Mohon tunggu...
Reza Pratama Nugraha
Reza Pratama Nugraha Mohon Tunggu... -

A biologist, hobby membaca, suka berkhayal, dan ditumpahkan ke dalam tulisan dan gambar | illustrasi : http://liopolt09.deviantart.com/ |Blog: http://catatansikurakura.blogspot.co.id/ | Email : Liopolt09@gmail.com | Biologi Unsoed '13

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Alarm

16 Maret 2017   04:19 Diperbarui: 16 Maret 2017   04:25 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pria tiba-tiba melihat dirinya berada di tengah antah berantah. Ingatannya kabur, dan dirinya tiba-tiba merasa panik untuk melihat sekitar. Langit sore keoranye-oranyean tanpa awan sedikitpun, jalanan aspal berstrip putih tak berujung hingga ujung ufuk, tidak ada pohon, udara terasa penat, dan panas. Ia memakai jas coklat usang, topi, dan tas koper. Disekitarnya orang-orang berjalan tak tentu arah, beberapa mirip dengannya memakai jas dan topi, dan beberapa dari mereka juga ada yang memiliki karakteristik yang aneh, misal anjing berwajah manusia yang baru mengendus sepatunya, atau seorang buta yang mengendarai sepeda yang berjalan mundur.

“Aku pasti sedang bermimpi.”

Ya, hanya itu yang pria itu pahami, semuanya masuk akal jika dia berpikir demikian. Setelah menyimpulkan, ia kemudian duduk di jalan aspal membiarkan celana bahannya kotor, dan menunggu dirinya untuk bangun kembali ke dunia nyata. Namun lama-lama ia merasa tidak enak, orang-orang terus berjalan namun dirinya tidak. Beberapa memandangnya, lalu melanjutkan berjalan.

Pada saat itu, tiba-tiba seorang kakek tua berjas hitam memegang pundak pria tersebut dari belakang.

“Kenapa kau duduk nak?”

“Aku sedang bermimpi kek, dunia ini tidak masuk akal. Untuk apa capek-capek berjalan?”

“Aku tadi berpikir juga demikian.”

Tiba-tiba ada perasaan menjanggal dari pria tersebut.

“Tapi lebih baik kau berjalan, mungkin kita bisa mengobrol.”

Sesungguhnya tidak usah diberitahu, pria tersebut memang bermaksud ingin berdiri dan berjalan-jalan sedikit. Dia berpura-pura enggan, entah mengapa ia harus berpura-pura, lalu akhirnya berdiri sambil membersihkan celananya.

“Mengapa kau begitu yakin bahwa ini mimpi?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun