Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Mengatasi Banyaknya Ancaman Putus Sekolah pada Masa Pandemi Covid-19

21 Juni 2021   13:55 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:03 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak merebaknya virus covid-19 pada awal tahun 2020, berakibat mengubah tatanan kehidupan dalam semua bidang.

Masa pandemi merupakan kondisi dimana wabah ini terjadi menyeluruh/global. Menurut WHO, wabah penyakit ini terjadi jika kejadiannya itu secara menyeluruh dan tersebar keseluruh dunia. Penyakit ini mengakibatkan aktifitas yang biasa dilakukan manusia menjadi serba berubah, dari yang awalnya aktifitas dikerjakan diluar rumah, untuk kondisi sekarang ini harus dikerjakan dirumah. Walaupun demikian setalah dilakukan beberapa bulan pada masa pandemi ini ternyata hal tersebut dinilai kurang efektif dan kurang maksimalnya pekerjaan.

Beberapa sektor yang kena imbasnya dari pandemi yaitu dari sektor ekonomi dan dan sektor pendidikan. Di sektor pendidikan ini juga mengakibatkan dampak ditutupnya madrasah/sekolah diseluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut agar penyebaran virus covid-19 ini segera hilang, oleh karena itu pencegahan harus dilakukan secepat mungkin, sehingga nantinya dapat dilaksanakan kembali pembelajaran tatap muka seperti sedia kala.

Bertatap muka langsung dalam dalam setiap kegiatan pembelajaran, untuk saat sekarang ini dimasa pandemi menjadi pembelajaran yang dilangsungkan dirumah, karena untuk menghindari paparan virus yang semakin massif dari waktu kewaktu. Penggunaaan fasilitas internet menjadi salah satu cara untuk menyampaikan materi ataupun informasi lainya ketika pembelajaran jarak jauh.

Proses pembelajaran pelaksanaanya harus tetap ada, karena peserta didik mempunyai hak untuk belajar. Karena bagaimanapun peserta didik merupakan penerus bangsa. Lembaga pendidikan yang berperan dalam proses pembelajaran yaitu sekolah. Sekolah harus cepat dalam menanggapi permasalahan pandemi covid-19 ini yang tak kunjung mereda dengan berusaha agar proses pembelajaran dapat tetap dilakukan secara efektif.

Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik mengalami penurunan dalam kualitas belajarnya baik dari segi berfikir, pengetahuan terlebih psikomotoriknya. Untuk itu harus adalangkah-langkah yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan yaitu peserta didik, pendidik, orang tua serta pemerintah agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif digunakan dalam kondisi sekarang ini.

Pembelajaran jarak jauh ini dapat dilakukan dengan menggunakan media yang mendukung seperti smartphone maupun laptop. Smartphone merupakan media yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran saat ini, yang disertai dengan penggunaan fasilitas internet agar lebih mudah dalam mengakses berbagai informasi secara cepat, sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih interaktif dan tidak pasif.

Dalam penggunaannya smartphone memiliki beberapa manfaat, yaitu pertama, smartphone ini merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan mudah sehingga menbantu peserta didik jika mempunyai kesulitan dalam belajar. Selain itu alat ini juga efektif dalam penyampaian materi pelajaran dan menjadikan aktivitas belajar yang dilaksanakan tidak pasif serta mengatasi kendala-kendala yang muncul ketika pembelajaran jarak jauh.

Namun dalam mengaplikasikan pembelajaran berbasis online atau internet tersebut masih banyak menjumpai kendala yang terjadi dibeberapa sekolah terlebih di sekolah dasar, baik pendidik, peserta didik, maupun orang tua/wali peserta didik. Pada masa sekarang ini yang masih dalam suasana pandemi yang menjadi media utama dalam pembelajaran adalah internet, tetapi banyak masalah yang dikeluhkan oleh yang bersangkutan dalam proses pembelajaran ini, yaitu jangkauan jaringan internet yang sulit didapatkan terlebih pada tempat yang terpencil, kemudian dari segi ekonomi yaitu tidak semua memiliki smartphone, selain itu pengeluaran untuk membeli paket data, sehingga menjadikan keberatan bagi orang tua dan peserta didik tentunya.

Kedua, Smartphone ini dapat menciptakan cakupan yang meluas, yang menjadikan semua pihak mudah dalam beraktifitas dalam segala hal, termasuk pihak yang besangkutan dalam kaitannya pembelajaran yaitu peserta didik, pendidik dari awal menyampaikan materi pelajaran, kelancaran dalam prosesnya, sampai memahamkan siswa sehingga siswa dapat menerima dan mengakses materi pembelajaran.

