Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Mengatasi Banyaknya Ancaman Putus Sekolah pada Masa Pandemi Covid-19

21 Juni 2021   13:55 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:03 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidik, peserta didik maupun orang tua banyak yang belum siap dengan aktifitas baru ini, yang awalnya dilakukan secara tatap muka, sekarang harus dilaksanakan secara online atau jarak jauh. Banyak dari orang tua yang kesulitan dalam menyesuaikan pembelajaran sekarang ini. Orangtua harus bisa beradaptasi dan turut serta dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh. Setiap hari orang tua mendampingi dan mengarahkan peserta didik ketika pembelajaran sedang berlangsung, baik lewat group whatsapp, zoom, google meet ataupun lainnya.

Setelah berlangsungnya pembelajaran selama beberapa bulan, banyak sekali yang mengeluhkan tentang kondisi sekarang ini, terlebih dalam pendidikan. Hal itu diutarakan oleh orang tua dalam sosial media. Orang tua mempunyai tanggapan bahwasannya pembelajaran berbasis online masih mempunyai banyak kekurangan, disamping itu orang tua mempunyai peran ganda yaitu mencari nafkah dan menjadi pendidik penuh untuk anaknya ketika dirumah.

Pembelajaran berbasis online ini dapat berjalan jika peserta didik memiliki alat bantuan pembelajaran berupa smartphone yang dilengkapi internet. Pembelajaran dapat berlangsungdengan lancar jika orang tua memfasilitasi peserta didik. Jika orang tua memiliki anak tunggal dan mempunya smartphone satu tentu tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah jika ada orang tua yang memiliki anak dua ataupun tiga bahkan lebih, tetapi hanya memiliki sebuah smartphone, dimana anak yang pertama sekolah di SMP, yang kedua dn ketiga belajar di SD. Hal tersebut akan menimbulkan kebingungan tersendiri bagi orang tua, jika pada suatu hari terdapat tugas yang bersamaan.

Selain itu kurangnya pemahaman orang tua terhadap teknologi komunikasi pada saat sekarang ini juga menjadi sebuah masalah lain yang muncul ketika pembelajaran berbasis online ini, kesulitan untuk menemani atau mengarahkan anak ketika pembelajaran daring. Hal itu menimbulkan miskomunikasi antara guru, anak dan orang tua dan berakibat terbengkalainya pembelajaran. Kendala lain yang juga dialami ketika konferensi video yaitu ketika smartphone digunakan orang tua untuk bekerja.

Orang tua mempunyai kedudukan yang paling penting untuk anak-anaknya pada saat seperti ini, karena seorang anak membutuhkan pembimbing untuk mengarahkan an-anaknya agar tetap mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang baik. Perhatian orang tua juga dibutuhkan seorang anak, oleh karena itu orang tua harus bisa membagi waktu dengan baik, hal tersebut tentunya ada yang menjadikan dilema tersendiri bagi orang tua. Karena pada awalnya proses pembelajaran tidak begitu menyertakan orang tua.

Ada dua masalah mengenai pendidikan yang bersangkutan dengan peserta didik, dan orang tua. Pertama menghadirkan pembelajaran jarak jauh secara maksimal dan berkualitas. Perlu diketahui bahwasanya pembelajaran jarak jauh atau biasa dikatakan pembelajaran daring bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk mencapai pembelajaran yang berhasil dan berkualitas. Kurang maksimalnya pembelajaran pada masa sekarang ini menjadikan anak malas ketika pembelajaran online. Hal itu dikarenakan faktor eksternal dan internal yang salah satu dipengaruhi dari teman sebaya. Tidak dipungkiri bahwasanya teman sebaya juga mempunyai pengaruh dalam pembelajaran. Anak akan semangat belajar jika bertemu teman, atau contoh lain jika anak kurang bisa memahami anak akan bertanya pada temannya. Hal tersebut akan memudahkan pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih berkualitas.

Kedua, mengatasi masalah anak yang ingin putus sekolah. Hal ini dikarenakan banyak orang tua kesulitan mendukung pembelajaran jarak jauh yaitu dari faktor ekonomi. Pada masa pandemi ini yang mengalami perubahan bukan hanya dari sektor pendidikan melainkan juga dari sektor ekonomi. Karena hal itulah tidak sedikit orang tua berfikir kembali ketika mau mendaftarkan anaknya kesekolah, karena mungkin dari segi biaya yang tidak mencukupi.

Cara mencegah agar tidak banyak yang putus sekolah, pihak sekolah perlu melakukan pengecekan ulang terhadap kasus tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan diagnotik kepada yang bersangkutan yaitu peserta didik dan orang tua. Yang terkait dengan lembaga pendidikan juga harus meninjau ulang permasalahan-permasalahan dan dilema yang sednag dialami peserta didik dan orang tua tersebut. Jika kita mendapati seorang peserta didik yang malas atau kurang minat ketika pembelajaran online berlangsung dan seringnya tidak mengumpulkan tugas, tidak dengan langsung memvonis peserta didik tersebut malas, karena mungkin saja hal tersebut ada alasan lain, semisal tidak mempunyai data paket atau tidak ada jaringan.

Harus ada komunikasi antara pendidik, wali kelas, guru BK (bimbingan dan konseling) ketika menangani kasus anak yang ingin putus sekolah. Cara lain yaitu dengan mengadakan dialog pribadi antara peserta didik, orang tua. Selain itu perlu adanya edukasi terhadap warga masyarakat setempat tentang pentingnya pendidikan untuk bekal dimasa yang mendatang. Sehingga akan mengurangi keinginan putus sekolah, dan pendekatan tersebut akan erhasil mengurangi resiko putus sekolah.

Selain itu harus meninjau ulang terkait kurikulum yang digunakan, kemudian kurikulum tersebut harus meluas dan mengasosiasikan kebutuhan khususnya keluarga yang kurang mampu akan pendidikan. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu kualitas pembelajaran, karena kualitas pengajaran juga menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik, jika pendidik kreatif dalam menyampaikan materi, peerta didik juga akan tertarik mengikuti pembelajaran, sebaliknya jika penyampaian materi cenderung pasing maka disitulah peserta didik mulai malas untuk melanjutkan proses pembelajaran.

Kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan untuk bisa melatih pendidik agar lebih profesional dalam proses pembelajaran, selain itu perbaikan harus dilakukan supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan yaitu suksesnya pembelajaran. Cara meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidik, meningkatkan materi ajar, meningkatkan cara atau metode dalam mengajaar, kemudian meningkatkan saranadan kualitas belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun