“Kalau mau pakai di pagi hari, malam sebelumnya sudah aku pindahin dari freezer ke refrigerator, jadi lumernya bisa pelan-pelan”, tambahnya kemudian.
Ada juga tips lain dari Kak Yui. Ia menjawab dengan: “Kalau kulit dimsumnya beli banyak, semuanya saya taruh di freezer. Pas mau dicairin di suhu ruang kondisinya harus tertutup. Misalnya dibungkus dengan kain. Kalau sudah tidak lengket bisa langsung dipakai seperti biasanya”.
Meski terkesan sepele, namun tips & trick semacam ini tuh berguna banget buat orang yang hobi masak seperti saya. Macam punya kakak-kakak online yang vibes-nya positif terus.
Lebih Dekat dengan IDFB
IDFB merupakan komunitas food blogger nasional pertama di Indonesia. IDFB sendiri didirikan oleh sekumpulan foodblogger Indonesia yang berdomisili di berbagai negara, meliputi Andrie Anne (@anne_vij), Pepy Nasution (@impepynasution), Ellen Antheunis (@ellen_antheunis), Freeyanti Inev (http://dapoerku.blogspot.com) dan Elsye Suranto (http://sarangjapati.blogspot.com/) pada bulan Juli 2011 silam.
Salah satu keunikan dari IDFB adalah anggota komunitas yang berangkat dari kegemaran spesifik yang sama, yaitu menulis di blog maupun sosial media. Selain menulis, anggota komunitas juga antusias dalam hal photography dan videography khususnya untuk food and beverage. Kalau punya hobi yang sama, jangan heran kalau obrolan antar anggotanya langsung nyambung satu sama lain, hehe.
Guna membantu para admin di Indonesia dan belum adanya admin dari benua Australia, bergabunglah Wulan Sucipto (@febrilianita) juga Tika Hapsari Nilmada (http://cemplangcemplung.blogspot.com/). Namun karena kesibukan masing-masing, team awal berdirinya IDFB sempat bubar.
Sekarang IDFB dikelola oleh Andrie Anne (@anne_vij) , Setianingsih Sumaryo (http://kokifrustasi.wordpress.com), Ayub Tahang (@ayubtahang) dan Primastuti Satrianto (http://tamasyaku.com). Yang terakhir ini kerap disapa dengan sapaan Manda. Kawan bloger saya yang sempat saya singgung di awal cerita terkait perkenalan saya dengan IDFB.
Sebagaimana komunitas lainnya, Indonesian Food Blogger juga memiliki visi dan misi yang jelas dan terarah. Dalam hal ini, IDFB memiliki visi untuk ‘mengglobal’, dalam artian selali berusaha untuk mengikuti perkembangan zaman, mendunia, mampu memanfaatkan perkembangan teknologi dan tidak menjadi ‘katak dalam tempurung’.
Selain mengglobal, yang tidak kalah penting adalah ‘tidak kehilangan jati diri’, dalam hal ini jati diri bangsa. Kegiatan foodbloging ini diharapkan tetap dalam kerangka itu. Mengingat banyaknya foodblogger asal Indonesia yang sangat aktif dalam hal blogging, memanfaatkan Facebook dan sosmed lain, maka founder IDFB merasa perlu membentuk group untuk mewadahi para foodblogger ini.