"Habis lembur dapat menyantap nasi goreng seafood khas Banjarmasin adalah surga! Waktu dibuka penutupnya saja paduan aroma rempah yang keluar lewat uap panas dari nasi pasti sukses bikin "perut meleleh". Berpuluh kali menyantap masakan ini, tidak sekalipun kata bosan terlintas di dipikiran saya. Apalagi kalau sesendok nasi sudah mendarat di lidah. Rasanya tuh nggak pengen ada kata udahan saja".
***
"Bunda, Bundaaaaa!".
"Bundaaaaaaaaaaaaaaa!!".
Teriak Al, kawan satu mess saya saat bekerja di Banjarmasin dari ruang kerja di depan, berlanjut ke lorong yang berakhir di belokan kamarnya yang berada di posisi paling ujung. Usai mengambil uang, ia pun keluar lagi menuju ruang kerja sembari menyebut kata yang sama: "Bunda, Bundaaaaa! Yang mau nge-Bunda cepetan keluar ya!".
Bunda merupakan kode khusus yang kerap diucapkan anggota tim kami untuk mencari teman makan saat lapar melanda di tengah malam. Selain itu, Bunda merupakan nama kedai andalan di dekat mess (jaraknya kurang lebih satu kilometer saja) yang menyediakan makanan yang enak di perut, juga enak di kantong.
Sebagai anak rantau yang tinggal di mess tanpa dapur, meski ada jatah nasi kotak, kalau lapar di tengah malam itu pengennya makan yang anget-anget gitu. Yang penting bisa ganti suasana lidah tapi kalau bisa tetap cari kudapan yang murah meriah saja, hehe.
***
Biasanya sih tidak semua anggota tim akan menyahut teriakan "Bunda" yang terucap hampir setiap malam itu. Hanya orang yang benar-benar lapar saja yang mendekati teman yang berteriak "Bundaaaa" untuk memesan kudapan melalui aplikasi pesan kuliner kesayangan kita semua, Go-Food.
Anak rantau pasti paham lah dengan hal-hal beginian. Kalau pesannya bareng-bareng kan bisa berbagi ongkir sehingga bisa menekan pengeluaran harian. Namanya juga anak rantau, segala pengeluaran harian wajib diperhitungkan dengan baik, bukan?
Baru kalau teriakan "Bunda dataaaaaang!" mulai terdengar, yang tidak memesan makanan pun kadang ikutan nimbrung ke dapan untuk icip-icip pesanan.