Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kerokan, Tradisi Usir Angin Andalan Lintas Jaman

26 November 2017   20:48 Diperbarui: 26 November 2017   22:22 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tentu ada banyak alasan mengapa balsem ini mampu bertahan menjadi andalan keluarga Indonesia hingga berpuluh tahun lamanya. Dengan harga yang sangat bersahabat, hanya Rp 4.400, saja, Balsem Lang seberat 10 gram bisa langsung dibawa pulang. Selain dapat mengusir masuk angin, kombinasi peppermint oil dan camphor dalam Balsem Lang juga dapat membantu meredakan pusing, pegal-pegal, keseleo, mabuk perjalanan hingga meredakan gatal-gatal akibat gigitan serangga. Aroma terapi dari Mentha arvensis alaminya juga terbukti melegakan pernapasan.

Komposisi dan Ijin BPOM Balsem Lang (dokumentasi pribadi)
Komposisi dan Ijin BPOM Balsem Lang (dokumentasi pribadi)
"Balsem yang diproduksi oleh PT Eagle Indo Pharma ini juga dilengkapi dengan Ijin BPOM dengan nomor POM QD. 132 711 991 lho! Jadi aman digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan seperti yang disebut di atas. Sudah murah, berkualitas, aman, praktis, eh banyak manfaatnya pula. Jadi jangan heran jika Anda menemukan banyak kawan yang membawa serta Balsem Lang saat travelling ataupun dinas ke luar kota".

"Oh gitu ya. Ada lagi rahasia kerokan yang mau dishare, Ret?".

"Oiya, satu lagi, kerokan itu punya teknik tersendiri, utamanya yang berkaitan dengan teknik menggesek benggol. Jadi setelah kulit diolesi dengan Balsem Lang, miringkan koin sebelum ditekan dan digosok ke permukaan kulit tubuh yang akan dikerok. Perhatikan pula kuku si pengerok ya. Usahakan jangan sampai mengenai kulit orang yang akan dikeroki. Dengan cara demikian, niscaya orang yang dikeroki akan terhindar dari lecet-lecet. Jika orang yang dikeroki memang sedang masuk angin, beberapa kali gesekan benggol saja akan menimbulkan bilur merah pada kulit.

"Bercerita tentang kerokan mau tak mau membuat saya membuka kembali kenangan akan moment kerokan semasa kecil yang cukup susah untuk dilupakan. Jadi semasa TK sampai SD kelas kecil, kalau saya masuk angin, ibu selalu mithing (mengunci tangan saya) agar saya lebih mudah untuk dikeroki. Lucunya, yang meriang, dikerokin dan sembuh saya, tapi yang capek dan kena peraturan wajib bayar itu ibu, hehe".

"Pokoknya kalau ibu mau ngeroki genduk (panggilan ibu ke saya), nanti ibu wajib bayar genduk!",  begitu kira-kira peraturannya.

"Geli sih kalau mengingat-ingat kembali momentlucu yang satu ini. Tapi demi anak, ibu saya sih mau-mau aja, hehe. Gokilnya lagi, yang pernah ngerokin saya itu nggak cuma ibu. Kadang kalau sedang masuk angin tapi sayanya lagi nggak mau dikeroki, dibawalah saya ke tukang kerok ternama di seberang desa sana. Nah, kalau yang ngeroki bukan ibu, bayaran ke sayanya lebih mahal".

"Mmm, kenapa gitu Ret bayarannya kok jadi lebih mahal?".

"Soalnya simbah-simbah yang ngeroki itu nggak pernah nurut kalau aku minta udahan aja ngerokinnya. Ditambah lagi simbah itu ngerokinnya rata banget dari ujung ke ujung. Meski masuk anginnya sembuh, tapi kan aku pakai drama nangis-nangis segala. Jadi wajar kan kalau bayaran ke akunya lebih mahal?".

"Auk ah Ret, sebel ih dengerin ceritanya". #teamibu

"Hehe", nyengir kuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun