Tapi, praktiknya jauh lebih penting agar anak-anak paham manfaatnya mempelajari sesuatu. Agar mereka paham manfaat dari sekolah adalah mendapatkan kemampuan dan pengetahuan yang bisa diterapkan di dunia nyata.
Melalui praktik, anak-anak pun lebih cepat paham ketimbang sekedar membaca atau menghafal.
Perbedaan keenam, peranan orangtua
Sekolah tak banyak melibatkan orangtua. Orangtua pun kadang lepas tangan dengan pendidikan anak-anaknya. Kalau sudah sekolah artinya aman dan kita terima bersih, kemudian menuntut sekolah agar bisa membuat anak menjadi pintar.
Artinya, kalau anak tak pintar, itu salah sekolah. Kalau anak malas dan sering ketinggalan pelajaran, orangtua tak perlu introspeksi diri.
Homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga. Semua hal terkait pendidikan menjadi tanggung jawab orangtua. Kita terlibat total dalam proses pendidikan anak, membangun karakter baik dan mengembangkan kepribadian mereka.
Perbedaan ketujuh, fasilitas belajar
Sekolah memberikan akses fasilitas untuk bidang akademis. Perpustakaan, lab fisika, ruang praktikum biologi, lab bahasa, ruang komputer. Hampir sebagian besar fasilitas itu untuk mengembangkan minat akademis.
Sedangkan, untuk fasilitas non akademis seperti musik, tari, teknologi, gambar biasanya tak mendapatkan fasilitas mumpuni. Fasilitas yang disediakan untuk mapel yang tidak diikutsertakan dalam Ujian Nasional biasanya dinomorduakan.
Mata pelajaran dengan pamor tinggi (mapel UN) selalu lebih spesial!
Homeschooling menuntut orangtua dan anak untuk kreatif. Kalau ingin melakukan praktikum biologi, kita bisa memanfaatkan barang di rumah seadanya.
Kalau ingin menggunakan sebuah fasilitas tapi anggarannya belum cukup, kita bisa coba bergabung dengan komunitas homeschooling. Dalam komunitas, kita bisa temukan anak-anak dengan minat yang sama.
Perbedaan kedepalan, kurikulum
Sekolah harus menganut kurikulum yang dicetak oleh pemerintah pusat. Jadi, semua sekolah dari Sabang sampai Merauke harus mengikuti kurikulum tersebut.