Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan-Perempuan Penjaga Alam

20 Juni 2024   23:33 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:39 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biopori di Tengah Halaman (Dokpri)

Pasalnya, Oxfam Indonesia memang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan kaum rentan agar dapat menikmati penghidupan yang layak. Melalui berbagai komunitas lokal, Oxfam juga mendorong berbagai upaya adaptif dengan melakukan kegiatan-kegiatan pengelolaan resiko bencana yang dipadukan dengan komponen adaptasi perubahan iklim, kesiapsiagaan bencana hingga konsep pertanian yang adaptif. Kini berbagai program Oxfam juga mencakup hak-hak perempuan dan kelompok rentan dalam krisis hingga menyorot pada keadilan gender keadilan ekonomi.

Lantas Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mendukung Transisi Energi Global?

Saya percaya, semua orang dapat berpartisipasi dalam perjuangan transisi energi global. Perannya pun bisa berbeda satu sama lain. Ada yang memulainya dengan memilah sampah rumah tangga untuk meminimalisir timbulnya gas metana akibat timbunan sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir. Ada yang memulainya dengan menggunakan bahan bakar minyak dengan nilai oktan yang lebih baik atau malah berpindah menggunakan transportasi umum untuk keperluan sehari-hari. Ada pula yang memulainya dengan menggalakkan sustainable fashion pada setiap pakaian yang tengah dikenakan.

Garam Lokal dari Grobogan (Dokpri)
Garam Lokal dari Grobogan (Dokpri)

Ada yang lain? Tentu! Berikut hal-hal kecil lain berdampak besar yang bisa kita lakukan untuk mensupport pemanfaatan energi terbarukan. Pertama, dalam mensupport pemanfaatan energi angin, alih-alih menggunkan garam dari luar negeri, saya lebih memilih menggunakan garam laut asli Indonesia. Sejak pandemi kemarin saya mulai merolling penggunaan garam laut lokal untuk memenuhi kebutuhan dapur. Kalau beberapa waktu yang lalu saya memasak dengan Garam Kusamba dari Bali, bulan ini saya menggunakan Garam Vulkanik dari Grobogan.

Senang rasanya menemukan citarasa garam laut lokal yang gurih dan kaya akan mineral. Selain menambah enak hasil masakan, garam natural juga cocok digunakan untuk balancing rasa saat mengonsumsi berbagai jenis buah seperti semangka, buah naga, jambu kristal hingga nanas. Di sisi lain, penggunaan garam lokal tentu dapat membantu pemulihan ekonomi selepas pandemi.

Wujud partisipasi saya dalam mewujudkan nol emisi juga saya lakukan dengan memperbanyak konsumsi pangan lokal, seperti nasi jagung, aneka olahan singkong seperti tiwul, gatot, mie pentil dan mie lethek hingga minyak kelapa khas Bantul. Kabupaten tempat saya tinggal. Ternyata, waktu saya scroll berbagai foto makanan tradisional khas Bantul tersebut, semua penjualnya adalah perempuan! Tidak percaya? Ini buktinya!

Penjual Mie Lethek Langganan Saya (Dokpri)
Penjual Mie Lethek Langganan Saya (Dokpri)

Penjual Gatot, Thiwul dan Gethuk Langganan Saya (Dokpri)
Penjual Gatot, Thiwul dan Gethuk Langganan Saya (Dokpri)

Penjual Minyak Kelapa Langganan Saya (Dokpri)
Penjual Minyak Kelapa Langganan Saya (Dokpri)

Bahkan satu diantaranya ada yang masuk kategori lansia. Benar kiranya jika keberpihakan kita pada proses transisi energi bisa dimulai dari pilihan pangan yang dihadirkan lewat meja makan. Selebihnya, bisa teman-teman kreasikan sesuai kebutuhan dan dan dana yang dianggarkan. Semoga sebutan perempuan-perempuan penjaga alam pada diri kita tidak hanya sebatas slogan, tetapi menjadi tujuan yang tidak akan hilang ditelan jaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun