"Terus sekarang masih sering kerokan juga?".
"Iya. Soalnya udah cocok ama tradisi pengusir angin yang satu ini. Sayangnya, sekarang habis dikeroki ibu gamau bayar aku", haha.
"Yeee! Udah bagus masih dikerokin! Mmm,Ret, omong -omong, kok kerokan bisa ngusir masuk angin sih?".
"Menurut penelitian Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, kenaikan beta endorfin usai kerokan tersebut disebabkan karena aktivitas glandula pituitari dan pemecahan  pro hormon POMC (proopiomelanocortin) dari sel-sel keratinosit dan  sel endotel kapiler yang terjadi usai kerokan. Kenaikan beta endorfin usai kerokan inilah yang membuat tubuh menjadi lebih rileks".
"Jadi kalau cuma meriang, masuk angin, perut kembung ataupun pegal-pegal di tubuh, saya lebih memilih untuk kerokan saja. Bisa ngeman ginjal sekaligus menghemat pengeluaran. Sudah mudah dan murah, manjur pula. Kalau bisa hemat gini kan duitnya bisa ditabung buat jalan-jalan lagi".
"Ada gitu yang mau diceritain lagi Ret?".
"Sesungguhnya artikel ini dibuat sembari kerokan di dalam kamar, hehe. Bagi seorang content writer, tumpukan deadline pekerjaan yang sudah dijanjikan tak akan dibatalkan begitu saja karena alasan langit berawan, hujan atau hal-hal lain seperti macam perut kembung, pegal-pegal ataupun masuk angin. Eh, beneran lho, habis kerokan badan jadi lebih enakan!Â
Kerokan itu tidak seseram rumor yang beredar di luar sana kok. Kan kita bisa atur kapan mulai dan berhenti menggesek koin saat kerokan bukan? Asal kita bilang kalau sudah merasa cukupan, kerokan nggak akan bikin kesakitan kok."
Â
Salam sehat dari Jogja,