Namun, pada saat wabah covid-19 ini terjadi masih ada tempat-tempat yang tidak bisa melancarkan pembelajaran. Persoalan yang sering terjadi yaitu mengenai kurangnya ketrampilan dalam menggunakan media smartphone yang berbasis internet ini.

Pendidik, peserta didik maupun orang tua banyak yang belum siap dengan aktifitas baru ini, yang awalnya dilakukan secara tatap muka, sekarang harus dilaksanakan secara online atau jarak jauh. Banyak dari orang tua yang kesulitan dalam menyesuaikan pembelajaran sekarang ini. Orangtua harus bisa beradaptasi dan turut serta dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh. Setiap hari orang tua mendampingi dan mengarahkan peserta didik ketika pembelajaran sedang berlangsung, baik lewat group whatsapp, zoom, google meet ataupun lainnya.

Setelah berlangsungnya pembelajaran selama beberapa bulan, banyak sekali yang mengeluhkan tentang kondisi sekarang ini, terlebih dalam pendidikan. Hal itu diutarakan oleh orang tua dalam sosial media. Orang tua mempunyai tanggapan bahwasannya pembelajaran berbasis online masih mempunyai banyak kekurangan, disamping itu orang tua mempunyai peran ganda yaitu mencari nafkah dan menjadi pendidik penuh untuk anaknya ketika dirumah.

Pembelajaran berbasis online ini dapat berjalan jika peserta didik memiliki alat bantuan pembelajaran berupa smartphone yang dilengkapi internet. Pembelajaran dapat berlangsungdengan lancar jika orang tua memfasilitasi peserta didik. Jika orang tua memiliki anak tunggal dan mempunya smartphone satu tentu tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah jika ada orang tua yang memiliki anak dua ataupun tiga bahkan lebih, tetapi hanya memiliki sebuah smartphone, dimana anak yang pertama sekolah di SMP, yang kedua dn ketiga belajar di SD. Hal tersebut akan menimbulkan kebingungan tersendiri bagi orang tua, jika pada suatu hari terdapat tugas yang bersamaan.

Selain itu kurangnya pemahaman orang tua terhadap teknologi komunikasi pada saat sekarang ini juga menjadi sebuah masalah lain yang muncul ketika pembelajaran berbasis online ini, kesulitan untuk menemani atau mengarahkan anak ketika pembelajaran daring. Hal itu menimbulkan miskomunikasi antara guru, anak dan orang tua dan berakibat terbengkalainya pembelajaran. Kendala lain yang juga dialami ketika konferensi video yaitu ketika smartphone digunakan orang tua untuk bekerja.

Orang tua mempunyai kedudukan yang paling penting untuk anak-anaknya pada saat seperti ini, karena seorang anak membutuhkan pembimbing untuk mengarahkan an-anaknya agar tetap mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang baik. Perhatian orang tua juga dibutuhkan seorang anak, oleh karena itu orang tua harus bisa membagi waktu dengan baik, hal tersebut tentunya ada yang menjadikan dilema tersendiri bagi orang tua. Karena pada awalnya proses pembelajaran tidak begitu menyertakan orang tua.

Ada dua masalah mengenai pendidikan yang bersangkutan dengan peserta didik, dan orang tua. Pertama menghadirkan pembelajaran jarak jauh secara maksimal dan berkualitas. Perlu diketahui bahwasanya pembelajaran jarak jauh atau biasa dikatakan pembelajaran daring bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk mencapai pembelajaran yang berhasil dan berkualitas. Kurang maksimalnya pembelajaran pada masa sekarang ini menjadikan anak malas ketika pembelajaran online. Hal itu dikarenakan faktor eksternal dan internal yang salah satu dipengaruhi dari teman sebaya. Tidak dipungkiri bahwasanya teman sebaya juga mempunyai pengaruh dalam pembelajaran. Anak akan semangat belajar jika bertemu teman, atau contoh lain jika anak kurang bisa memahami anak akan bertanya pada temannya. Hal tersebut akan memudahkan pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih berkualitas.

Kedua, mengatasi masalah anak yang ingin putus sekolah. Hal ini dikarenakan banyak orang tua kesulitan mendukung pembelajaran jarak jauh yaitu dari faktor ekonomi. Pada masa pandemi ini yang mengalami perubahan bukan hanya dari sektor pendidikan melainkan juga dari sektor ekonomi. Karena hal itulah tidak sedikit orang tua berfikir kembali ketika mau mendaftarkan anaknya kesekolah, karena mungkin dari segi biaya yang tidak mencukupi.

