Mewah pada akhirnya berhasil mengubah cara saya dalam menyajikan masakan mewah di rumah. Artinya, suami dan anak-anak saya pun semakin menggemari Bakmi Mewah. Keluarga kami pun merasa berkat Bakmi Mewah membuat saya tidak repot untuk menyajikan Makan Mewah di Rumah. Eits, bahkan makan mewah ini masih harus ditambahkan kosa kata pelengkapnya, yaitu siap disajikan kapan saja.
Bagi saya dan keluarga, akhirnya mengartikan makan mewah sebagai makan bersama yang tidak harus bermewah-mewah lauk pauknya, apalagi sampai melimpah ruah. Oh tidak seperti itu. Malah kalau itu yang terjadi, ada kekhawatiran berlebih dan mubazir. Cukuplah dengan Bakmi Mewah, membuat kami sekeluarga dapat merasakan sensasi makan mewah dengan cara sederhana dan kepraktisan yang tak bisa dipungkiri lagi. Saya misalnya, mulai sering sarapan pagi dengan Bakmi Mewah di dalam kendaraan sepanjang perjalanan ke kantor. Anak-anak yang sudah terbiasa masak mie instan sendiri di rumah pun, ketika pulang sekolah, dapat memasak Bakmi Mewah dengan mudah dan cepat. Sedangkan pada malam hari, ketika suami saya menekuni pekerjaannya sebagai penulis dan ‘dijemput’ rasa lapar, maka Bakmi Mewah selalu siap saji bahkan malah menjadi teman setia baginya dalam menyusun setiap kata.
![Sama persis aku memasaknya seperti di foto kemasan. Membuktikan rasa mewah dan keaslian ayam juga jamurnya. (Foto: Lisdiana Sari)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/25/bm-2-585fc4da10977363261975d1.jpg?t=o&v=770)
Pokoknya, benar-benar berasa makan bakmi ala resto!
Terima kasih, Bakmi Mewah.
Sluuurrrrrpppp …!