Untuk soal kejernihan air, tidak menjadi persoalan umum. Air di Raja Ampat sangat bersih, bening dan dapat mencapai jarak pandang hingga 20 meter. Untuk yang baru pertama kali menyelam, tingkat kesulitannya adalah harus bersiap menghadapi arus kuat dan sedang. Meskipun, selama mengikuti prosedur dan instruksi dive master yang menguasai medan penyelaman, maka hal ini akan tetap membuat safety diving terjaga.
Demi mengetahui bagaimana tingkat kekuatan dan kesulitan arus, biasanya dive master akan melakukan penyelaman terlebih dahulu, sebelum rombongan lain turut menyelam. Ini penting, agar para penyelam dapat mengetahui arah mana yang harus dilalui, dan juga arus mana yang harus diikuti maupun dihindari. Jangan main-main untuk urusan yang satu ini, ya!
Hari Istirahat, Kamis, 15 Oktober 2015
Hari ini adalah khusus untuk istirahat menjelang pulang ke Jakarta. Karena, sesuai peraturan diving, penyelam tidak diperkenankan melakukan diving minimal 24 jam sebelum terbang (lama waktu jeda tergantung kedalaman terakhir yang kita selami).
Untuk mengisi waktu istirahat, kami pun bersepakat mengunjungi perairan di sekitar resort. Karena cuaca tidak memungkinkan, maka kami urung mengunjungi obyek wisata Pianemo dan Wayag. Hal ini dikarenakan ombak sedang tinggi dan karena memang lokasi tersebut berada di lautan terbuka.
Akhirnya, kami hanya dapat mengunjungi Teluk Kabui, yang disebut-sebut sebagai lokasi awal Raja Ampat Sail. Jaraknya sekitar 45 menit dari resort, ke arah barat utara dengan menggunakan boat.
Pada sore harinya, kami mendaki bukit di sekitar resort untuk mengabadikan sunset di Pulau Urai. Diakhiri dengan berenang bersama di depan pondokan, dan tentu saja complete dengan berfoto-foto untuk merayakan hari terakhir berenang di Raja Ampat. Rasanya, sedih juga berpikir bahwa ini sudah merupakan hari terakhir di Raja Ampat nan eksotis.
Kembali ke Jakarta