Cara mencegah agar tidak banyak yang putus sekolah, pihak sekolah perlu melakukan pengecekan ulang terhadap kasus tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan diagnotik kepada yang bersangkutan yaitu peserta didik dan orang tua. Yang terkait dengan lembaga pendidikan juga harus meninjau ulang permasalahan-permasalahan dan dilema yang sednag dialami peserta didik dan orang tua tersebut. Jika kita mendapati seorang peserta didik yang malas atau kurang minat ketika pembelajaran online berlangsung dan seringnya tidak mengumpulkan tugas, tidak dengan langsung memvonis peserta didik tersebut malas, karena mungkin saja hal tersebut ada alasan lain, semisal tidak mempunyai data paket atau tidak ada jaringan.

Harus ada komunikasi antara pendidik, wali kelas, guru BK (bimbingan dan konseling) ketika menangani kasus anak yang ingin putus sekolah. Cara lain yaitu dengan mengadakan dialog pribadi antara peserta didik, orang tua. Selain itu perlu adanya edukasi terhadap warga masyarakat setempat tentang pentingnya pendidikan untuk bekal dimasa yang mendatang. Sehingga akan mengurangi keinginan putus sekolah, dan pendekatan tersebut akan erhasil mengurangi resiko putus sekolah.

Selain itu harus meninjau ulang terkait kurikulum yang digunakan, kemudian kurikulum tersebut harus meluas dan mengasosiasikan kebutuhan khususnya keluarga yang kurang mampu akan pendidikan. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu kualitas pembelajaran, karena kualitas pengajaran juga menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik, jika pendidik kreatif dalam menyampaikan materi, peerta didik juga akan tertarik mengikuti pembelajaran, sebaliknya jika penyampaian materi cenderung pasing maka disitulah peserta didik mulai malas untuk melanjutkan proses pembelajaran.

Kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan untuk bisa melatih pendidik agar lebih profesional dalam proses pembelajaran, selain itu perbaikan harus dilakukan supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan yaitu suksesnya pembelajaran. Cara meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidik, meningkatkan materi ajar, meningkatkan cara atau metode dalam mengajaar, kemudian meningkatkan saranadan kualitas belajar.

PEMERINTAH DAN SOLUSI UNTUK PENDIDIKAN DIMASA PANDEMI

Banyak upaya sudah dilaksanakan oleh kementerian supaya pembelajaran dapat berjalan kembali, walaupun  dengan model belajar jarak jauh yang berbasis internet dengan sejumlah kekurangan dan kelebihannya.

Usaha pemerintah yaitu dengan memberikan layanan program belajar melalui siaran TVRI. Perusahaan yang bergerak dibidang pendidikan pun ikut membatu dalam mempermudah proses pembelajaran peserta didik seperti ruang guru dll. Hal itu dilakukan supaya anak bisa lebih mudah dalam belajar.

Pendidikan dimasa pandemi Covid-19, sekolah mempunyai kebebasan dalam menentukan kurikulum, tentunya kurikulum tersebut  harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Seperti yang telah diungkapkan dalam ketusuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan perihal kurikulum ketika masa-masa darurat seperti ini.

Hal yang dilakukan pemerintah perihal pelaksanaan belajar mengajar pada zona kuning serta hijau kembali dapat menjalankan pembelajaran seperti sedia kala yaitu tatap muka, tetapi mempunyai bebrapa syarat yang harus dipenuhi yaitu dengan tetap menjaga protokol kesehatan dengan selalu menjaga kebersihan dan tidak lupa memakai masker serta mengurangi kerumunan.

Pemerintah melakukan penyesuaian terkait pelaksanaan pembelajaran dizona kuning dan hijau dapat menjalankan pembelajaran secara tatap muka tetapi harus dengan menerapkan protokol kesehatan 5 M yang sangat ketat, meliputi : Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas.

Untuk daerah yang masih termasuk zona oranye atau bahkan zona merah, pembelajaran harus tetap dilakukan secara online. Hal ini dilakukan supaya mata penyebaran covid-19 tidak menyebar, karena dikhawatirkan jika pembelajaran masih dilakukan secara tatap muka peserta didik saling berinteraksi sehingga akan menambah mata rantai penyebaran covid-19, apalagi anak yang masih sekolah dasar, yang pastinya jauh lebih banyak interaksinya kepada teman sebaya.

Pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat mengenai kasus covid-19 ini, terlebih perihal pendidikan agar segera bisa dilakukan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu pemerintah memberikan kesempatan pada daerah yang sudah zona hijau untuk syarat dibukanya sekolah yaitu dengan vaksinasi pendidik terlebih dahulu kemudian tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Setelah hal tersebut terpenuhi barulah dilakukan uji coba pembelajaran tatap muka.

Semoga dengan usaha tersebut kondisi bisa membaik disektor manapun terlebih sektor pendidikan.

Ditulis oleh: Dyah Meidita - Mahasiswi IAIN Kudus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun