Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa yang Paling Bodoh, Anda atau Tarzan?

3 Maret 2018   10:15 Diperbarui: 3 Maret 2018   11:36 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya percaya, semua orang itu cerdas. Karena kecerdasan sendiri menurut saya adalah kemampuan dalam memandang, mengungkapkan dan merespon suatu hal berdasarkan pengalaman seseorang.

Setiap orang jelas punya pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan sepanjang hidupnya. Masalah yang datang akan direspon dengan cara berbeda sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka. Ada yang cepat dapat solusi, ada yang masalahnya makin hari makin rumit.

Ini bukan karena mereka bodoh, melainkan karena kita punya cara unik dalam merespon suatu hal. Sekali lagi, sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki.

Yang paling disayangkan, masih banyak orangtua dan guru hobi sekali memberi label pada anak. Bodoh, telat mikir, loading lama, pemalasdll.

Ada satu bagian dalam pikiran yang disebut dengan critical areayang mana tugasnya adalah menyaring informasi sebelum akhirnya disimpan dalam pikiran bawah sadar. Anak-anak yang usianya di bawah 13 tahun, critical area-nya belum bekerja secara optimal. Ini berarti, apapun yang Anda katakan pada anak langsung diterima begitu saja.

Langsung masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi program dalam pikiran anak. Kalau anak biasa disebut bodohatau tolol,maka kedua istilah tersebut akan dianggap kebenaran oleh anak. Seterusnya, jika hingga dewasa anak tidak menyadari hal ini dan mengubahnya, mareka akan selalu menganggap dirinya bodohdan tak mampu melakukan apapun.

Ternyata, selama ini yang membuat mereka bodoh adalah kita sendiri. Orangtua, guru dan lingkungan yang sembarangan memberi label.

Disini kita bisa melihat, kenapa ada anak yang cepat mengerjakan tugas, kenapa ada anak yang lamban berpikir. Karena tiap orang punya kecepatan berbeda dalam memproses informasi. Sekali lagi, tergantung pengetahuan dan pengalaman hidup.

Pengetahuan dan pengalaman hidup ini dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Dipengaruhi oleh bagaimana anak diperlakukan lingkungan selama ini. Dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, tradisi dan budaya, itulah yang membuat kadar kecerdasan tiap manusia berbeda.

Anda dan Tarzan

Saya punya sebuah kisah untuk menganalogikan makna kecerdasan tiap orang yang berbeda-beda. Kisah ini saya beri judul Anda dan Tarzan. Ayo tebak! Siapa yang paling BODOH diantara Anda dan Tarzan.

Kisahnya begini, Anda dan Tarzan sudah berteman sangat lama. Suatu hari, Tarzan yang biasa tinggal di hutan, Anda ajak main ke kota. Di rumah Anda, Tarzan bertemu dengan beragam benda elektronik. Mulai dari mesin cuci yang berbunyi saat cucian sudah bersih, smartphoneyang bisa menampilkan gambar bergerak hingga mobil yang bisa mengantarkan kita kemana-mana.

Tarzan yang tidak pernah melihat benda-benda ini, dia kaget, bingung. Dia bersikap katrok! Dia pencet ini dan itu, tidak mampu mengoperasikannya malah merusak. Apa yang Anda lakukan? Anda menertawakannya! Anda menganggap tarzan itu goblok!

Anda berkata, Tarzan kamu ini goblok banget sih! Gitu aja nggak ngerti.

Sekarang, sebagai balas jasa karena Anda sudah mengajak Tarzan tinggal di kota, gantian Anda yang diajak Tarzan tinggal di hutan. Di sana sama sekali tidak ada benda-benda elektronik yang memudahkan hidup Anda.

Anda diajak Tarzan ke sungai untuk mencari ikan. Tarzan menggunakan benda semacam tombak untuk mendapatkan ikan. Kemudian, Anda mengikuti apa yang Tarzan lakukan. Ternyata, Anda tidak bisa! Berkali-kali Anda coba, tapi selalu gagal.

Malam sudah larut, Anda ingin mendapatkan penerangan di gua, tapi di sana tidak ada listrik. Tarzan meminta Anda untuk menyalakan api dengan cara menggesakkan dua buah batu. Well,lagi-lagi Anda tidak bisa!

Kira-kira, apa yang dilakukan Tarzan melihat Anda tidak bisa melakukan apapun di hutan? Tarzan menertawakan Anda!

Tarzan berkata, Anda ini ternyata goblok ya! Nggak bisa apa-apa.

Jadi, siapa yang sebenarnya goblok di sini? Tarzan atau Anda?

Saya harap setelah membaca sedikit analogi tersebut, Anda mengerti maksud saya. Kecerdasan itu dinilai dari dunia yang dijalani seseorang. Tarzan mungkin bodoh di mata Anda. Itu karena ia terbiasa hidup di hutan. Anda bodoh bagi Tarzan, itu karena Anda terbiasa hidup di kota.

Tiap orang itu cerdas, dalam konteks hidupnya masing-masing!

Sekali lagi, anak-anak kita sesungguhnya cerdas. Apabila kita sebagai orangtua atau gurunya, bisa merancang proses pembelajaran yang diawali dengan melihat kebutuhan anak didik.

Apa sih kebutuhan anak kita? Bagaimana kecenderungan belajarnya? Nah, melalui proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing anak, saya yakin mereka bisa berkembang sesuai potensi atau kekuatan khasnya.

Jangan suka ngasihlabel bodoh, lola, telmi, tolol, bebal, pemalasdll. Ingat ya, mereka cerdas. Tugas Anda adalah menemukan kecerdasan mereka dan membantu mereka menggosok kecerdasan itu agar makin cemerlang dan bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungan.

Hayo, siapa yang dulu waktu di kelas dapat cap bodoh dan tolol dari gurunya? Tulis di kolom komentar ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun