Mohon tunggu...
LIRING PUSPITA WULANINGRUM
LIRING PUSPITA WULANINGRUM Mohon Tunggu... Lainnya - KEPALA SEKOLAH

HOBBY MENYANYI, RAJIN, SUKA MENOLONG, RAMAH, BAIK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Prosesi Nyadran Desa Sonoageng Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk sebagai Penerapan Etnopedagogi di Kehidupan Masyarakat

14 Januari 2025   21:29 Diperbarui: 14 Januari 2025   21:29 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

 

Nyadran merupakan tradisi budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa, khususnya di Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Prosesi ini menjadi salah satu wujud pelestarian nilai-nilai leluhur yang kaya akan makna spiritual, sosial, dan budaya. Artikel ini mengkaji bagaimana kegiatan Nyadran dapat dilihat sebagai penerapan etnopedagogi, yaitu pendekatan pendidikan berbasis nilai-nilai lokal, dalam membangun harmoni masyarakat. Melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka, ditemukan bahwa tradisi Nyadran di Desa Sonoageng tidak hanya menjadi media komunikasi lintas generasi tetapi juga sarana pembentukan karakter kolektif masyarakat. Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan penghormatan terhadap leluhur diimplementasikan dalam setiap tahap prosesi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pelestarian budaya lokal sekaligus pengembangan pendidikan berbasis nilai-nilai tradisional.

Kata Kunci : Nyadran, Desa Sonoageng, etnopedagogi, tradisi lokal, harmoni masyarakat, pelestarian budaya.

ABSTRACT

 

Nyadran is a cultural tradition deeply rooted in the lives of Javanese communities, particularly in Sonoageng Village, Prambon Subdistrict, Nganjuk Regency. This procession serves as a manifestation of preserving ancestral values rich in spiritual, social, and cultural significance. This article examines how Nyadran activities can be viewed as an implementation of ethnopedagogy, an educational approach based on local values, in fostering societal harmony. Through observation, interviews, and literature studies, it is found that the Nyadran tradition in Sonoageng Village not only serves as a medium for intergenerational communication but also as a means of shaping the collective character of the community. Values such as mutual cooperation, tolerance, and respect for ancestors are implemented in every stage of the procession. This study is expected to contribute to the preservation of local culture and the development of education based on traditional values.

 

Keywords : Nyadran, Sonoageng Village, ethnopedagogy, local traditions, societal harmony, cultural preservation.

  • PENDAHULUAN

Tradisi dan budaya lokal merupakan warisan yang tidak ternilai, mencerminkan nilai-nilai luhur suatu masyarakat. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Nyadran, yang umum dilaksanakan di berbagai wilayah Jawa, termasuk di Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Nyadran adalah ritual adat yang mencerminkan penghormatan terhadap leluhur sekaligus menjadi sarana pembelajaran nilai-nilai kehidupan. Dalam konteks pendidikan, kegiatan ini dapat dianalisis melalui pendekatan etnopedagogi, yang menitikberatkan pada integrasi budaya lokal dalam pembentukan karakter masyarakat.

Kegiatan Nyadran di Desa Sonoageng biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadan sebagai bentuk persiapan spiritual. Prosesi ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan terdiri dari beberapa tahapan:

  1. Persiapan
    Masyarakat secara gotong royong membersihkan makam leluhur, menyiapkan makanan tradisional seperti tumpeng, dan merangkai bunga. Aktivitas ini mencerminkan nilai kebersamaan dan tanggung jawab kolektif.
  2. Doa Bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun