YAH LORD TOLONG BERI HIDAYAH KEPADANYA!
Sampai akhirnya aku tidak tahan lagi dengan sifatnya yang sungguh-sungguh lebih menyebalkan ketimbang sebelumnya. Aku menarik tangannya ketika dia lagi-lagi berusaha menghindar saat berpapasan.
"Kamu mau aku pukul?"
"Dih galak," ujarnya dengan bibir mengerucut. Sok imut heh!
"Mulutnya biasa aja, mau di setrika?"
"Yah enggak,"
"Makanya mulutnya biasa aja dan lagi jangan sok-sok ngehindari aku dengan cara kaya' gitu! Apaan coba, berasa di hindari sama bocah SD."
Dia tertawa kecil tanpa mengalihkan pandangnya dari mataku, membuat aku tertegun sejenak. Heh apaan ini!
"Gak usah ketawa!" ujarku cepat.
"Jangan marah-marah dong,"
"Bodoh amat. Bye!" aku hendak meninggalkannya namun dia malah mendorong bahuku seperti biasa sambil berkata, "Jangan marah-marah terus, buat kemaren aku minta maaf yah..."