Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi Bulog untuk Kita-kita

2 Juni 2018   23:34 Diperbarui: 2 Juni 2018   23:51 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brand Kita Besutan Bulog (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Mt54IwDfmzQ)

Kalau dulu, utamanya saat bulan Ramadhan seperti saat ini, citra Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) itu cukup identik sebagai penyalur sembako murah dari pemerintah melalui berbagai event pasar murah di berbagai daerah, kini Bulog mulai berani berinovasi menjajaki lini komersil perdagangan sembako nasional dengan mengeluarkan brand bernama "KITA". 

Tercatat berbagai kebutuhan pangan pokok masyarakat terpayungi di bawah brand "KITA". Ada beras (berasKITA), gula (manisKITA), minyak (minyakgorengKITA), tepung terigu (teriguKITA), daging kerbau, olahan daging berupa bakso dengan merk baksoKITA dan masih banyak lagi.

Berbagai produk pangan besutan Bulog yang diproduksi bersama berbagai kolaborator ini dipasarkan melalui Rumah Pangan Kita atau yang kerap disingkat dengan sebutan RPK.

Brand Kita Besutan Bulog (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Mt54IwDfmzQ)
Brand Kita Besutan Bulog (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Mt54IwDfmzQ)
Menariknya, baik "KITA" maupun RPK, keduanya merupakan terobosan baru Bulog untuk menjaga kestabilan harga sembako di pasaran. Lebih lanjut lagi, RPK merupakan salah satu upaya Bulog untuk memperpendek rantai distribusi bahan pangan agar lebih mudah diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkan.

Selain menjadi konsumen, program ini juga memfasilitasi masyarakat luas untuk menjadi wirausahawan dengan menjadi mitra Bulog dalam menjual produk "KITA". Dari masyarakat, dikelola masyarakat, untuk masyarakat.

Begitu kira-kira. Kebayang kan gimana solutifnya program Bulog yang satu ini? Di satu sisi dapat memperpendek rantai distribusi sembako berbagai produk komersial besutan Bulog sehingga stabilitasi harga senantiasa terjaga, namun di sisi lain juga dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi banyak pihak, tidak terkecuali para wong cilik. Belum lagi keuntungan bagi para mitra Bulog yang notabene adalah para pedagang kecil yang berasal dari berbagai penjuru nusantara. Ibarat sekali menyelam, dua tiga pulau terlampaui.

Rumah Pangan Kita (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)
Rumah Pangan Kita (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)
Menariknya, selain minim modal, syarat mengajukan fasilitas RPK ini terbilang mudah. Untuk perseorangan, syarat administrasi pengajuan fasilitas RPK hanya membutuhkan fotokopi KTP, KK dan rekomendasi dari RT/RW saja. Dengan modal lima juta rupiah, sahabat RPK, sebutan untuk mitra Bulog yang turut membantu pendistribusian brand "KITA" akan memperoleh 160 kg beras, 200 gula dan 60 liter minyak goreng. 

Selain untuk perseorangan, pemilik kedai juga dapat mengajukan sebagai RPK dengan menambahkan surat rekomendasi dari Kepala Desa saat mendaftar di Kantor Bulog setempat. Oiya, mereka yang tercatat sebagai koperasi, ormas ataupun perusahaan, juga dapat mendaftar untuk mendapafkan fasilitas RPK dengan melampirkan syarat administrasi di atas juga SIUP, NPWP dan keterangan domisili.

Hingga Maret tahun lalu, setahun setelah dilanching pada 9 Mei 2016, jumlah sahabat RPK yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota mencapai angka 13.000.

Peta Distribusi Bulog di Indonesia (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)
Peta Distribusi Bulog di Indonesia (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)
Di Jogja sendiri jumlah RPK mencapai 1096 unit. Menariknya RPK tersebut tidak hanya ada di pusat kota, tetapi sudah menyebar sampai ke kabupaten, seperti Sleman, Bantul, Kulon Progo bahkan sampai ke area Gunungkidul. Tinggal ketik RPK di Jogja melalui Google, beberapa saat kemudian akan muncul lokasi-lokasi RPK di sekitar Jogja. Dari hasil berselancar di dunia maya, tercatat ada 16 RPK yang tersebar di dekat rumah saya di Bantul. 

Satu yang terdekat (yang berjarak 1,7 km dari rumah) adalah RPK Berkah Agro Jaya Alami berlokasi di Jalan KH Ali Maksum No. 5, Pelem Sewu, Bantul. Dengan sekali klik, alamat, jam operasional hingga nomor telepon mitra RPK dapat diakses dengan begitu mudah.

Optimasi pemanfaatan kanal digital yang dilakukan Sahabat RPK tentu semakin mendekatkan produk "KITA" dengan kita-kita dimanapun berada. Kalau program 1 RW 1 RPK dapat terealisasi, niscaya melonjaknya sembako menjelang hari raya hanya tinggal kenangan saja karena pilar ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas harga bahan pangan sudah dapat dikendalikan dengan baik.

Apakah Produk "KITA" Diminati Masyarakat?

Berdasarkan data yang dilansir dari TribunNews.com, sejak bulan Januari hingga April 2018 lalu jumlah bahan pangan yang terjual melalui RPK di Jogja saja mencapai lebih dari 2 juta kilogram, meliputi 1.421.627 kg beras C4 medium, 221.555 kg gula pasir dan 130.062 kg minyak goreng. Kabar baik ini tentu mampu menjadi indikator ketertarikan masyarakat pada produk "KITA" besutan Bulog. Dari data di atas, terlihat bahwa masyarakat kini sudah tidak memandang beras Bulog sebagai beras no 2 lagi, malainkan masuk dalam daftar pilihan bahan pangan yang layak dikonsumsi sehari-hari.

Hal di atas tentu tidak lepas dari kerja keras Bulog dalam memperbaiki kualitas logistik mulai dari proses produksi, quality control hingga rebranding produk guna menyediakan bahan pangan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas. 

Selain itu Bulog juga telah memiliki sistem yang baik sehingga dapat menentukan harga eceran tertinggi  di bawah harga pasar sehingga berbagai produk "KITA" yang dijual melalui sahabat RPK banyak diminati masyarakat luas. Ketersediaan logistik, keterjangkauan harga dan kemudahan akses yang berpengaruh kuat pada stabilisasi harga sembako di pasaran tentu menjadi pertimbangan konsumen "KITA" di berbagai daerah. 

Belum lagi kalau masyarakat luas sampai tahu kalau ternyata Bulog juga bermitra dengan petani lokal, salah satunya diwujudkan dengan penandatanganan MOU dengan PT PERTANI (Persero) dalam mengolah gabah atau beras dalam negeri, juga melakukan pelaksanaan pembelian gabah atau beras secara nasional sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang tertuang dalam Inpres No.5 Tahun 2015.

Tahun lalu saja penyerapan gabah atau beras baik yang melalui melalui petani ataupun melalui mitra-mitra penggilingan mencapai 1.528.723 ton lho! Kalau produk-produk dalam negeri dibranding seapik ini, yakin nggak mau nyobain berasKITA, manisKITA ataupun produk komersial besutan Bulog lainnya? Kalau saya sih YES!

Salam hangat dari Jogja,

-Retno-

Sumber:

Bulog Bangun 50.000 Rumah Pangan Kita se-Indonesia, 2017

Bulog, Rpk dan Stabilisasi Pangan, 2018

Ini Syarat Mendirikan Rumah Pangan Kita dari Bulog, 2016

RPK di DIY Sudah Tembus 1096 Unit, 2018

Tugas Penyerapan Gabah/beras Terus Dilaksanakan, 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun