Bukankah hakikat ilmu itu untuk dimanfaatkan dalam keseharian, supaya hidup jadi lebih baik dan bermartabat? Hakikat ilmu bukan sekedar dihafal, kan?
Jika anak Anda saat ini masih sekolah, sebaiknya jelaskan pada mereka bahwa 'sekolah tidak bisa kamu jadikan harapan di masa depan'. Jadi, jangan sekolah saja. Kamu perlu cari sesuatu yang lebih dari sekolah.
Misalnya, mengajak anak mengikuti seminar atau pelatihan sesuai minat mereka. Ajak anak bergabung dengan komunitas sehobi, mengajarkan cara berorganisasi, mengikutsertakan dalam kegiatan sosial, mengedukasi mereka mengenai profesi Anda, menunjukkan bagaimana cara orang-orang berjuang menjemput rezeki, mengajak anak memperhatikan kondisi sekitar agar mereka cermat melihat peluang masa depan dsb.
Jangan hanya dituntut untuk membaca buku, mengerjakan PR dan dapat nilai bagus tiap kali ulangan. Karena jika hanya itu yang menjadi fokus Anda, mereka akan kaget dan tidak luwes menghadapi dunia setelah lulus sekolah.
Harapan pada Sekolah
Saat kita mengantarkan anak ke sekolah, kita pasti menaruh harapan yang besar. Bahwa melalui sekolah, hidup anakku harus lebih baik ketimbang orangtuanya. Sayangnya, praktik pendidikan saat ini dianggap belum mampu mewujudkan harapan tersebut.
Anak dari keluarga mampu akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan titelyang dianggap lebih baik, mereka berkesempatan melamar kerja di perusahaan besar, mencoba-coba jadi karyawan BUMN atau PNS.
Sedangkan, anak dari keluarga tidak mampu yang tidak kuliah harus rela menjadi pekerja kasar dan dibayar murah.
Sejatinya, apakah sekolah bisa dijadikan harapan? Padahal, anak-anak dari keluarga dengan finansial pas-pasan sudah menaruh impian besar pada sekolah.
Sejak sekolah dasar, anak seharusnya sudah diajarkan ilmu dan keterampilan hidup yang memadai serta dibantu melakukan identifikasi potensi. Agar mereka yang tak mampu melanjutkan pendidikan tinggi, bisa hidup dengan lebih baik melalui  bekal yang mereka dapatkan dari sekolah.
Sayangnya, yang terjadi justru sekolah hanya mengajarkan banyak teori yang tidak ada hubungannya dengan masa depan, cita-cita dan masalah yang sering dihadapi dalam keseharian.
Jika seperti ini, mau dibawa kemana arah pendidikan anak-anak kita?