Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Dibawa ke Mana Arah Pendidikan Anak Kita?

22 Maret 2018   10:39 Diperbarui: 22 Maret 2018   12:45 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah hakikat ilmu itu untuk dimanfaatkan dalam keseharian, supaya hidup jadi lebih baik dan bermartabat? Hakikat ilmu bukan sekedar dihafal, kan?

Jika anak Anda saat ini masih sekolah, sebaiknya jelaskan pada mereka bahwa 'sekolah tidak bisa kamu jadikan harapan di masa depan'. Jadi, jangan sekolah saja. Kamu perlu cari sesuatu yang lebih dari sekolah.

Misalnya, mengajak anak mengikuti seminar atau pelatihan sesuai minat mereka. Ajak anak bergabung dengan komunitas sehobi, mengajarkan cara berorganisasi, mengikutsertakan dalam kegiatan sosial, mengedukasi mereka mengenai profesi Anda, menunjukkan bagaimana cara orang-orang berjuang menjemput rezeki, mengajak anak memperhatikan kondisi sekitar agar mereka cermat melihat peluang masa depan dsb.

Jangan hanya dituntut untuk membaca buku, mengerjakan PR dan dapat nilai bagus tiap kali ulangan. Karena jika hanya itu yang menjadi fokus Anda, mereka akan kaget dan tidak luwes menghadapi dunia setelah lulus sekolah.

Harapan pada Sekolah

Saat kita mengantarkan anak ke sekolah, kita pasti menaruh harapan yang besar. Bahwa melalui sekolah, hidup anakku harus lebih baik ketimbang orangtuanya. Sayangnya, praktik pendidikan saat ini dianggap belum mampu mewujudkan harapan tersebut.

Anak dari keluarga mampu akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan titelyang dianggap lebih baik, mereka berkesempatan melamar kerja di perusahaan besar, mencoba-coba jadi karyawan BUMN atau PNS.

Sedangkan, anak dari keluarga tidak mampu yang tidak kuliah harus rela menjadi pekerja kasar dan dibayar murah.

Sejatinya, apakah sekolah bisa dijadikan harapan? Padahal, anak-anak dari keluarga dengan finansial pas-pasan sudah menaruh impian besar pada sekolah.

Sejak sekolah dasar, anak seharusnya sudah diajarkan ilmu dan keterampilan hidup yang memadai serta dibantu melakukan identifikasi potensi. Agar mereka yang tak mampu melanjutkan pendidikan tinggi, bisa hidup dengan lebih baik melalui  bekal yang mereka dapatkan dari sekolah.

Sayangnya, yang terjadi justru sekolah hanya mengajarkan banyak teori yang tidak ada hubungannya dengan masa depan, cita-cita dan masalah yang sering dihadapi dalam keseharian.

Jika seperti ini, mau dibawa kemana arah pendidikan anak-anak kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun